Pesawat TNI AD Jatuh, 13 Tewas
Musibah maut terjadi saat operasi memburu kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
Danrem 132/Tadulako Juga Ikut Gugur
JAKARTA, NusaBali
Pesawat Helikopter milik TNI AD jatuh di Dusun Pattiro Bajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3) sore. Heli Jenis Bell 412 Bell 412 EP No HA-5171 ini jatuh akibat tersambar petir saat operasi memburu kelompok kelompok teroris pimpinan Santoso. Akibat musibah tersebut, 13 perwira TNI tewas, termasuk Danrem 132 Tadaluko, Kolonel Inf Syaiful Anwar.
Musibah jatuhnya pesawat Heli TNI AD ini terjadi Minggu sore sekitar pukul 17.55 Wita. Saat musibah terjadi, Heli TNI AD ini baru sekitar 35 menit terbang sejak take off dari Desa Watutau, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso sore pukul 17.20 Wita.
Menurut Kapendam VII/Wirabuana, Kolonel Inf I Made Sutia, Heli TNI AD ini diduga kuat jatuh karena faktor cuaca, yakni tersambar petir. "Ya, karena faktor cuaca, disambar petir," ungkap Made Sutia saat dihubungi detikcom, Minggu malam.
Made Sutia menegaskan, ada 13 orang berada dalam pesawat Heli TNI AD yang jatuh ini. Semuanya tewas. Termasuk di dalamnya Danrem 132/Todalu, Kolonel Inf Saiful Anwar.
Sedangkan 12 korban tewas lainnya masing-masing Kolonel Heri (BAIS), Kolonel Inf Ontang RP (Satgas Intel Imbangan), Letkol Cpm Tedy (Dan Denpom), Mayor Inf Faqih (Kapenrem), dr Kapt Yanto, Prada Kiki (Ajudan Danrem), Kapten Cpn Agung, Lettu Cpn Wiradi, Letda Cpn Tito, Serda Karmin, Sertu Bagus, dan Pratu Bangkit.
Dari 13 korban tewas itu, 12 jenazah sudah berhasil ditemukan dan dievakuasi ke RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah. Sedangkan satu korban lagi belum ditemukan. "Ada satu korban atas nama Lettu Cpn Wiradi yang belum ditemukan," ungkap Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Tatang Sulaiman, dalam jumpa pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, tadi malam.
Menurut Tatang, 12 korban tewas lainnya sudah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi di RS Bhayangkara Palu. Khusus untuk satu korban hilang, masih dalam pencarian petugas TNI/Polri. "Tim sedang laksanakan tugas operasi perbantuan di Poso karena Danrem pimpin tugas operasi di sana," ujarnya soal misi Heli TNI AD ini sebelum jatuh.
Sebaliknya, Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi menyebut 13 korban sudah dievakuasi semuanya ke RSUD Poso. "Korban sudah dievakuasi semuanya, jenazah di RSUD Poso," ucap Kapolda Rudy Sufahriadi ebelum adanya jumpa pers Mabes TNI.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah, menyatakan pesawat Heli TNI AD tersebut terkena musibah jatuh saat bertugas lakukan operasi. "Ini mungkin sedang tugas operasi di sana," kata Sabrar.
Sedangkan Kapolda Sulteng, Brigjen Rudy Sufahriadi, mengatakan Heli TNI AD itu jatuh dalam Operasi Tinombala. "Dalam rangka Operasi Tinombala, itu operasi gabungan TNI/Polri dalam rangka mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso," jelas Kapolda Rudy Sufahriadi.
Operasi Tinombala dimulai sejak Januari 2016 lalu dan seharusnya telah berakhir, 9 Maret 2016. Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan operasi itu diperpanjang selama dua bulan. Operasi ini didukung Operasi Camar Maleo IV. 7
Komentar