FPTI Bali Persiapkan Atlet Masuk Tim Pelatda
Ketua Umum Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali, Putu Yudiatmika kini tengah mempersiapkan atletnya guna masuk tim Pelatda Bali.
DENPASAR, NusaBali
Pelatihan Daerah (Pelatda) dilakukan karena daerah lainnya sudah bergerak lebih dulu dalam menyiapkan atlet menuju proyeksi Pra PON dan PON Papua XX/2020. Terlebih dari hasil yang didapat dalam Sirkuit Panjat Tebing Piala Walikota Surabaya yang berakhir Sabtu (21/7) lalu, Bali nihil medali emas. Prestasi terbaik FPTI Bali hanya mampu meraih 3 medali perak.
Sementara atlet andalannya Nadya Putri Virgita yang turun di kategori buolder umum perorangan gagal mempersembahkan medali di partai final. Sedangkan atlet yang berhasil mempersembahkan medali perak di nomor boulder putri diraih oleh Ni Komang Ayu Suartini dari FPTI Jembrana, berikutnya di nomor boulder putra diraih oleh Rivaldi Ode dari FPTI Jembrana Bali, dan satu medali perak lagi di kategori lead putra diraih oleh Julio Fernando Sapulete dari FPTI Jembrana. "Yang meraih medali ketiga-tiganya atlet Jembrana," ucap Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudiatmika, Selasa (24/7).
Kata Yudiatmika, sebenarnya kemampuan atlet Bali dari hasil seleksi Kejuaraan Panjat Tebing Bali Seri I di Denpasar, Porjar, dan Kejuaraan Panjat Tebing Seri II di Gianyar cukup mengembirakan. Buktinya 4 atlet mampu melaju ke final. Sementara Nadya mengundurkan diri di final karena ada kendala teknis. "Bagi saya ini merupakan atlet yang diandalkan panjat tebing Bali dan mampu menghadapi atlet atlet pelatda daerah lain. Atlet lain sudah Pelatda sejak lama. Sementara kita baru bersiap masuk Pelatda. Tapi mereka mampu memberikan perlawanan sengit," tandas Yudiatmika.
Diakui atlet Pelatda Jatim, Pelatda Jawa Tengah, DKI, Riau, Kaltim dan Atlet Pelatnas Asia Games persiapannya cukup matang. Atlet Pelatnas dan Jatim begitu mendominasi, karena dari segi latihan mereka sudah maksimal selama 1 hingga 2 tahun. Belum lagi ditopang dari segi pengalamam dan mengikuti pengembangan jalur sudah begitu lama. "Kita di Bali masih menitikberatkan dari kemampuan atlet yang masih dalam jalur lama dengan poin poin yang kita miliki. Dimana perkembangan jalur dan poin poin di masa kini dalam kompetisi panjang tebing telah begitu berkembang dan variatif," tutur Yudiatmika. Tentu pengalaman baik di Surabaya sebagai evaluasi untuk meningkatkan atlet dalam variasi jalur dan variasi poin poin yang lebih banyak lagi. Ke depan harus dilakukan penambahan waktu latihan yang lebih banyak lagi dengan berhagai variasi jalur. "Saya yakin atlet Bali akan bisa berprestasi di Papua dengan dukungan berbagai pihak. Asalkan bisa dibantu peralatan dan perbaikan wal di GOR KONI Bali," kata Yudiatmika. *dek
Pelatihan Daerah (Pelatda) dilakukan karena daerah lainnya sudah bergerak lebih dulu dalam menyiapkan atlet menuju proyeksi Pra PON dan PON Papua XX/2020. Terlebih dari hasil yang didapat dalam Sirkuit Panjat Tebing Piala Walikota Surabaya yang berakhir Sabtu (21/7) lalu, Bali nihil medali emas. Prestasi terbaik FPTI Bali hanya mampu meraih 3 medali perak.
Sementara atlet andalannya Nadya Putri Virgita yang turun di kategori buolder umum perorangan gagal mempersembahkan medali di partai final. Sedangkan atlet yang berhasil mempersembahkan medali perak di nomor boulder putri diraih oleh Ni Komang Ayu Suartini dari FPTI Jembrana, berikutnya di nomor boulder putra diraih oleh Rivaldi Ode dari FPTI Jembrana Bali, dan satu medali perak lagi di kategori lead putra diraih oleh Julio Fernando Sapulete dari FPTI Jembrana. "Yang meraih medali ketiga-tiganya atlet Jembrana," ucap Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudiatmika, Selasa (24/7).
Kata Yudiatmika, sebenarnya kemampuan atlet Bali dari hasil seleksi Kejuaraan Panjat Tebing Bali Seri I di Denpasar, Porjar, dan Kejuaraan Panjat Tebing Seri II di Gianyar cukup mengembirakan. Buktinya 4 atlet mampu melaju ke final. Sementara Nadya mengundurkan diri di final karena ada kendala teknis. "Bagi saya ini merupakan atlet yang diandalkan panjat tebing Bali dan mampu menghadapi atlet atlet pelatda daerah lain. Atlet lain sudah Pelatda sejak lama. Sementara kita baru bersiap masuk Pelatda. Tapi mereka mampu memberikan perlawanan sengit," tandas Yudiatmika.
Diakui atlet Pelatda Jatim, Pelatda Jawa Tengah, DKI, Riau, Kaltim dan Atlet Pelatnas Asia Games persiapannya cukup matang. Atlet Pelatnas dan Jatim begitu mendominasi, karena dari segi latihan mereka sudah maksimal selama 1 hingga 2 tahun. Belum lagi ditopang dari segi pengalamam dan mengikuti pengembangan jalur sudah begitu lama. "Kita di Bali masih menitikberatkan dari kemampuan atlet yang masih dalam jalur lama dengan poin poin yang kita miliki. Dimana perkembangan jalur dan poin poin di masa kini dalam kompetisi panjang tebing telah begitu berkembang dan variatif," tutur Yudiatmika. Tentu pengalaman baik di Surabaya sebagai evaluasi untuk meningkatkan atlet dalam variasi jalur dan variasi poin poin yang lebih banyak lagi. Ke depan harus dilakukan penambahan waktu latihan yang lebih banyak lagi dengan berhagai variasi jalur. "Saya yakin atlet Bali akan bisa berprestasi di Papua dengan dukungan berbagai pihak. Asalkan bisa dibantu peralatan dan perbaikan wal di GOR KONI Bali," kata Yudiatmika. *dek
1
Komentar