Cok Ibah Deadline Golkar Hari Ini
Jika sampai hari ini belum dapat kepastian dari Golkar untuk nyaleg DPRD Bali, Cok Ibah akan kabur ke partai lain
Golkar Tawarkan Solusi Cok Ibah Turun Kelas ke DPRD Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Politisi senior asal Puri Agung Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, terpaksa memberikan deadline hingga Jumat (27/7) ini kepada DPD I Golkar Bali untuk bersikap atas ketidakjelasan pencalonannya tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar. Jika tetap tak ada kejelasan, Cok Ibah putuskan akan maju tarung Pileg 2019 dengan kendaraan partai lain.
Cok Ibah menegaskan, deadline (batas waktu tearkhir) ini terpaksa diberikan, menyusul semakin pendeknya rentang waktu pendaftaran baal caleg di KPU Bali, yakni 31 Juli 2018. “Besok (hari ini, Red) saya akan cari kepastian kepada jajaran DPD I Golkar Bali. Setidaknya, saya akan telepon Pak Wijaya (Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, Red) terkait kepastian pencalonan saya,” tandas Cok Ibah saat dihubungi NusaBali, Kamis (26/7) sore.
Menurut Cok Ibah, setelah ada kepastian tentang dicalonkan atau tidak oleh Golkar, dirinya akan segera ambil sikap untuk maju tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar melalui partai lain. Terkait tarik ulur pencalonan, Cok Ibah menjelaskan, per 16 Juli 2018 lalu dirinya sempat datang ke DPD I Golkar Bali untuk menanyakan kepastian pencalonannya.
Saat itu, kata Cok Ibah, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta menyatakan akan memanggil dirinya melalui Tim 9. Sebab, Tim 9 akan mengeluarkan keputusan terkait pencalonan dimaksud. Namun, sampai Kamis kemarin panggilan Tim 9 yang ditunggu-tunggu itu belum kunjung datang. Karena itu, Cok Ibah merasa perlu untuk mencari kepastian sikap DPD I Golkar Bali.
Cok Ibah menyerahkan sepenuhnya pencalonan itu kepada DPD I Golkar Bali. Tapi, Cok Ibah mengaku heran dengan tarik ulur pencalonannya, yang seolah-olah dirinya jadi ‘pembuat masalah’. DPD II Golkar Gianyar juga tidak ada komunikasi dengan Cok Ibah.
“Saya telepon Pak Dauh (Ketua DPD II Golkar Gianyar I Made Dauh Wijana, Red), saya disuruh menghubungi Sugawa Korry (Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry). Saya hubungi HP-nya Sugawa Korry dan SMS juga, nggak nyambung-nyambung. Mungkin sudah ganti nomor HP,” sesal mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode (2009-2014, 2014-2018) ini.
Menyimak tarik ulur pencalonannya yang terlalu lama tanpa ada kepastian itu, Cok Ibah pun menduga-duga, mungkin Golkar tidak lagi membutuhkan dirinya. Dugaan lainnya, mungkin Cok Ibah ada salah, namun dia tak tahu apa salahnya. “Kalau saya ada salah, sebaiknya kan saling mengingatkan,” tegas Cok Ibah, yang mundur dari Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar, Januari 2018 lalu, karena maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) ke Pilkada Gianyar 2018.
Cok Ibah sendiri diangap pantas memperjuangkan aspirasi masyarakat Gianyar di DPRD Bali, melihat perjalanan panjang kariernya. Politisi yang juga tokoh adat dan kini menjabat Bendesa Pakraman Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar ini ikut nyelamatkan Golkar dari tekanan Reformasi tahun 1998. Saat itu, Cok Ibah dibujuk hingga mau menjabat Ketua DPD II Golkar Gianyar, dengan Sekretarisnya (kala itu) I Made Dauh Wijana.
