nusabali

Rela Tinggalkan Gaji Besar di BUMN Demi Mengejar Passion

  • www.nusabali.com-rela-tinggalkan-gaji-besar-di-bumn-demi-mengejar-passion

Awalnya, Dr Gede Pasek Suardika MSc sempat 2 tahun pejang jabatan sebagai Direktur Keselamatan dan Pelayanan DAMRI. Namun, dia minta kembali ke Kementerian Perhubungan di mana kariernya dimulai

Gede Pasek Suardika, Putra Bali yang Kini Jadi Kepala Biro Perencanaan Kementerian Perhubungan

JAKARTA, NusaBali
Sejumlah putra Bali pegang jabatan strategis di kementerian. Salah satunya, Dr Gede Pasek Suardika MSc, 55, yang kini pegang jabatan sebagai Kepala Biro Perencanaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pria asal Banjar Sema, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini rela tinggalkan gaji besar di BUMN, lalu gabung di Kemenhub, demi passion.

Dr Gede Pasek Suardika MSc sudah setahun menjabat sebagai Kepala Biro Pe-rencanaan Kemenhub, sejak dilantik oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, 21 Juli 2017 lalu. Sebelumnya, Pasek Suardika sempat selama 2 tahun menduduki jabatan empuk di Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menangani angkutan penumpang.

Di BUMN tersebut, Pasek Suardika memegang jabatan empu sebagai Direktur Keselamatan dan Pelayanan DAMRI. Jabatan tersebut dipegangnya sejak September 2015 silam. Gajinya pun jauh lebih besar dibanding sebagai Kepala Biro Perencanaan Kemenhub.

Namun, gaji besar di DAMRI tidak membuat Pasek Suardika berpuas diri. Dia ingin memiliki kesempatan menangani bidang lain. Karenanya, pria kelahiran Singaraja, 17 Juli 1963 ini pun rela meninggalkan gaji besar di BUMN demi mengejar passionnya tersebut.

“Saya merasa sudah cukup 2 tahun mengabdi di DAMRI. Saya merasa passion saya tidak di sana. Saatnya saya mengabdi dan memberikan kontribusi kepada Kementerian Perhubungan, seraya menerapkan apa yang saya pelajari,” ungkap Pasek Suardika saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya, Kemenhub, Jakarta, Rabu (18/7) lalu.

Pasek Suardika mengakui, selama 2 tahun menjabat sebagai Direktur Keselamatan dan Pelayanan DAMRI, gajinya memang sangat besar. Namun dalam bekerja, bukan semata hanya menyangkut penghasilan saja. Tapi, passion---sesuatu yang jika tidak dilakukan, maka akan terasa ada yang kurang---juga perlu dikedepankan, agar ada kepuasan tersendiri dalam bekerja.

Itu sebabnya, Pasek Suardika kemudian mengikuti pross ‘lelang jabatan’ untuk mengisi posisi pejabat Eselon I sebagai Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan, awal tahun 2017 lalu. Dalam seleksi tahap pertama, Pasek Suarduka dinyatakan lulus. Namun, dia gugur di seleksi akhir, sehingga pilih kembali ke DAMRI.

Kemudian, April 2017, keinginan besar Pasek Suardika untuk mengabdi di Kemenhub muncul kembali. Dia ngebet ingin balik ke Kemenhub, karena sejak awal memang meniti karier di kementerian ini.

Jabatan terakhir Pasek Suardika di Kemenhub sebelum gabung ke DAMRI adalah sebagai Direktur Keselamatan Transportasi Darat Kemenhub. Pasek Suardika selanjutnya pindah ke DAMRI setelah mengikuti fit and propert test atas saran Menteri Perhubungan (kala itu), Ignatius Jonan.

Kala itu, Menhub Jonan sarankan Pasek Suardika ikut ikut fit and proper test di DAMRI, berhubung belum ada Direktur Keselamatan dan Pelayanan. Adalah Menhub Jonan sendiri mengusulkan kepada Menteri BUMN dan Presiden Jokowi agar di DAMRI punya Direktur Bidang Keselamatan dan Pelayanan, karena dianggap penting keberadaannya. Ternyata, Pasek Suardika dinyatakan lulus fit and proper test, September 2015. "Saya menjadi orang pertama yang memegang jabatan tersebut di DAMRI," tutur Pasek Suardika.

