Akan Ada Pura untuk Umat Hindu di Tiongkok
Kabar gembira untuk umat Hindu yang bermukim di China atau Republik Rakyat Tiongkok (RTT).
DENPASAR, NusaBali
Sebentar lagi, sebuah pura tempat suci bagi umat Hindu---akan berdiri di Negeri Tirai Bambu tersebut. Kepastian akan dibangunnya pura ini diperoleh setelah Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali yang diundang melakukan lawatan ke China dan berdiskusi dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RI di negeri tersebut, 30 Juni-8 Juli 2018 lalu. Rombongan PHDI Bali yang berkunjung ke China, antara lain, Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari (Dharma Upapati), I Made Suasti Puja (Ketua Paruman Walaka), Drs I Ketut Pasek Swastika (Wakil Ketua II), I Nyoman Kenak SH (Wakil Ketua VI), Dr Dra Relin DE MAg (Wakil Ketua VIII), dan I Made Suarta (Wakil Bendahara).
Ketua PHDI Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi, mengatakan tawaran pembangunan pura di Tiongkok datang dari Konjen RRT di Bali. Pura tersebut nantinya akan digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu yang menetap di Negeri Tirai Bambu, sekaligus memperkuat hubungan budaya Tiongkok-Indonesia, khususnya Bali.
“Minggu lalu (30 Juni-8 Juli 2018), kami diundang langsung ke RTT dan berdialog langsung seputar seni, budaya, dan pendidikan. Pembangunan pura, baik secara konsep maupun teknis, akan dibahas di internal Konjen RTT,” ungkap Prof Sudiana di Denpasar, Kamis (19/7).
Menurut Prof Sudiana, rencana pembangunan pura ini merupakan dukungan positif dari pemerintah RRT yang memiliki komitmen besar memfasilitasi rumah ibadah bagi umat Hindu yang ada di negaranya. PHDI Bali pun menyambut baik keinginan untuk mewujudkan pura di Tiongkok tersebut. Prof Sudiana mengatakan, perlu kajian serius untuk mematangkan konsep pembangunan pura di Tiongkok. “Perlu kajian mulai dari aspek fungsional, kegunaan, hingga ikatan sosial budaya antara Bali dan Tiongkok yang sudah terjalin lama,” papar tokoh lembaga umat yang juga Rektor IHDN Denpasar ini.
Ditambahkan Prof Sudiana, pembangunan pura di Tiongkok tersebut bukan tanpa alasan. Informasi yang didapatkannya, umat Hindu di Negeri Tembok Besar itu mencapai 100.000 jiwa. Mereka mulai dari kampung etnis Bali yang masih beragama Hindu, para TKI, kalangan profesional, hingga mahasiswa Hindu yang menetap di Tiongkok. Banyak juga umat Hindu dari etnis China dan India di Tiongkok.
Namun, sejauh ini fasilitas tempat ibadah untuk umat Hindu di Tionkok belum ada. “Selama ini, ibadah yang dilakukan pemeluk Hindu di Tionkok dilakukan di rumah atau tempat tinggal masing-masing. Padahal, umat Hindu di sana mencapai 100.000 jiwa,” katanya.
Disinggung mengenai pilihan jenis rumah ibadah Hindu yang akan dibangun, menurut Prof Sudiana, pihak Konjen RRT meminta agar pura sebagai identitas Hindu di China jadi pilihan. Rencananya, dalam waktu dekat, pihak pemerintah RRT akan memfasilitasi umat Hindu setempat datang ke Bali dan menemui PHDI untuk membahas bagaimana pura itu dibangun. Pertemuan tersebut penting untuk membangun komunikasi dan menyatukan persepsi.
“Pertemuan tersebut nantinya lebih fokus pada teknis pembangunan pura, skema pembiayaan, hingga model puranya seperti apa. Termasuk siapa yang malinggih di pura tersebut,” imbuh Prof Sudiana.