Kini, ketika Dauh Wijana menjabat Letua DPD II Golkar Gianyar, Cok Ibah menjadi Ketua Dewan Penasihat Golkar Gianyar. Dauh Wijana pula yang menggantikan Cok Ibah di DPRD Bali dengan status PAW (pengganti antar waktu), Januari 2018 lalu. “Yang jelas, saya sudah bangkitkan Golkar pasca Reformasi itu,” tegas Cok Ibah.
Terkait statemen IGP Wijaya yang menyatakan Cok Ibah akan dipasang sebagai caleg apabila ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang mundur, mertua dari artis ibukota Happy Shalma ini balik menanyakan, siapa caleg yang akan mundur? Cok Ibah menegaskan, dengan tarik ulur pencalonan ini, dirinya mengaku tak akan lagi tergantung dari salah satu partai untuk memperjuangkan masyarakat.
“Karena saya tak punya sikap ambisus menjabat. Tapi, dorongan teman-teman dan pendukung makin kuat, maka saya masih pertimbangkan untuk nyalon DPRD Bali lewat partai lain,” tegas Cok Ibah.
Cok Ibah menambahkan, sambil bersabar menunggu perkembangan di DPD I Golkar Bali, dirinya akan memutuskan nyaleg DPRD Bali lewat partai lain selamnat-lambatnya, Senin (30/7) depan. Cok Ibah berharap Golkar segera bersikap terhadap pencalonan dirinya.
Menurut Cok Ibah, ada dua partai yang telah mendekatinya untuk diajak bergabung dan nyaleg DPRD Bali Dapil Gianyar, yakni Demokrat dan Gerindra. Dirinya sudah dihubungi langsung Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Bali I Gusti Bagus Alit Putra, Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta, dan Ketua DPC Demokrat Gianyar Tjokorda Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara---yang masih kerabatnya dari Puri Agung Ubud. Selain itu, Ketua DPC Gerindra Gianyar, I Wayan Tagel Arjana, juga sudah menghubungi Cok Ibah.
Jika jadi maju tarung ke DPRD Bali 2019 dari Dapil Gianyar nanti, Cok Ibah akan menghadapi 5 incumbent. Mereka masing-masing I Kadek Diana (PDIP), I Madse Budastra (PDIP), Cok Asmara (Demokrat), Wayan Tagel Arjana (Gerindra), dan Made Dauh Wijana (Golkar). Satu incumbent DPRD Bali Dapil Gianyar lainnya maju tarung ke DPR RI Dapil Bali, yakni Nyoman Parta (PDIP).
Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta mengatakan pihaknya sudah siapkan solusi untuk Cok Ibah. Alternatif pertama, Cok Ibah dipasang sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar ke Pileg 2019. Alternatif kedua, jika tak ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang mengundurkan diri, maka Cok Ibah akan dipasang tarung ke DPRD Gianyar Dapil Ubud.
Sudikerta menyebutkan, mengganti secara mendadak caleg DPRD Bali Dapil Gianyar tidak bisa dilaksanakan, kalau tak ada caleg yang mengundurkan diri. “Jadi, solusinya Cok Ibah harus maju ke DPRD Gianyar,” ujar Sudikerta saat dihubungi NusaBali terpisah, tadi malam.
Menurut Sudikerta, KPU Bali sudah diajak komunikasi terkait rencana pencalonan Cok Ibah---yang sebelumnya tidak didaftarkan ke KPU---ini. Jadi, sebenarnya sudah ada usaha untuk memasukkan Cok Ibah. Namun, tak bisa dilakukan pergantian caleg karena tidak ada yang mundur. “Kita masih ada batas waktu melakukan pergantian sampai 30 Juli depan. Jadi, ini masih diupayakan. Kalau memang sudah tidak ada solusi, ya Cok Ibah kita bawa ke DPRD Gianyar,” tegas Sudikerta.