Namun, setelah 2 tahun di DAMRI, Pasek Suardika merasa sudsah cukup. Nah, agar bisa kembali ke Kemenhub lagi dengan meninggalkan gaji besar di DAMRI, Pasek Suardika kemudian menghadap Sekjen Kemenhub. Berbagai alasan dia kemukakan agar bisa balik ke Kemenhub. “Karena saya merasa lahir, besar, dan disekolahkan oleh pemerintah. Saya ingin menghabiskan pensiun di Kemenhub. Dua (2) tahun bagi saya sudah cukup di DAMRI. Passion saya tidak di sana,” kenang Pasek Suardika.

Sekjen Kemenhub awalnya sempat meragukan alasan ingin kembalinya Pasek Suardika. Sebab, gaji di Kemenhub sangat kecil dibandingkan dengan di DAMRI. Namun, Pasek Suardika berusaha meyakinkan atasannya bahwa dirinya memang benar ingin balik ke Kemenhub. Apalagi, lama-lama berada di DAMRI, tidak ada kemajuan, karena hanya mengurus sebuah perusahaan bus. Ini berbeda bila dia balik ke Kemenhub.

Di Kemenhub, ruang lingkupnya sangat besar dan berskala nasional. Tidak hanya menangani angkutan, tapi juga kebijakan, pembangunan, dan manajemen pengelolaan baik transportasi darat, laut, maupun udara. Gayung bersambut, atasannya kemudian mengusulkan Pasek Suardika untuk mengisi jabatan Kepala Biro Perencanaan Kemenhub. Ternyata, usulan itu diterima. Pasek Suardika pun dilantik Menhub Budi Karya sebagai Karo Perencanaan Kemenhub, 21 Juli 2017.

Menurut Pasek Suardika, jabatan Karo Perencanaan Kemenhub ini merupakan sebuah tantangan. Sebagai Karo Perencanaan Kemenhub, tugas Pasek Suardika adalah menangani proyek strategis nasional, yakni proyek strategis berkaitan dengan transportasi yang mendukung perekonomian di daerah-daerah. “Tugas di sini lebih kompleks,” tutur anak sulung dari lima bersaudara keluarga pasangan I Made Lasem dan Ni Made Sudiari ini.

Pasek Suardika menjelaskan, saat ini ada 32 proyek strategis nasional, baik di darat, laut, maupun udara yang ditanganinya. Dia selalu memonitor perkembangan proyek tersebut, seperti proyek pelabuhan di Sabang (Jawa Barat), Sumatra Utara, Papua, dan daerah lainnya. Termasuk juga proyek kereta api di Para-pare (Maluku).

Bahkan, Pasek Suardika tidak sungkan turun ke lapangan hari Sabtu dan Mi-nggu, yang seharusnya menjadi week end. Baginya, itu merupakan kewajiban. Apalagi, Menhub Budi Karya juga tidak pernah libur. Sampai saat ini, Pasek Suardika tidak pernah mengalami kesulitan berarti dalam menjalankan fungsinya sebagai Karo Perencanaan Kemenhub.

Pasek Suardika sendiri menghabiskan masa kecil hingga remaja di Bali. Setemah SD di Kubutambahan, Buleleng, Pasek Suardika melanjutkan sekolah ke SMP Darma Wiweka Denpasar. Kemudian, lanjut menempuh pendidikan di SMAN 2 Denpasar. Setamat SMA, dia nyaris tidak bisa melanjutkan pendidikan karena terbentur biaya.

Pasek Suardika kemudian mencari sekolah gratis agar bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Dia pun mendaftar ke Akademi Lalu Lintas (ALL) yang merupakan sekolah ikatan dinas milik Kemenhub. Beruntung, dia lolos ke ALL sebagai wakil Bali, hingga harus menempuh pendidikan di Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat tahun 1985.

Pasek Suardika berhasil lulus di ALL dengan predikat the best ten (masuk peringkat 10 besar), tepatnya ranking IV jurusan Perhubungan Darat. Dengan prestasi itu, dia langsung ditempatkan kerja di Perhubungan Darat di Jakarta tahun 1989. “Kalau di luar pereingkat 10 besar, mereka mendapat penugasan di tempat terpencil Indonesia timur, seperti Timtim,” papar Pasek Suardika.

Mendapat tugas di ibukota, peluang karier Pasek Suardika terbuka lebar. Dia pun bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi. Dia kemudian mendapat tawaran beasiswa untuk kuliah S2 di University of Leeds, Inggris. "Saya kuliah di Leeds selama 2 tahun dari 1990 sampai 1992," papar ayah 4 nak dari pernikahannya dengan Ni Putu Suarcani Ssos ini. *k22

Komentar