Puluhan Siswa Terpantau Posko DO
Sebanyak 55 orang siswa di jenjang SD terdata sebagai siswa drop out (DO) oleh Posko DO, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.
Disiapkan Fasilitas dan Beasiswa
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan siswa itu ditemukan di tiga kecamatan, dan masih akan bertambah menunggu data dari enam kecamatan lainnya. Data tersebut muncul saat tim Posko DO yang melibatkan sembilan Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) di masing-masing kecamatan mengadakan rapat koordinasi. Pendataan siswa DO di jenjang SD dan akan melanjutkan ke SMP, masih dilakukan hingga akhir Juli mendatang.
Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikpora Buleleng, I Made Sedana, Minggu (22/7) kemarin mengatakan Posko DO yang sudah dirintis Disdikpora Buleleng sejak tahun 2016 lalu, kembali akan mengembalikan siswa DO ke sekolah. “Sementara data yang sudah masuk dari Kecamatan Tejakula sebanyak 21 anak, 32 ornag di Kecamatan Seririt dan 2 orang di Kecamatan Buleleng, ini masih data sementara dan pasti akan terus berkembang karena masing-masing UPP masih melakukan pendataan,” kata dia.
Seluruh siswa DO yang nantinya akan menyanggupi untuk ditarik lagi ke sekolah akan dibantu Disdikpora Buleleng mendapatkan seragam, dan beasiswa Rp 1,2 juta per tahun. Siswa DO yang sebagian besar terkendala ekonomi dan akses menuju sekolah juga akan dijamin oleh Disdikpora.
Menurut Sedana siswa yang mengalami kesulitan akses ke sekolah, akan difasilitasi antar jemput dari rumah menuju sekolah. Seperti yang sudah dilakukan kepada sejumlah siswa DO di siswa SMPN 2 Sukasada dan SMPN 3 Gerokgak yang sudah berjalan sejak dua tahun ini.
Sementara itu dari puluhan anak yang terdata DO, ditemukan dengan berbagai alasan. Di antaranya tidak ada niat bersekolah, kesulitan akses, sakit, dan keluar daerah. Pihaknya pun menjelaskan untuk mengembalikan siswa DO terkhusus dengan alasan tidak mau bersekolah lagi atau sudah bekerja memang diakui sedikit sulit. Apalagi yang tidak mendapatkan izn orangtuanya kembali ke sekolah dengan alasan membantu menafkah keluarga. Sejauh ini tim Posko DO, sudah menyediakan teknik dan pendekatan khusus. Sehingga mereka yang awalnya tidak mau menjadi mau setelah dibujuk dan diberikan fasilitas pendukung.*k23
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan siswa itu ditemukan di tiga kecamatan, dan masih akan bertambah menunggu data dari enam kecamatan lainnya. Data tersebut muncul saat tim Posko DO yang melibatkan sembilan Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) di masing-masing kecamatan mengadakan rapat koordinasi. Pendataan siswa DO di jenjang SD dan akan melanjutkan ke SMP, masih dilakukan hingga akhir Juli mendatang.
Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikpora Buleleng, I Made Sedana, Minggu (22/7) kemarin mengatakan Posko DO yang sudah dirintis Disdikpora Buleleng sejak tahun 2016 lalu, kembali akan mengembalikan siswa DO ke sekolah. “Sementara data yang sudah masuk dari Kecamatan Tejakula sebanyak 21 anak, 32 ornag di Kecamatan Seririt dan 2 orang di Kecamatan Buleleng, ini masih data sementara dan pasti akan terus berkembang karena masing-masing UPP masih melakukan pendataan,” kata dia.
Seluruh siswa DO yang nantinya akan menyanggupi untuk ditarik lagi ke sekolah akan dibantu Disdikpora Buleleng mendapatkan seragam, dan beasiswa Rp 1,2 juta per tahun. Siswa DO yang sebagian besar terkendala ekonomi dan akses menuju sekolah juga akan dijamin oleh Disdikpora.
Menurut Sedana siswa yang mengalami kesulitan akses ke sekolah, akan difasilitasi antar jemput dari rumah menuju sekolah. Seperti yang sudah dilakukan kepada sejumlah siswa DO di siswa SMPN 2 Sukasada dan SMPN 3 Gerokgak yang sudah berjalan sejak dua tahun ini.
Sementara itu dari puluhan anak yang terdata DO, ditemukan dengan berbagai alasan. Di antaranya tidak ada niat bersekolah, kesulitan akses, sakit, dan keluar daerah. Pihaknya pun menjelaskan untuk mengembalikan siswa DO terkhusus dengan alasan tidak mau bersekolah lagi atau sudah bekerja memang diakui sedikit sulit. Apalagi yang tidak mendapatkan izn orangtuanya kembali ke sekolah dengan alasan membantu menafkah keluarga. Sejauh ini tim Posko DO, sudah menyediakan teknik dan pendekatan khusus. Sehingga mereka yang awalnya tidak mau menjadi mau setelah dibujuk dan diberikan fasilitas pendukung.*k23
Komentar