nusabali

TKI Buleleng Kurang Terbuka

  • www.nusabali.com-tki-buleleng-kurang-terbuka

Dari sisi skill, TKI asal Buleleng cukup mumpuni, namun kelemahan dalam hal komunikasi dan keterbukaan harus lebih diperbaiki.

Rentan Terkena Kasus

SINGARAJA, NusaBali
Peluang kerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), disambut tinggi oleh masyarakat Buleleng. Bahkan per November 2017 lalu, jumlah TKI asal Buleleng yang terdata di Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Denpasar mencapai 911 orang. Hanya saja TKI yang terlibat kasus di tempatnya bekerja juga sering ditemui. Hal itu dinilai karena perilaku TKI asal Buleleng kurang terbuka.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Ketua Himpunan Lembaga Latihan Kerja Seluruh Indonesia (HILSI) Buleleng, Made Ngurah Wedana. Secara umum, TKI asal Buleleng dengan ketersediaan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang sangat memadai, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) cukup bersaing. Hanya saja kasus yang mencuat selama ini melibatkan TKI asal Buleleng, baik di kapal pesiar dan daratan baik spa, restoran maupun pertanian, karena sikap tertutup dan kurang komunikasi.

“Kelemahan SDM kita itu soal perilaku. Di character building yang perlu ditingkatkan. Bukan jelek, tapi perlu diperbaiki. Terutama dalam komunikasi dengan atasan. Mereka ini masih introvert, tertutup. Tidak ekstrovert mereka,” kata pensiunan kapal pekerja kapal pesiar  yang ditemui Minggu (23/7) kemarin.

Perubahan perilaku oleh TKI Indonesia pada umumnya diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik. Hal itu pun disebutnya dapat mendatangkan kenyamanan sehingga dapat menikmati pekerjaan. Sedangkan dari segi keterampilan kerja, TKI Buleleng, dinilai sangat terampil. Mereka yang dinyatakan lolos dan diterima bekerja sebagai TIKI, sebelumnya sudah mengantongi sertifikat dari sejumlah LPK yang ada sesuai dengan pemenuhan standarnya masing-masing. Bahkan keterampilan pekerja di luar negeri asal Buleleng, sering menjadi pionir di kapal pesiar.

Sementara itu pihaknya kini dengan Dinas Tenaga Kerja terus berupaya untuk meningkatkan kwalitas TKI yang akan dikirim. Salah satunya meningkatkan standar kualitas pelatihan di masing-masing LPK. Sejauh ini di Buleleng ada 37 LPK yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja, baik yang bergerak di bidang spa, tata rias, tata boga, pesiar dan perhotelan.

Bahkan rata-rata LPK dibidnag pesiar dan perhotelan di Buleleng rata-rata menyasar tujuan luar negeri. Sehingga menurut Wedana semua persyaratan dan sertifikasi kompetensi baik melatih, mendidik dan sertifikasi sudah terlaksana. Pihaknya pun berharap LPK yang ada saat ini dapat meningkatkan kurikulum dan silabus, sehingga lulusan yang dihasilan dapat bersaing ketika terjun di dunia kerja, sebagai seornag profesional. *k23

Komentar