Ombak Terjang Rumah Warga
Warga pesisir pantai di Klungkung kini makin was-was karena tinggi ombak mencapai 3 meter.
SEMARAPURA, NusaBali
Bahkan seorang warga yang tinggal di pesisir Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Ni Nyoman Sandat,80, rumahnya diterjang ombak sejak Selasa (17/7) malam. Terjangan ombak terbesar pada Kamis (20/7).
Akibatnya, rumah semi permanen janda dua anak asal Banjar Presatria, Desa Kusamba ini pun terendam ombak dan kasurnya basah. Karena dalam situasi panik Sandat hanya langsung menyelamatkan diri dengan lari menuju rumah kerabatnya yang berjarak sekitar 300 meter.
Selama ini Sandat tinggal di pinggir Pantai Karangdadi bersama salah seorang anaknya, Dewa Ayu Putri,34, yang mengalami keterbelakangan mental. Posisi rumahnya cukup dekat dengan bibir pantai sekitar 50 meter, untuk kesehariannya sebagai pencari batu sikat. “Kasur saya basah terendam air, kamar mandi kini banyak berisi. Selain itu bangunan bekas dapur hampir setengahnya terkubur pasir,” ujar Sandat.
Kata dia, ombak mulai tinggi sejak Selasa (17/7) malam sekitar pukul 21.00 Wita. Saat itu air sudah mulai masuk ke rumahnya yang berukuran 6 meter x 4 meter. Namun tidak begitu parah, sehingga Sandat masih memilih bertahan di tempat tinggalnya. “Kamis malam tinggi hingga 4 meter, air laut banyak masuk ke rumah saya. Maka saya dan anak saya memilih menyelamatkan diri ke kerabat,” ujarnya.
Kerabat Ni Sandat, yakni Dewa Nyoman Sayang Ardana, mengatakan pihak keluarga berencana bakal memindahkan tempat tinggal Ni Sandat ke tempat yang lebih aman. Melihat kondisi tersebut, Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta turun ke lokasi untuk melihat kondisi Ni Sandat.
Wabup Kasta meminta BPBD Kabupaten Klungkung untuk mulai membersihkan areal rumah Nyoman Sandat, yang terkena timbunan pasir. Pemkab Klungkung akan menyumbangkan perlengkapan kamar mandi berupa kloset dan tiang penyangga bangunan rumah. Ni Sandat sudah pernah mendapatkan bantuan bedah rumah. *wan
Akibatnya, rumah semi permanen janda dua anak asal Banjar Presatria, Desa Kusamba ini pun terendam ombak dan kasurnya basah. Karena dalam situasi panik Sandat hanya langsung menyelamatkan diri dengan lari menuju rumah kerabatnya yang berjarak sekitar 300 meter.
Selama ini Sandat tinggal di pinggir Pantai Karangdadi bersama salah seorang anaknya, Dewa Ayu Putri,34, yang mengalami keterbelakangan mental. Posisi rumahnya cukup dekat dengan bibir pantai sekitar 50 meter, untuk kesehariannya sebagai pencari batu sikat. “Kasur saya basah terendam air, kamar mandi kini banyak berisi. Selain itu bangunan bekas dapur hampir setengahnya terkubur pasir,” ujar Sandat.
Kata dia, ombak mulai tinggi sejak Selasa (17/7) malam sekitar pukul 21.00 Wita. Saat itu air sudah mulai masuk ke rumahnya yang berukuran 6 meter x 4 meter. Namun tidak begitu parah, sehingga Sandat masih memilih bertahan di tempat tinggalnya. “Kamis malam tinggi hingga 4 meter, air laut banyak masuk ke rumah saya. Maka saya dan anak saya memilih menyelamatkan diri ke kerabat,” ujarnya.
Kerabat Ni Sandat, yakni Dewa Nyoman Sayang Ardana, mengatakan pihak keluarga berencana bakal memindahkan tempat tinggal Ni Sandat ke tempat yang lebih aman. Melihat kondisi tersebut, Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta turun ke lokasi untuk melihat kondisi Ni Sandat.
Wabup Kasta meminta BPBD Kabupaten Klungkung untuk mulai membersihkan areal rumah Nyoman Sandat, yang terkena timbunan pasir. Pemkab Klungkung akan menyumbangkan perlengkapan kamar mandi berupa kloset dan tiang penyangga bangunan rumah. Ni Sandat sudah pernah mendapatkan bantuan bedah rumah. *wan
Komentar