7 Ha Sawah Terendam Air Laut
7 hektare sawah di Tempek Babakan, Subak Sidayu, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, tergenang air laut, Rabu (25/7).
SEMARAPURA, NusaBali
Penyebabnya, ombak setinggi 3 meter menerjang sawah tersebut. Kondisi itu dikhawatirkan akan berakibat padi rusak hingga mati. Informasi yang dihimpun, gelombang tinggi sudah terjadi sejak Selasa (24/7) malam, dengan ketinggian hingga 3 meter. Sawah petani di Subak Sidayu, Tempek Babakan, berada dekat bibir pantai ini pun diterjang ombak. Hingga Rabu kemarin, sedikitnya 7 hektare sawah masih tergenang air laut.
Perbekel Desa Takmung I Nyoman Mudita tidak menampik kondisi tersebut. Kata dia, ombak belakangan ini memang cukup tinggi, Namun Rabu kemarin ketinggian sudah mencapai 3 meter dan meluap hingga ke areal persawahan Subak Sidayu, Tempek Babakan. Padi pada sawah itu berumur 1 - 1,5 bulan, karena terendam air laut maka tananam padi itu akan mati. "Padahal petani tinggal menunggu hasil panen saja. Karena terendam air laut maka padi akan menguning dan mati, solusinya harus ditanam ulang," ujarnya.
Disebutkan, dari luas lahan subak 10 hektare, seluas 7 hektare terendam. Selain itu, tanaman padi dari demplot padi dari Kodim 1610/Klungkung seluas 30 are juga turut terendam. Padahal usia tanam sudah berusia berusia 2 bulan. "Kami tidak bisa berbuat banyak karena ini menyangkut faktor alam," ujarnya.
Selain itu, ombak tinggi juga membawa pasir ke pesisir hingga menutup loloan Tukad Labak Nongan. Air yang tergenang itu sudah membentuk sebuah danau mini seluas sehektare. "Kami meminta kepada dinas terkait untuk menurunkan alat berat membuka loloan yang tertutup ini," ujarnya.
Gelombang tinggi juga terjadi di pesisir pantai lainnya termasuk Pelabuhan Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Akibatnya, pelabuhan ini pada pagi hari tidak bisa dioperasikan. Menurut Wayan Muliana, seorang warga Nusa Penida yang hendak pulang kampung terpaksa menunda agendanya di kampung. "Ya mau gimana lagi ombak besar terpaksa balik lagi ke denpasar," ujarnya.*wan
Penyebabnya, ombak setinggi 3 meter menerjang sawah tersebut. Kondisi itu dikhawatirkan akan berakibat padi rusak hingga mati. Informasi yang dihimpun, gelombang tinggi sudah terjadi sejak Selasa (24/7) malam, dengan ketinggian hingga 3 meter. Sawah petani di Subak Sidayu, Tempek Babakan, berada dekat bibir pantai ini pun diterjang ombak. Hingga Rabu kemarin, sedikitnya 7 hektare sawah masih tergenang air laut.
Perbekel Desa Takmung I Nyoman Mudita tidak menampik kondisi tersebut. Kata dia, ombak belakangan ini memang cukup tinggi, Namun Rabu kemarin ketinggian sudah mencapai 3 meter dan meluap hingga ke areal persawahan Subak Sidayu, Tempek Babakan. Padi pada sawah itu berumur 1 - 1,5 bulan, karena terendam air laut maka tananam padi itu akan mati. "Padahal petani tinggal menunggu hasil panen saja. Karena terendam air laut maka padi akan menguning dan mati, solusinya harus ditanam ulang," ujarnya.
Disebutkan, dari luas lahan subak 10 hektare, seluas 7 hektare terendam. Selain itu, tanaman padi dari demplot padi dari Kodim 1610/Klungkung seluas 30 are juga turut terendam. Padahal usia tanam sudah berusia berusia 2 bulan. "Kami tidak bisa berbuat banyak karena ini menyangkut faktor alam," ujarnya.
Selain itu, ombak tinggi juga membawa pasir ke pesisir hingga menutup loloan Tukad Labak Nongan. Air yang tergenang itu sudah membentuk sebuah danau mini seluas sehektare. "Kami meminta kepada dinas terkait untuk menurunkan alat berat membuka loloan yang tertutup ini," ujarnya.
Gelombang tinggi juga terjadi di pesisir pantai lainnya termasuk Pelabuhan Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Akibatnya, pelabuhan ini pada pagi hari tidak bisa dioperasikan. Menurut Wayan Muliana, seorang warga Nusa Penida yang hendak pulang kampung terpaksa menunda agendanya di kampung. "Ya mau gimana lagi ombak besar terpaksa balik lagi ke denpasar," ujarnya.*wan
1
Komentar