nusabali

Pengusaha Ingin Stabilisasi Rupiah

  • www.nusabali.com-pengusaha-ingin-stabilisasi-rupiah

Untuk Perencanaan Bisnis yang Baik

JAKARTA, NusaBali
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut kalangan pengusaha membutuhkan kestabilan nilai tukar rupiah agar dapat membuat perencanaan bisnis yang baik. Saat ini kalangan pengusaha telah memperkirakan kondisi pelemahan nilai tukar rupiah karena kondisi global. "Secara keseluruhan pengusaha tentu inginnya kestabilan karena kalau fluktuasinya besar, kita susah melakukan perencanaan," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani di Jakarta, Rabu (25/7).

Menurut Rosan, pengusaha telah menyiapkan tiga opsi antisipasi pelemahan rupiah. Tiga opsi tersebut adalah menurunkan margin keuntungan, melimpahkannya kepada konsumen sehingga harga menjadi naik, atau justru melakukan efisiensi di berbagai aspek. "Kalau tahu bakal tinggi kita tahu apa yang harus kita lakukan, menurunkan margin, melakukan efisiensi atau membebankan ke konsumen," katanya.

Rosan mengaku dunia usaha telah memperkirakan tren pelemahan rupiah dan telah memasukkan hal tersebut dalam perencanaan bisnis tahun ini dan tahun depan. Namun, ia memastikan antisipasi hanya akan dilakukan oleh sektor-sektor usaha yang terdampak langsung pelemahan rupiah, terutama bidang usaha yang masih didominasi bahan baku impor.

Sebaliknya, sektor-sektor yang mayoritas mengekspor produknya justru akan menikmati momentum pelemahan rupiah seperti batu bara. "Sebetulnya kita dari pengusaha sudah tahu, sudah memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga yang mengakibatkan biaya kita naik. Jadi sebenarnya dalam perencanaan kita tahun ini maupun tahun depan kita sudah masukkan hal itu," katanya.

Sementara itu nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, ditutup menguat sebesar 70 poin menjadi Rp14.475 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.545 per dolar AS.

"Penguatan rupiah akibat dolar yang terlihat berkonsolidasi jelang rilis data GDP AS pada hari Jumat ini. Jadi, kemungkinan sampai data itu dirilis belum akan terjadi pergerakan atau penguatan dolar yang signifikan," kata analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Rabu.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu, tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp14.515 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.541 per dolar AS. Laju rupiah sebelumnya kembali mengalami pelemahan seiring imbas melemahnya laju euro terhadap dolar AS seiring dengan adanya kekhawatiran Uni Eropa akan terkena dampak dari kebijakan pengenaan tarif impor oleh Pemerintahan AS.

Beberapa rilis data makroekonomi antara lain indeks aktivitas bisnis dan PMI UNI Eropa masih cenderung datar sehingga dikhawatirkan ekonomi Uni Eropa akan rentan dengan kebijakan Pemerintahan AS tersebut. Di sisi lain, dari dalam negeri, masih cenderung minim sentimen positif sehingga laju rupiah ikut mengalami pelemahan. Senada dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat 2,05 poin menjadi 5.933,89 seiring penguatan bursa saham regional. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,67 poin (0,28 persen) menjadi 936,47.*ant

Komentar