Bagaimana kalau Cok Ibah tidak mau turun kelas ke DPRD Gianyar? “Ya, Cok Ibah harus mau, ini penugasan partai. Nanti kan ada caleg yang mundur di kabupaten. Kalau tidak ada yang mundur, kita tentu akan komunikasikan. Intinya, kita carikan solusi terbaik-lah, supaya Golkar bisa meraih suara signifikan dan mampu tambah kursi,” tandas Sudikerta. *lsa,nat
GIANYAR, NusaBali
Politisi senior asal Puri Agung Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, terpaksa memberikan deadline hingga Jumat (27/7) ini kepada DPD I Golkar Bali untuk bersikap atas ketidakjelasan pencalonannya tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar. Jika tetap tak ada kejelasan, Cok Ibah putuskan akan maju tarung Pileg 2019 dengan kendaraan partai lain.
Cok Ibah menegaskan, deadline (batas waktu tearkhir) ini terpaksa diberikan, menyusul semakin pendeknya rentang waktu pendaftaran baal caleg di KPU Bali, yakni 31 Juli 2018. “Besok (hari ini, Red) saya akan cari kepastian kepada jajaran DPD I Golkar Bali. Setidaknya, saya akan telepon Pak Wijaya (Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, Red) terkait kepastian pencalonan saya,” tandas Cok Ibah saat dihubungi NusaBali, Kamis (26/7) sore.
Menurut Cok Ibah, setelah ada kepastian tentang dicalonkan atau tidak oleh Golkar, dirinya akan segera ambil sikap untuk maju tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar melalui partai lain. Terkait tarik ulur pencalonan, Cok Ibah menjelaskan, per 16 Juli 2018 lalu dirinya sempat datang ke DPD I Golkar Bali untuk menanyakan kepastian pencalonannya.
Saat itu, kata Cok Ibah, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta menyatakan akan memanggil dirinya melalui Tim 9. Sebab, Tim 9 akan mengeluarkan keputusan terkait pencalonan dimaksud. Namun, sampai Kamis kemarin panggilan Tim 9 yang ditunggu-tunggu itu belum kunjung datang. Karena itu, Cok Ibah merasa perlu untuk mencari kepastian sikap DPD I Golkar Bali.
Cok Ibah menyerahkan sepenuhnya pencalonan itu kepada DPD I Golkar Bali. Tapi, Cok Ibah mengaku heran dengan tarik ulur pencalonannya, yang seolah-olah dirinya jadi ‘pembuat masalah’. DPD II Golkar Gianyar juga tidak ada komunikasi dengan Cok Ibah.
“Saya telepon Pak Dauh (Ketua DPD II Golkar Gianyar I Made Dauh Wijana, Red), saya disuruh menghubungi Sugawa Korry (Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry). Saya hubungi HP-nya Sugawa Korry dan SMS juga, nggak nyambung-nyambung. Mungkin sudah ganti nomor HP,” sesal mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode (2009-2014, 2014-2018) ini.
Menyimak tarik ulur pencalonannya yang terlalu lama tanpa ada kepastian itu, Cok Ibah pun menduga-duga, mungkin Golkar tidak lagi membutuhkan dirinya. Dugaan lainnya, mungkin Cok Ibah ada salah, namun dia tak tahu apa salahnya. “Kalau saya ada salah, sebaiknya kan saling mengingatkan,” tegas Cok Ibah, yang mundur dari Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar, Januari 2018 lalu, karena maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) ke Pilkada Gianyar 2018.
Cok Ibah sendiri diangap pantas memperjuangkan aspirasi masyarakat Gianyar di DPRD Bali, melihat perjalanan panjang kariernya. Politisi yang juga tokoh adat dan kini menjabat Bendesa Pakraman Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar ini ikut nyelamatkan Golkar dari tekanan Reformasi tahun 1998. Saat itu, Cok Ibah dibujuk hingga mau menjabat Ketua DPD II Golkar Gianyar, dengan Sekretarisnya (kala itu) I Made Dauh Wijana.
Kini, ketika Dauh Wijana menjabat Letua DPD II Golkar Gianyar, Cok Ibah menjadi Ketua Dewan Penasihat Golkar Gianyar. Dauh Wijana pula yang menggantikan Cok Ibah di DPRD Bali dengan status PAW (pengganti antar waktu), Januari 2018 lalu. “Yang jelas, saya sudah bangkitkan Golkar pasca Reformasi itu,” tegas Cok Ibah.
