Klungkung Mohon Bantuan Mesin Pengering Gabah ke Pusat
Musim hujan yang terjadi belakangan ini menyebabkan proses pengeringan gabah terhambat hingga diperlukan mesin pengering (dryer).
SEMARAPURA, NusaBali
Untuk menunjang program Pemkab Klungkung beli mahal jual murah (Bima Juara), bekerjasama dengan sejumlah Koperasi Unit Desa (KUD) di Klungkung, ketika musim hujan, KUD terpaksa menyewa mesin pengering ke Gianyar.
Kondisi ini menyebakan penambahan biaya operasional, yang cenderung bisa berpengaruh terhadap penjualan beras kepada pegawai, maupun masyarakat. Mengatasi masalah ini, Pemkab Klungkung melalui Dinas Pertanian Klungkung, ingin memberikan bantuan hibah mesin pengering gabah kepada KUD yang diajak bekerja sama dalam program tersebut.
Namun keinginan itu terbentur aturan. Karena di kabupaten tidak diperbolehkan memberikan bantuan hibah kepada KUD dan tidak ada aturan yang mendasari bahwa petani itu boleh mengkerjasamakan apa yang diberikan. “Keinginan untuk memberikan bantuan tersebut kami ajukan ke pusat, yang diajukan oleh kelompok tani,” ujar Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gede Junida, Senin (23/7).
Bantuan yang diterima oleh kelompok tani nanti, memungkinkan untuk mengerjasamakannya dengan KUD melalui perjanjian. Rencananya, pemerintah pusat melalui Pemprovi Bali akan memberikan satu mesin pengering gabah tahun 2018 ini dan satu mesin pengering lagi pada tahun 2019. “Kelompok tani yang rencananya diberikan tersebut yakni dari Subak Takmung dan Subak Dawan. Namun karena sesuatu hal dari pusat, tahun ini hanya direalisasikan satu saja,” katanya.
Manajer Koperasi Unit Desa (KUD) Jaya Werdi di Desa Takmung, I Nyoman Landra mengatakan, biaya operasional Program Beli Mahal Jual Murah mengalami peningkatan saat musim hujan. Karena untuk bisa mengeringkan gabah yang dibeli dari para petani itu ke tempat pengeringan gabah di wilayah Kabupaten Gianyar. Biaya pengeringan sekitar Rp 300.000 per ton. *wan
Untuk menunjang program Pemkab Klungkung beli mahal jual murah (Bima Juara), bekerjasama dengan sejumlah Koperasi Unit Desa (KUD) di Klungkung, ketika musim hujan, KUD terpaksa menyewa mesin pengering ke Gianyar.
Kondisi ini menyebakan penambahan biaya operasional, yang cenderung bisa berpengaruh terhadap penjualan beras kepada pegawai, maupun masyarakat. Mengatasi masalah ini, Pemkab Klungkung melalui Dinas Pertanian Klungkung, ingin memberikan bantuan hibah mesin pengering gabah kepada KUD yang diajak bekerja sama dalam program tersebut.
Namun keinginan itu terbentur aturan. Karena di kabupaten tidak diperbolehkan memberikan bantuan hibah kepada KUD dan tidak ada aturan yang mendasari bahwa petani itu boleh mengkerjasamakan apa yang diberikan. “Keinginan untuk memberikan bantuan tersebut kami ajukan ke pusat, yang diajukan oleh kelompok tani,” ujar Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gede Junida, Senin (23/7).
Bantuan yang diterima oleh kelompok tani nanti, memungkinkan untuk mengerjasamakannya dengan KUD melalui perjanjian. Rencananya, pemerintah pusat melalui Pemprovi Bali akan memberikan satu mesin pengering gabah tahun 2018 ini dan satu mesin pengering lagi pada tahun 2019. “Kelompok tani yang rencananya diberikan tersebut yakni dari Subak Takmung dan Subak Dawan. Namun karena sesuatu hal dari pusat, tahun ini hanya direalisasikan satu saja,” katanya.
Manajer Koperasi Unit Desa (KUD) Jaya Werdi di Desa Takmung, I Nyoman Landra mengatakan, biaya operasional Program Beli Mahal Jual Murah mengalami peningkatan saat musim hujan. Karena untuk bisa mengeringkan gabah yang dibeli dari para petani itu ke tempat pengeringan gabah di wilayah Kabupaten Gianyar. Biaya pengeringan sekitar Rp 300.000 per ton. *wan
1
Komentar