nusabali

'Praktek Suap di LP Sukamisnin Dilakukan secara Terang-terangan'

  • www.nusabali.com-praktek-suap-di-lp-sukamisnin-dilakukan-secara-terang-terangan

KPK menyatakan praktek suap di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat terjadi secara terang-terangan.

JAKARTA, NusaBali
Permintaan uang dan mobil dilakukan tanpa kode alias sudah gamblang. Ini pula yang menyebabkan Kepala Lapas (Kalapas) Sukamiskin, Wahid Husen, ditangkap KPK melalui operasi tangkap tangan (OTT), Jumat (20/7) lalu. "Permintaan mobil, uang dan sejenisnya di Lapas Sukamiskin diduga dilakukan secara gamblang. KPK menemukan bukti-bukti, permintaan tersebut dilakukan baik langsung maupun tidak langsung, bahkan tidak lagi menggunalan sandi atau kode-kode terselubung. Sangat terang. Termasuk pembicaraan tentang 'nilai kamar' dalam rentang Rp 200 Rp 500 juta per kamar," ungkap Kepala Biro Humas KPK, Febri Diansyah, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (22/7).

KPK sudah mengidentifikasi bahwa Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen, yang ditangkap melalui OTT, meminta mobil jenis Triton Athlete warna putih. Bahkan, Wahid Husen sampai menawarkan agar mobil tersebut dibeli di dealer yang sudah dia kenal.

"Namun, karena mobil jenis dan warna tersebut tidak ada, akhirnya diganti dengan Triton warna hitam yang kemudian diantar dalam keadaan baru, tanpa plat nomor ke rumah WH (Wahid Husen)," tandas Febri.

KPK sendiri menemukan adanya fasilitas mewah dalam sel di Lapas Sukamiskin untuk para narapidana korupsi. Untuk mendapat fasilitas tambahan berupa sel mewah di Lapas Sukamiskin, napi harus membayar kisaran Rp 200 hingga Rp 500 juta.

Adanya fasilitas mewah dalam sel Lapas Sukamiskin itu sebelumnya disampaikan Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif, sehari pasca ditangkapnya Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen. "Rp 200-500 jutam, bukan per bulan. Untuk mendapat ruangan, di sana kan ada juga narapidana umum, seharusnya fasilitas sama. Fasilitas narapidana umum dan korupsi sama saja. Tapi, ada perbedaan. Kita ingat dulu Ain. Ini bukan yang pertama. Sekarang, itu antara rentangnya Rp 200-500 juta," tandas Laode Syarif di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (21/7).

Syarif menyebutkan, tim KPK menemukan sejumlah tempat dan tindakan mengi-stimewakan napi yang menyetor uang di Lapas Sukamiskin. "Mulai dari ditemukan sejumlah alat berupa HP untuk narapidana yang lebih lama, hingga fasilitas tambahan dalam sel seperti AC, dispenser, televisi, kulkas. Jadi, betul-betul seperti ada bisnis dalam penjara," jelas Syarif.

Atas kondisi ini, KPK pun meminta semua sel dikembalikan ke standar. "Seluruh sel di Lapas Sukamiskin dan Lapas-lapas lainnya di Indonesia, semesti-nya dikembalikan sesuai standar," tandas Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah, Minggu kemarin.

KPK mengingatkan agar pembenahan Lapas dilakukan secara serius. Kasus OTT di Lapas Sukamiskin juga diharapkan jadi peringatan bagi Kalapas lainnya. "Kasus ini kami harap juga menjadi peringatan bagi seluruh Kalapas di bawah Kementerian Hukum dan HAM, agar tidak melakukan hal yang sama. Karena petugas permasyarakatan termasuk kategori Penyelenggara Negara yang dapat ditangani oleh KPK," tandas Febri.

KPK sudah menetapkan Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen, menjadi tersangka kasus suap jual fasilitas napi korupsi. Selain Kalapas Sukamiskin; ada tiga orang yang juga ditetapkan sebagai tersangka. Pertama, suami artis Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah. Kedua, staf Wahid Husen, Hendry Saputra. Ketiga, narapidana kasus pidana umum/tahanan pendamping Andi Rahmat.

Plh Kalapas Sukamiskin, Alfi Zahrin Kiemas, mengaku belum memiliki data ter-baru terkait kondisi Lapas pasca OTT. Alfi juga enggan membeber terkait keberadaan mantan Bupati Bangkalan, Fuad Amin, terpidana kasus korupsi dan pencucian uang, yang diketahui tidak berada di selnya saat KPK melakukan penggeledahan. "Nanti saja, saya nggak konsen nih," elak Aldi dilansiur detikcom, Minggu kemarin.

Sementara itu, artis Inneke Koesherawati tidak hadir di acara jumpa fans dan penandatanganan buku karya bersamanya dengan artis Marini Zumarnis, Minggu kemarin. Acara ‘Meet and Greet Plus Book Signing, Inneke and Marini's Journey’ itu digelar di Gramedia City of Moopi, Kids Atrium Supermal Karawaci, Tangerang, Minggu siang pukul 14.30 WIB.

Pembawa acara, Sumartini Puspa Dewi, mengumumkan bahwa Inneke tak jadi hadir. Tidak ada keterangan alasan berhalangannya Inneke hadir di acara pembahasan buku bertajuk 'Hi Darl' itu. "Hari ini kita akan bedah buku Hi Darl. Tapi Mbak Inneke berhalangan hadir, jadi yang datang Mbka Marini," kata Sumartini.

Inneke sendiri sempat diamankan KPK setelah suaminya, Fahmi Darmawansyah, narapidana kasus suap ssatelit Bakamla, ditangkap dalam OTT di Lasas Sukamiskin, Jumat (20/7) lalu. Namun, Inneke sudah dilepaskan KPK, Sabtu malam puku; 21.02 WIB. *

Komentar