nusabali

Lolak-Dek Ulik Angkat Bicara Fenomena Pasutri Nyaleg

  • www.nusabali.com-lolak-dek-ulik-angkat-bicara-fenomena-pasutri-nyaleg

‘Tak Ada Larangan, Setiap Warga Negara Memiliki Hak Politik yang Sama’

DENPASAR, NusaBali
Jelang Pileg 2019, fenomena pasangan suami istri yang maju sebagai calon legislatif kembali muncul di Bali. Kali ini, Senator Kadek Arimbawa yang akrab disapa Lolak beralih maju ke DPR RI melalui Partai Hanura. Sedangkan sang istri Ni Made Suastini alias Dek Ulik ‘diposisikan’ untuk menjaga kursi incumbent DPD RI.

Adanya fenomena semacam ini tentu menimbulkan reaksi beragam di masyarakat. Ada yang menyambut baik, ada pula yang mengkritik keputusan dari para politisi tersebut. Bagi para caleg, keputusan untuk mencalonkan diri secara bersamaan tentu memiliki alasan tersendiri. Nah, bagaimana dengan Lolak dan Dek Ulik? Apa yang sesungguhnya menjadi motivasi keduanya untuk sama-sama berkiprah di politik?

“Yang pertama dan paling penting dari semua ini adalah bahwa setiap warga negara memiliki hak politik yang sama untuk memilih dan dipilih, sesuai dengan ketentuan UUD NKRI 1945. Apalagi aturan KPU menegaskan tidak ada larangan caleg yang memiliki hubungan keluarga,” tegas ‘Lolak’ Arimbawa, dalam sebuah kesempatan, baru-baru ini.

Selanjutnya, pria kelahiran Desa Tangkas-Klungkung, 31 Desember 1976 itu menuturkan, bahwa dirinya maju sebagai caleg dari dua lembaga yang berbeda yakni DPR RI dan DPD RI. Hal itu disebutnya sebagai upaya untuk memberdayakan potensi yang dimiliki, memaksimalkan representasi daerah dan politik secara bersamaan. “Tidak ada konflik kepentingan dalam pencalegan saya, justru ini akan menjadi sesuatu yang saling mendukung mengingat peran kedua lembaga itu sebagai lembaga legislatif di Senayan” jelasnya

Tidak hanya dari sisi sinergi kelembagaan, Lolak juga menjelaskan bahwa keputusan untuk mencalonkan diri bersama istri memberi keuntungan tersendiri dari sisi biaya politik. Kalau saya turun ke masyarakat, mensosialisasikan diri bisa bergandengan sehingga menghemat biaya kampanye” ujar pria yang juga seorang seniman lawak ini sembari tertawa.

Sementara itu, seolah menjawab kekhawatiran dan kritik dari masyarakat, Dek Ulik turut menyampaikan pandangannya perihal keputusannya maju ke DPD RI.  “Hal ini (keputusan menjadi caleg) bukanlah yang pertama buat saya. Pada 2014 lalu, saya juga sudah maju sebagai Calon Anggota DPRD Bali Dapil Gianyar, sehingga saya meyakini hal ini tidak akan menganggu keluarga. “Perhatian untuk anak-anak dan keluarga tetap. Kita kan sudah berpengalaman untuk membagi tugas selama ini”, kata wanita tiga anak kelahiran Gianyar, 11 Januari 1984.

Dek Ulik menyebut bahwa ia dan sang suami selalu terbuka untuk menerima kritik dari masyarakat. “Kami siap menjembatani berbagai aspirasi dan masukan dari masyarakat sepanjang kritik tersebut memberi dampak positif bagi pribadi maupun kiprah kami di politik,” tegas perempuan yang menjadi salah satu dari 10 Wanita Berpengaruh di Bali versi NusaBali itu.

Dek Ulik menegaskan bahwa perempuan Bali diberi kelebihan untuk melakukan multi tasking sehingga harus lebih kreatif dan inovatif. Tentunya hal tersebut harus dimaksimalkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Ia sendiri mengaku sudah mantap untuk maju sebagai Calon DPD RI tanpa kesan dipaksakan dalam pencalegan kali ini. “Keputusan saya sudah bulat dengan bekal selama hampir sembilan tahun mendampingi suami sebagai seorang senator DPD RI. “Saya harap masyarakat bisa memberikan doa, restu dan dukungan secara maksimal sehingga cita-cita kami untuk mengembangkan Yayasan Kesenian Bali dan ngaturang ayah ke seluruh pesa pekraman di Bali bisa terus dilanjutkan” tegasnya.

Suastini yang merupakan seorang diva pop Bali juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan meninggalkan nama ‘Dek Ulik’ yang telah sangat populer di masyarakat. Ia berjanji akan tetap bernyanyi dan berkarya sebagai seorang seniman sejati. Sama seperti sang suami yang tetap menari sebagai seniman bondres.

“Intinya tidak akan ada yang berubah setelah kami terpilih nanti. Ini adalah wujud keseriusan kami untuk ngaturang ayah melalui jalur politik tanpa meninggalkan identitas kami sebagai seniman dan orangtua dari anak-anak” tegas Lolak dan Dek Ulik. *isu

Komentar