Tagana Gelar Diklat, Hadapi Erupsi Gunung Agung
Tagana (Taruna Siaga Bencana) Karangasem menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk menghadapi ancaman erupsi Gunung Agung.
AMLAPURA, NusaBali
Diklat juga bertujuan menguatkan personel Tagana dan mengedukasi masyarakat tentang tata cara penanggulangan bencana. Diklat dibuka Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri melibatkan 50 anggota Tagana berlangsung di aula Pos Pencarian dan Penyelamatan Karangasem, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Minggu (22/7).
Bupati Mas Sumatri mengatakan, Tagana bergerak di bidang penanggulangan bencana dibentuk untuk mengurangi risiko bencana dan menekan dampak bencana terhadap masyarakat. Juga memberikan perlindungan, edukasi, dan melatih masyarakat agar ke depan mampu mandiri melakukan penanganan bencana, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III. Sehingga lebih paham, lebih kuat, dan lebih sigap memahami tata cara penanggulangan bencana. Sebab yang warga tinggal di KRB III belakangan ini masih waswas karena Gunung Agung terus aktif mengepulkan asap dan sesekali erupsi disertai mengepulkan abu.
Terutama desa-desa KRB III bagian atas yakni Desa Besakih, Desa Sebudi, Desa Jungutan, Desa Bhuana Giri, Desa Dukuh, dan Desa Ban. “Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan menanggulangi bencana di lapangan. Tagana bertugas melatih masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana,” ungkap Bupati Mas Sumatri didampingi Kepala Dinas Sosial Ni Ketut Puspa Kumari dan Sekdis Ni Made Suartini. Kegiatan ini juga dihadiri Koordinator Pos Pencarian dan Penyelamatan Karangasem I Wayan Suwena dan Kadis Pemadam Kebakaran I Nyoman Sutirtayasa.
Kadis Sosial Puspa Kumari mengatakan, Tagana mesti menguasai pengetahuan manajemen kebencanaan, menguasai teknis kebencanaan, kemampuan menganalisis kebencanaan, menguasai situasi, dan terampil menggunakan alat. Kesiapsiagaan Tagana mengacu pada fase-fase siklus bencana meliputi pra bencana, saat bencana, pasca bencana. “Misalnya saat bencana melakukan penyelamatan dan mendistribusikan bantuan,” katanya. Pelatihan juga bertujuan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana Gunung Agung yang setiap saat erupsi. Apalagi sebagian masyarakat dari KRB III ada yang mengungsi. *k16
Diklat juga bertujuan menguatkan personel Tagana dan mengedukasi masyarakat tentang tata cara penanggulangan bencana. Diklat dibuka Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri melibatkan 50 anggota Tagana berlangsung di aula Pos Pencarian dan Penyelamatan Karangasem, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Minggu (22/7).
Bupati Mas Sumatri mengatakan, Tagana bergerak di bidang penanggulangan bencana dibentuk untuk mengurangi risiko bencana dan menekan dampak bencana terhadap masyarakat. Juga memberikan perlindungan, edukasi, dan melatih masyarakat agar ke depan mampu mandiri melakukan penanganan bencana, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III. Sehingga lebih paham, lebih kuat, dan lebih sigap memahami tata cara penanggulangan bencana. Sebab yang warga tinggal di KRB III belakangan ini masih waswas karena Gunung Agung terus aktif mengepulkan asap dan sesekali erupsi disertai mengepulkan abu.
Terutama desa-desa KRB III bagian atas yakni Desa Besakih, Desa Sebudi, Desa Jungutan, Desa Bhuana Giri, Desa Dukuh, dan Desa Ban. “Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan menanggulangi bencana di lapangan. Tagana bertugas melatih masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana,” ungkap Bupati Mas Sumatri didampingi Kepala Dinas Sosial Ni Ketut Puspa Kumari dan Sekdis Ni Made Suartini. Kegiatan ini juga dihadiri Koordinator Pos Pencarian dan Penyelamatan Karangasem I Wayan Suwena dan Kadis Pemadam Kebakaran I Nyoman Sutirtayasa.
Kadis Sosial Puspa Kumari mengatakan, Tagana mesti menguasai pengetahuan manajemen kebencanaan, menguasai teknis kebencanaan, kemampuan menganalisis kebencanaan, menguasai situasi, dan terampil menggunakan alat. Kesiapsiagaan Tagana mengacu pada fase-fase siklus bencana meliputi pra bencana, saat bencana, pasca bencana. “Misalnya saat bencana melakukan penyelamatan dan mendistribusikan bantuan,” katanya. Pelatihan juga bertujuan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana Gunung Agung yang setiap saat erupsi. Apalagi sebagian masyarakat dari KRB III ada yang mengungsi. *k16
Komentar