793 Unggas Selundupan Diamankan
Ratusan ekor burung itu telah diangkut dari Pasuruan, Jawa Timur, dan hendak dikirim ke Pasar Beringkit, Denpasar.
NEGARA, NusaBali
Jajaran Polsek Kawasan Laut Gilimanuk bersama Balai Karantina Pertanian (BKP) Wilker (Wilayah Kerja) Gilimanuk, Jembrana, menggagalkan penyelundupan 793 ekor unggas tanpa sertifikat kesehatan Karantina dari daerah asal, Jumat (20/7) pagi. Unggas berupa ayam dan burung yang dijegal masuk Bali itu diangkut truk nopol BE 9157 GP, dikemudikan warga asal Tabanan, I Ketut Gede Arta,40.
Berdasar informasi, ratusan ekor unggas yang berusaha diselundupkan menggunakan truk itu, tepatnya ditemukan petugas di Pos 2 Pelabuhan Gilimanuk, tempat pemeriksaan masuk Bali, sekitar pukul 08.00 Wita. Saat itu, petugas BKP Wilker Gilimanuk yang mendapat informasi terkait upaya penyelundupan unggas dalam jumlah besar ke Bali, curiga dengan isi muatan truk nopol BE 9157 GP, sehingga langsung dilakukan pemeriksaan bersama petugas Kepolisian.
Begitu dicek isi bak truk yang sempat ditutupi terpal itu, ditemukan tumpukan sejumlah kandang berisi burung dan ayam. Sopir yang ditemukan memuat ratusan ekor burung itu pun tidak dapat menunjukan dokumen sertifikat kesehatan Karantina, sehingga langsung dibawa ke Kantor BKP Wilker Gilimanuk. “Selain tidak ada dokumen sertifikat kesehatan Karantina dari daerah asal, pengiriman unggas menuju Bali juga melanggar Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No 44 Tahun 2005 tentang Penutupan Sementara Pemasukan dan Transit Unggas Beserta Produknya dari Luar,” kata Penanggungjawab BKP Wilker Gilimanuk, Ida Bagus Eka Ludra.
Sesuai hasil penghitungan jajarannya, 793 unggas yang berusaha diselundupkan masuk Bali menggunakan truk. 793 ekor unggas itu terdiri dari 220 ekor burung puyuh, 500 ekor burung perkutut, 40 ekor burung merpati, 21 ekor ayam buras, 7 ekor ayam mutiara, dan 5 ekor ayam kalkun. Dari pemeriksaan terhadap sopir truk nopol BE 9157 GP tersebut, yang bersangkutan mengaku hanya sebagai pengantar. Ratusan ekor burung itu telah diangkut dari Pasuruan, Jawa Timur, dan hendak dikirim ke Pasar Beringkit, Denpasar. “Untuk selanjutnya, kami akan cek dulu kondisi unggas-unggas ini, apakah membawa bibit penyakit atau tidak. Setelah dicek, kami menunggu petunjuk dari Balai Karantina Pertanian Denpasar,” ujar Eka Ludra. *ode
Jajaran Polsek Kawasan Laut Gilimanuk bersama Balai Karantina Pertanian (BKP) Wilker (Wilayah Kerja) Gilimanuk, Jembrana, menggagalkan penyelundupan 793 ekor unggas tanpa sertifikat kesehatan Karantina dari daerah asal, Jumat (20/7) pagi. Unggas berupa ayam dan burung yang dijegal masuk Bali itu diangkut truk nopol BE 9157 GP, dikemudikan warga asal Tabanan, I Ketut Gede Arta,40.
Berdasar informasi, ratusan ekor unggas yang berusaha diselundupkan menggunakan truk itu, tepatnya ditemukan petugas di Pos 2 Pelabuhan Gilimanuk, tempat pemeriksaan masuk Bali, sekitar pukul 08.00 Wita. Saat itu, petugas BKP Wilker Gilimanuk yang mendapat informasi terkait upaya penyelundupan unggas dalam jumlah besar ke Bali, curiga dengan isi muatan truk nopol BE 9157 GP, sehingga langsung dilakukan pemeriksaan bersama petugas Kepolisian.
Begitu dicek isi bak truk yang sempat ditutupi terpal itu, ditemukan tumpukan sejumlah kandang berisi burung dan ayam. Sopir yang ditemukan memuat ratusan ekor burung itu pun tidak dapat menunjukan dokumen sertifikat kesehatan Karantina, sehingga langsung dibawa ke Kantor BKP Wilker Gilimanuk. “Selain tidak ada dokumen sertifikat kesehatan Karantina dari daerah asal, pengiriman unggas menuju Bali juga melanggar Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No 44 Tahun 2005 tentang Penutupan Sementara Pemasukan dan Transit Unggas Beserta Produknya dari Luar,” kata Penanggungjawab BKP Wilker Gilimanuk, Ida Bagus Eka Ludra.
Sesuai hasil penghitungan jajarannya, 793 unggas yang berusaha diselundupkan masuk Bali menggunakan truk. 793 ekor unggas itu terdiri dari 220 ekor burung puyuh, 500 ekor burung perkutut, 40 ekor burung merpati, 21 ekor ayam buras, 7 ekor ayam mutiara, dan 5 ekor ayam kalkun. Dari pemeriksaan terhadap sopir truk nopol BE 9157 GP tersebut, yang bersangkutan mengaku hanya sebagai pengantar. Ratusan ekor burung itu telah diangkut dari Pasuruan, Jawa Timur, dan hendak dikirim ke Pasar Beringkit, Denpasar. “Untuk selanjutnya, kami akan cek dulu kondisi unggas-unggas ini, apakah membawa bibit penyakit atau tidak. Setelah dicek, kami menunggu petunjuk dari Balai Karantina Pertanian Denpasar,” ujar Eka Ludra. *ode
1
Komentar