Terkait statemen IGP Wijaya yang menyatakan Cok Ibah akan dipasang sebagai caleg apabila ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang mundur, mertua dari artis ibukota Happy Shalma ini balik menanyakan, siapa caleg yang akan mundur? Cok Ibah menegaskan, dengan tarik ulur pencalonan ini, dirinya mengaku tak akan lagi tergantung dari salah satu partai untuk memperjuangkan masyarakat.
“Karena saya tak punya sikap ambisus menjabat. Tapi, dorongan teman-teman dan pendukung makin kuat, maka saya masih pertimbangkan untuk nyalon DPRD Bali lewat partai lain,” tegas Cok Ibah.
Cok Ibah menambahkan, sambil bersabar menunggu perkembangan di DPD I Golkar Bali, dirinya akan memutuskan nyaleg DPRD Bali lewat partai lain selamnat-lambatnya, Senin (30/7) depan. Cok Ibah berharap Golkar segera bersikap terhadap pencalonan dirinya.
Menurut Cok Ibah, ada dua partai yang telah mendekatinya untuk diajak bergabung dan nyaleg DPRD Bali Dapil Gianyar, yakni Demokrat dan Gerindra. Dirinya sudah dihubungi langsung Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Bali I Gusti Bagus Alit Putra, Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta, dan Ketua DPC Demokrat Gianyar Tjokorda Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara---yang masih kerabatnya dari Puri Agung Ubud. Selain itu, Ketua DPC Gerindra Gianyar, I Wayan Tagel Arjana, juga sudah menghubungi Cok Ibah.
Jika jadi maju tarung ke DPRD Bali 2019 dari Dapil Gianyar nanti, Cok Ibah akan menghadapi 5 incumbent. Mereka masing-masing I Kadek Diana (PDIP), I Madse Budastra (PDIP), Cok Asmara (Demokrat), Wayan Tagel Arjana (Gerindra), dan Made Dauh Wijana (Golkar). Satu incumbent DPRD Bali Dapil Gianyar lainnya maju tarung ke DPR RI Dapil Bali, yakni Nyoman Parta (PDIP).
Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta mengatakan pihaknya sudah siapkan solusi untuk Cok Ibah. Alternatif pertama, Cok Ibah dipasang sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar ke Pileg 2019. Alternatif kedua, jika tak ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang mengundurkan diri, maka Cok Ibah akan dipasang tarung ke DPRD Gianyar Dapil Ubud.
Sudikerta menyebutkan, mengganti secara mendadak caleg DPRD Bali Dapil Gianyar tidak bisa dilaksanakan, kalau tak ada caleg yang mengundurkan diri. “Jadi, solusinya Cok Ibah harus maju ke DPRD Gianyar,” ujar Sudikerta saat dihubungi NusaBali terpisah, tadi malam.
Menurut Sudikerta, KPU Bali sudah diajak komunikasi terkait rencana pencalonan Cok Ibah---yang sebelumnya tidak didaftarkan ke KPU---ini. Jadi, sebenarnya sudah ada usaha untuk memasukkan Cok Ibah. Namun, tak bisa dilakukan pergantian caleg karena tidak ada yang mundur. “Kita masih ada batas waktu melakukan pergantian sampai 30 Juli depan. Jadi, ini masih diupayakan. Kalau memang sudah tidak ada solusi, ya Cok Ibah kita bawa ke DPRD Gianyar,” tegas Sudikerta.
Bagaimana kalau Cok Ibah tidak mau turun kelas ke DPRD Gianyar? “Ya, Cok Ibah harus mau, ini penugasan partai. Nanti kan ada caleg yang mundur di kabupaten. Kalau tidak ada yang mundur, kita tentu akan komunikasikan. Intinya, kita carikan solusi terbaik-lah, supaya Golkar bisa meraih suara signifikan dan mampu tambah kursi,” tandas Sudikerta. *lsa,nat
Komentar