Panen Raya, Harga Cengkih Merosot
Ratusan petani cengkih di Buleleng tahun ini bisa tersenyum, karena buah cengkih yang ada di pohon terlihat padat dan rimbun.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka kini disebut sedang menikmati musim panen raya. Hanya saja harga pasaran cengkih tahun ini tak sesuai harapan petani. Harganya jauh merosot jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kenyataan tersebut diungkapkan langsung I Made Ardika, Jumat (20/7). Kelian Subak Abian, Swadarma Karya, Desa Gobleg ini tidak menampik memasuki bulan Juli, ciri-ciri panen raya sudah di depan mata. Hasil panen buah cengkih yang dipetik dari pohonnya lumayan banyak dalam satu kali panen. Musim panen cengkih disebutnya masih berlanjut hingga September-Oktober mendatang.
Hanya saja dari penawaran pertama harga cengkih kering tahun ini dirasakan sangat rendah. Satu kilogram cengkih kering hanya laku dijual Rp 85.000 per kg. Harga itu jauh menurun dari tahun lalu yang masih di bilangan seratus ribuan. “Sekarang memang panen raya, tapi harganya anjlok sekali, hanya Rp 85.000, itu pun cengkih keringnya, sebelumnya tidak sampai serendah ini, kami juga bingung,” kata dia.
Rendahnya nilai jual cengkih tahun ini dikhawatirkan akan membuat petani kelimpungan. Maklum saja hasil penjualan tahun ini sudah dinanti-nanti untuk menutupi biaya produksi tahun lalu yang mengalami gagal panen. Meski masih dalam kategori untung, tetapi dipastikan mepet dengan biaya produksi.
Apalagi menurutnya, petani cengkih di Buleleng pada khususnya di wilayah Busungbiu, sedang memerangi hama cengkih berupa jamur akar putih (JAP). Mereka mulai harus melakukan peremajaan dan perawatan intensif pohon cengkih yang sudah berumur puluhan tahun, agar tidak mati dimakan hama. “Selain ongkos petik dan upah pengepik, juga perlu pemeliharaan pohonnya karena JAP masih saja ada,” kata dia.
Sementara itu dengan rendahnya harga cengkih tahun ini, pihaknya pun berharap kepada pemerintah, bisa mencarikan jalan keluar, sehingga petani mendapatkan hasil yang lebih baik di musim panen raya tahun ini.*k23
Mereka kini disebut sedang menikmati musim panen raya. Hanya saja harga pasaran cengkih tahun ini tak sesuai harapan petani. Harganya jauh merosot jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kenyataan tersebut diungkapkan langsung I Made Ardika, Jumat (20/7). Kelian Subak Abian, Swadarma Karya, Desa Gobleg ini tidak menampik memasuki bulan Juli, ciri-ciri panen raya sudah di depan mata. Hasil panen buah cengkih yang dipetik dari pohonnya lumayan banyak dalam satu kali panen. Musim panen cengkih disebutnya masih berlanjut hingga September-Oktober mendatang.
Hanya saja dari penawaran pertama harga cengkih kering tahun ini dirasakan sangat rendah. Satu kilogram cengkih kering hanya laku dijual Rp 85.000 per kg. Harga itu jauh menurun dari tahun lalu yang masih di bilangan seratus ribuan. “Sekarang memang panen raya, tapi harganya anjlok sekali, hanya Rp 85.000, itu pun cengkih keringnya, sebelumnya tidak sampai serendah ini, kami juga bingung,” kata dia.
Rendahnya nilai jual cengkih tahun ini dikhawatirkan akan membuat petani kelimpungan. Maklum saja hasil penjualan tahun ini sudah dinanti-nanti untuk menutupi biaya produksi tahun lalu yang mengalami gagal panen. Meski masih dalam kategori untung, tetapi dipastikan mepet dengan biaya produksi.
Apalagi menurutnya, petani cengkih di Buleleng pada khususnya di wilayah Busungbiu, sedang memerangi hama cengkih berupa jamur akar putih (JAP). Mereka mulai harus melakukan peremajaan dan perawatan intensif pohon cengkih yang sudah berumur puluhan tahun, agar tidak mati dimakan hama. “Selain ongkos petik dan upah pengepik, juga perlu pemeliharaan pohonnya karena JAP masih saja ada,” kata dia.
Sementara itu dengan rendahnya harga cengkih tahun ini, pihaknya pun berharap kepada pemerintah, bisa mencarikan jalan keluar, sehingga petani mendapatkan hasil yang lebih baik di musim panen raya tahun ini.*k23
Komentar