Bali Surplus Sapi, Nasional Minus 35 Persen
RPH Rumahan Dicurigai Potong Sapi Induk Produktif
DENPASAR, NusaBali
Bali stabil menjadi salah satu pemasok pemenuhan kebutuhan sapi nasional untuk penyediaan daging. Dalam setahun, Bali mengirimkan sekitar 50.000 ekor sapi ke luar daerah. Jakarta dan sekitarnya. Hanya saja, surplus tersebut bisa saja terkikis perlahan-lahan menyusul dugaan pemotongan sapi induk produktif yang tidak terkontrol. Jika tidak penanganan, populasi induk sapi di Bali dipastikan akan menyusut, sehingga surplus sapi untuk Bali juga dipastikan berkurang.
Hal tersebut dalam rapat evaluasi upaya khusus Program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) yang digelar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali di Hotel Harris, Jalan Cokroaminoto, kawasan Banjar Balun, Pemecutan Kaja, Denpasar, Senin (23/7). Dalam rapat evaluasi tersebut, mencuat berbagai persoalan terkait ‘persapian’ Bali. Mulai dari persoalan inseminasi buatan, program gertak birahi (gerakan serentak merangsang birahi sapi). Termasuk indikasi pemotongan sapi induk produktif yang kemungkinan besar tak terdeteksi.
Penyebabnya, pemotongan tersebut diduga dilakukan dilakukan di rumah potong rumahan. Bukan di RPH resmi. “Siapa yang bisa memastikan sapi induk yang dipotong di sana (RPH rumahan) bukan induk sapi produktif,” ujarnya. Karena itu, kalau memungkinkan dilakukan penegakan hukum terhadap RPH rumahan tersebut. Karena jika tidak, program penanganan khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) akan sia-sia.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali, tak memungkiri hal tersebut. Namun sesuai arahan dari Pusat, pengawasan baru difokuskan pada RPH resmi. Di RPH resmi, juru semblih halal (jumilah) juga menolak memotong sapi induk produktif. “Terima kasih ini penting sebagai masukan,” ujar Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) AA Inten Wiradewi, salah seorang pembicara dalam rapat evaluasi yang dihadiri dinas peternakan se-Bali.
Kasi Produksi dan Pembibitan I Ketut Nata Kesuma, program Siwab merupakan upaya percepatan populasi sapi, secara nasional. Tujuannya, untuk memasok permintaan daging sapi, yang juga terus meningkat. Secara nasional, meningkat 18,2 persen. Sedang kemampuan nasional untuk memenuhi pasokan 65, 5 persen. 34,5 persen masih import. “Sedang di Bali kita surplus,” ujar Nata Kesuma. Populasi sapi di Bali, menurutnya berkisar 500 –an ribu ekor. *k17
Hal tersebut dalam rapat evaluasi upaya khusus Program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) yang digelar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali di Hotel Harris, Jalan Cokroaminoto, kawasan Banjar Balun, Pemecutan Kaja, Denpasar, Senin (23/7). Dalam rapat evaluasi tersebut, mencuat berbagai persoalan terkait ‘persapian’ Bali. Mulai dari persoalan inseminasi buatan, program gertak birahi (gerakan serentak merangsang birahi sapi). Termasuk indikasi pemotongan sapi induk produktif yang kemungkinan besar tak terdeteksi.
Penyebabnya, pemotongan tersebut diduga dilakukan dilakukan di rumah potong rumahan. Bukan di RPH resmi. “Siapa yang bisa memastikan sapi induk yang dipotong di sana (RPH rumahan) bukan induk sapi produktif,” ujarnya. Karena itu, kalau memungkinkan dilakukan penegakan hukum terhadap RPH rumahan tersebut. Karena jika tidak, program penanganan khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) akan sia-sia.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali, tak memungkiri hal tersebut. Namun sesuai arahan dari Pusat, pengawasan baru difokuskan pada RPH resmi. Di RPH resmi, juru semblih halal (jumilah) juga menolak memotong sapi induk produktif. “Terima kasih ini penting sebagai masukan,” ujar Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) AA Inten Wiradewi, salah seorang pembicara dalam rapat evaluasi yang dihadiri dinas peternakan se-Bali.
Kasi Produksi dan Pembibitan I Ketut Nata Kesuma, program Siwab merupakan upaya percepatan populasi sapi, secara nasional. Tujuannya, untuk memasok permintaan daging sapi, yang juga terus meningkat. Secara nasional, meningkat 18,2 persen. Sedang kemampuan nasional untuk memenuhi pasokan 65, 5 persen. 34,5 persen masih import. “Sedang di Bali kita surplus,” ujar Nata Kesuma. Populasi sapi di Bali, menurutnya berkisar 500 –an ribu ekor. *k17
Komentar