Prof Sudiana menyebutkan, kabar baik rencana pembangunan pura di Tiongkok ini pun sudah disampaikan secara lisan kepada PHDI Pusat, sebagai bentuk pemberitahuan. Selanjutnya, hasil kunjungan PHDI Bali ke Tionkok juga akan disampaikan kepada Pemprov Bali, Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali, serta elemen dan tokoh Hindu lainnya di Bali. *ind
Sebentar lagi, sebuah pura tempat suci bagi umat Hindu---akan berdiri di Negeri Tirai Bambu tersebut. Kepastian akan dibangunnya pura ini diperoleh setelah Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali yang diundang melakukan lawatan ke China dan berdiskusi dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RI di negeri tersebut, 30 Juni-8 Juli 2018 lalu. Rombongan PHDI Bali yang berkunjung ke China, antara lain, Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari (Dharma Upapati), I Made Suasti Puja (Ketua Paruman Walaka), Drs I Ketut Pasek Swastika (Wakil Ketua II), I Nyoman Kenak SH (Wakil Ketua VI), Dr Dra Relin DE MAg (Wakil Ketua VIII), dan I Made Suarta (Wakil Bendahara).
Ketua PHDI Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi, mengatakan tawaran pembangunan pura di Tiongkok datang dari Konjen RRT di Bali. Pura tersebut nantinya akan digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu yang menetap di Negeri Tirai Bambu, sekaligus memperkuat hubungan budaya Tiongkok-Indonesia, khususnya Bali.
“Minggu lalu (30 Juni-8 Juli 2018), kami diundang langsung ke RTT dan berdialog langsung seputar seni, budaya, dan pendidikan. Pembangunan pura, baik secara konsep maupun teknis, akan dibahas di internal Konjen RTT,” ungkap Prof Sudiana di Denpasar, Kamis (19/7).
Menurut Prof Sudiana, rencana pembangunan pura ini merupakan dukungan positif dari pemerintah RRT yang memiliki komitmen besar memfasilitasi rumah ibadah bagi umat Hindu yang ada di negaranya. PHDI Bali pun menyambut baik keinginan untuk mewujudkan pura di Tiongkok tersebut. Prof Sudiana mengatakan, perlu kajian serius untuk mematangkan konsep pembangunan pura di Tiongkok. “Perlu kajian mulai dari aspek fungsional, kegunaan, hingga ikatan sosial budaya antara Bali dan Tiongkok yang sudah terjalin lama,” papar tokoh lembaga umat yang juga Rektor IHDN Denpasar ini.
Ditambahkan Prof Sudiana, pembangunan pura di Tiongkok tersebut bukan tanpa alasan. Informasi yang didapatkannya, umat Hindu di Negeri Tembok Besar itu mencapai 100.000 jiwa. Mereka mulai dari kampung etnis Bali yang masih beragama Hindu, para TKI, kalangan profesional, hingga mahasiswa Hindu yang menetap di Tiongkok. Banyak juga umat Hindu dari etnis China dan India di Tiongkok.
Namun, sejauh ini fasilitas tempat ibadah untuk umat Hindu di Tionkok belum ada. “Selama ini, ibadah yang dilakukan pemeluk Hindu di Tionkok dilakukan di rumah atau tempat tinggal masing-masing. Padahal, umat Hindu di sana mencapai 100.000 jiwa,” katanya.
Disinggung mengenai pilihan jenis rumah ibadah Hindu yang akan dibangun, menurut Prof Sudiana, pihak Konjen RRT meminta agar pura sebagai identitas Hindu di China jadi pilihan. Rencananya, dalam waktu dekat, pihak pemerintah RRT akan memfasilitasi umat Hindu setempat datang ke Bali dan menemui PHDI untuk membahas bagaimana pura itu dibangun. Pertemuan tersebut penting untuk membangun komunikasi dan menyatukan persepsi.
“Pertemuan tersebut nantinya lebih fokus pada teknis pembangunan pura, skema pembiayaan, hingga model puranya seperti apa. Termasuk siapa yang malinggih di pura tersebut,” imbuh Prof Sudiana.
Prof Sudiana menyebutkan, kabar baik rencana pembangunan pura di Tiongkok ini pun sudah disampaikan secara lisan kepada PHDI Pusat, sebagai bentuk pemberitahuan. Selanjutnya, hasil kunjungan PHDI Bali ke Tionkok juga akan disampaikan kepada Pemprov Bali, Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali, serta elemen dan tokoh Hindu lainnya di Bali. *ind
1
Komentar