nusabali

Cabai Mengering, Petani Pusing

  • www.nusabali.com-cabai-mengering-petani-pusing

Para petani Subak Buluh, Banjar Wangbung, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, seharusnya suka cita menyambut musim panen, namun dibuat pusing.

GIANYAR, NusaBali
Karena menjelang akan panen, kondisi tanaman cabai mereka malah mengering. Tanaman cabai berumur 4,5 bulan itu pun busuk batang dengan daun mengering.  Salah satu petani, Ni Ketut Warti mengatakan tanaman cabainya membusuk lalu mengering secara perlahan. Namun ibaratkan kena virus, busuknya satu tanaman menular ke tanaman lain. "Tanaman cabai membusuk pelan-pelan, dari tadinya sedikit, merembet (meluas, Red)," keluh Ni Ketut Warti, Minggu (22/7). Kondisi ini pun terjadi saat cabainya sudah berbuah dan warnanya hijau. Agar tak semakin meluas, Warti pun pilih panen dini cabainya yang warna hijau. "Sebetulnya sebentar lagi warnanya mulai merah. Tapi saya panen sekarang, biar hijau begini, dari pada layu, rugi," terangnya. 

Kondisi cabai tersebut dipantau Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Parta, anggota DPRD Bali asal Desa Guwang. "Saya tidak mengerti  cabai petani yang sedang berbuah layu mati, akarnnya busuk dan mengelupas apakah ini karena bakteri atau virus?," ujarnya bingung.

Padahal saat ini harga cabai relatif mahal karena musim ngaben. Namun perlahan-lahan pohon cabai digrogoti penyakit. Dia berharap, ahli pertanian  di Bali berkenan mengecek ke lapangan. "Dinas Pertanian Provinsi Bali dan kabupaten juga, saya minta turun," pintanya.

Kepala Dinas Pertanian Gianyar Made Raka mengaku telah menerjunkan petugas holtikuktura dikomando oleh kepala bidang terkait. "Petugas mengambil sampel, daun, buah dan akarnya. Itu akan kami cek dulu di laboratorium," ujar Raka, kemarin.

Pihaknya masih menunggu penyebab kekeringan cabai melalui pemeriksaan laboratorium. Pihaknya menduga, anomali cuaca ini bisa menjadi pemicu busuknya tanaman petani. "Apakah mungkin cuaca mendadak hujan? Apakah drainasenya? Perlu dicek dulu," ungkapnya.

Mengenai kerugian dari petani, dinas tidak bisa berbuat banyak. "Itu termasuk resiko petani," ujarnya. Dinas Pertanian, kata Raka, sejak awal telah memperhatikan petani. "Kami sudah bantu, dari penyuluhan, bantuan alat dan bibit juga," ujarnya. *nvi

Komentar