Pelanggan Bayar Denda dengan 90 Kg Uang Receh
Langgar Sambungan ke PLN
JOMBANG, NusaBali
Kedapatan melanggar sambungan listrik, takmir Masjid Baiturrahmat harus membayar denda ke PLN. Namun pelunasan denda dilakukan dengan cara tak biasa. Takmir membayar dengan uang logam seberat 90 kg. Sekretaris Takmir Masjid Baiturrahmat Pairin (55) mengatakan, denda tersebut dijatuhkan PLN lantaran terjadi pelanggaran sambungan.
Saat mengecek instalasi listrik di masjid yang terletak di Desa Sukosari, Kasembon, Malang, petugas PLN menemukan 7 titik bekas pemakaian listrik yang diambil dari atas meter KWh. PLN pun menjatuhkan denda sebesar Rp 19.395.909 kepada pihak masjid. Meski aliran listrik ke masjid tak sampai diputus, takmir pun tetap berusaha melunasi denda tersebut.
"Awalnya kami bayar Rp 5 juta, sisanya kami angsur 3 kali," kata Pairin kepada wartawan di kantor PLN Rayon Ngoro, Jombang, Senin (23/7) seperti dilansir detik. Pembayaran kali ini adalah yang terakhir. Namun menariknya, pelunasan denda tersebut dilakukan dengan cara tak biasa. Rombongan takmir masjid Baiturrahmat membawa karung dan kotak amal yang berisi ribuan uang logam.
Karung dan kotak amal itu pun diangkut menggunakan mobil pikap. Setibanya di kantor PLN Rayon Ngoro, mereka baru melakukan penghitungan. Uang-uang yang diambil dari kotak amal tersebut terdiri atas pecahan Rp 100, Rp 200, Rp 500, hingga Rp 1.000. Bila ditimbang, berat uang logam yang dibayarkan kepada PLN mencapai 90 kg.
"Uang ini kami kumpulkan dari kotak amal. Jumlahnya sekitar Rp 10 juta sekian. Insya Allah hari ini bisa lunas," terangnya. Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Teknik PLN Rayon Ngoro Joko menampik jika yang dibayarkan takmir Masjid Baiturrahmat adalah denda.
"Bukan denda, tapi tagihan susulan. Itu berdasarkan tarif dan dayanya. Kebetulan di masjid ini tarifnya S2, dayanya 3.500," jelasnya. Joko menambahkan, pihaknya sebenarnya tak menerima pembayaran secara tunai. Kendati begitu, sejumlah petugas PLN membantu takmir masjid untuk menghitung uang mereka. "Kami terima dan kami beri nomor register. Untuk pembayaran bisa di loket-loket yang sudah tersedia, seperti kantor pos," tandasnya. *
Kedapatan melanggar sambungan listrik, takmir Masjid Baiturrahmat harus membayar denda ke PLN. Namun pelunasan denda dilakukan dengan cara tak biasa. Takmir membayar dengan uang logam seberat 90 kg. Sekretaris Takmir Masjid Baiturrahmat Pairin (55) mengatakan, denda tersebut dijatuhkan PLN lantaran terjadi pelanggaran sambungan.
Saat mengecek instalasi listrik di masjid yang terletak di Desa Sukosari, Kasembon, Malang, petugas PLN menemukan 7 titik bekas pemakaian listrik yang diambil dari atas meter KWh. PLN pun menjatuhkan denda sebesar Rp 19.395.909 kepada pihak masjid. Meski aliran listrik ke masjid tak sampai diputus, takmir pun tetap berusaha melunasi denda tersebut.
"Awalnya kami bayar Rp 5 juta, sisanya kami angsur 3 kali," kata Pairin kepada wartawan di kantor PLN Rayon Ngoro, Jombang, Senin (23/7) seperti dilansir detik. Pembayaran kali ini adalah yang terakhir. Namun menariknya, pelunasan denda tersebut dilakukan dengan cara tak biasa. Rombongan takmir masjid Baiturrahmat membawa karung dan kotak amal yang berisi ribuan uang logam.
Karung dan kotak amal itu pun diangkut menggunakan mobil pikap. Setibanya di kantor PLN Rayon Ngoro, mereka baru melakukan penghitungan. Uang-uang yang diambil dari kotak amal tersebut terdiri atas pecahan Rp 100, Rp 200, Rp 500, hingga Rp 1.000. Bila ditimbang, berat uang logam yang dibayarkan kepada PLN mencapai 90 kg.
"Uang ini kami kumpulkan dari kotak amal. Jumlahnya sekitar Rp 10 juta sekian. Insya Allah hari ini bisa lunas," terangnya. Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Teknik PLN Rayon Ngoro Joko menampik jika yang dibayarkan takmir Masjid Baiturrahmat adalah denda.
"Bukan denda, tapi tagihan susulan. Itu berdasarkan tarif dan dayanya. Kebetulan di masjid ini tarifnya S2, dayanya 3.500," jelasnya. Joko menambahkan, pihaknya sebenarnya tak menerima pembayaran secara tunai. Kendati begitu, sejumlah petugas PLN membantu takmir masjid untuk menghitung uang mereka. "Kami terima dan kami beri nomor register. Untuk pembayaran bisa di loket-loket yang sudah tersedia, seperti kantor pos," tandasnya. *
Komentar