Koster Prioritaskan Infrastruktur Terintegrasi
Calon Gubernur Bali 2018-2023 terpilih I Wayan Koster mendapatkan kunjungan mendadak dari Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, di Rumah Transisi Jalan Mohamad Yamin Niti Mandala Denpasar, Jumat (27/7) pagi.
Gubernur Pastika Datangi Calon Penggantinya ke Rumah Transisi
DENPASAR, NusaBali
Dalam kesempatan itu, Wayan Koster bahas masalah infrastruktur terintegrasi yang jadi prioritasnya. Saat Gubernur Pastika datang ke Rumah Transisi, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita, Wayan Koster sedang memimpin rapat bersama Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII. Gubernur Pastika datang ke Rumah Transisi dengan didampingi Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Karo Humas & Protokol Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra.
Setelah beberapa menit berdialog dan memberikan masukan dalam perteman tertutup itu, Gubernur Pastika langsung meninggalkan Rumah Transisi. Kemudian, Wayan Koster melanjutkan rapat bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII Bali-Jawa Timur, I Ketut Darma Wahana. Sekda Provinsi Bali Desa Made Indra juga ikut dalam pertemuan lanjutan itu.
Pertemuan Wayan Koster dengan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII Ketut Darma Wahana dan Bupati Agus Suradnyana tersebut untuk membahas percepatan pelaksanaan proyek shorcut (jalan pintas) Bedugul-Singaraja. Nah, Gubernur Pastika yang kemarin juga tiba-tiba hadir ke Rumah Transisi, sempat mengusulkan shortcut harus secepatnya direalisasikan, untuk mengurai kemacetan jalur utama Denpasar-Singaraja vis Bedugul, terlebih pada hari libur.
Gubernur Pastika berpendapat, Shortcut Bedugul-Singaraja sangat mendesak untuk direalisasikan, mengingat jalur menuju objek wisata Bedugul (Kecamatan Baturiti, Tabanan) belakangan makin krodit. Tak hanya pada akhir pekan atau hari libur, akses utama menuju Singaraja juga hampir tiap hari mengalami kemacetan. “Hampir tiap hari macet, sangat melelahkan dan menyita waktu kalau kita menempuh perjalanan ke Singaraja melalui Bedugul,” jelas Pastika.
Untuk itu, Pastika berharap beberapa titik shortcut pengurai kemacetan dapat segera digarap secara bertahap. “Untuk penganggaran, kita intensifkan koordinasi dengan pusat. Sebagian bisa kita alokasikan dalam APBD,” ujar Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang akan mengakhiri jabatan periode kedua pada 27 Agustus 2018 ini.
Sementara, Ketut Darma Wahana mengatakan kondisi jalan di Bali mantap statusnya, dengan nilai 97,31 persen dari total 629 kilometer panjang jalan yang menjadi tanggung jawab Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII. Untuk program peningkatan infrastruktur di Bali, pihaknya saat ini tengah menggarap sejumlah proyek. Salah satunya, megaproyek Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung yang sudah mendekati rampung. “Progessnya (Underpass) sudah mencapai 88,21 persen dan akan selesai 31 Agustus 2018 nanti,” ujar Darma Wahana.
Selain menggarap Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, kata Darma Wahana, Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VIII sudah siapkan pengembangan Shorcut 3-4 Bedugul (Tabanan)–Singaraja (Buleleng). Pembangunan shortcut ini nantinya dapat menjadi solusi memecah kemacetan di kawasan wisata Bedugul dan memperlancar koneksitas Bali Selatan-Bali Utara. “Kami memberikan perhatian serius untuk Shorcut Bedugul-Singaraja ini,” tandas Darma Wahana.
Seusai rapat dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VIII, Jumat kemarin, Wayan Koster mengatakan Gubernur Pastika tiba-tiba saja mampir ke Rumah Transisi. “Kejutan, beliau (Pastika) tiba-tiba hadir di Rumah Transisi dan kita sempat berbicara sebentar. Kebetulan, kita rapat dengan Kepala Satker Balai Jalan,” ujar Calon Gubernur terpilih hasil Pilgub Bali, 27 Juni 2018 ini.
Koster mengatakan, kehadiran Pastika kemarin praktis memperlancar tugas-tugasnya menyiapkan program setelah dilantik nanti bersama Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali 2018-2023. “Kami sudah siapkan sejumlah program yang telah kami susun. Kami menyiapkan kelompok kerja berkaitan dengan legislasi,” tegas Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali.
Salah satu target cepat di bidang legislasi adalah mewujudkan revisi UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Provinsi Bali, NTB, NTT menjadi UU Provinsi Bali (tersendiri). “Kami target akhir tahun 2018 sudah jalan prosesnya dan awal tahun 2019 sudah kami sampaikan kepada pemerintah pusat, DPR RI, dan DPD RI,” tandas politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Kemudian, sejumlah peraturan daerah (Perda) atau Peraturan Gubernur (Pergub) yang menjadi prioritas Koster-Cok Ace juga harus diselesaikan. Salah satunya, Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Penggunaan Huruf Bali dalam Fasilitas Publik. Selain itu, juga Pergub Rahina Mabusana (berpakaian) dan Mebasa (berbahasa) Bali, Pergub soal Kewajiban Hotel dan Restauran pakai hasil produk pertanian lokal Bali. “Kami sudah siapkan itu semuanya,” papar Koster.
Terkait pertemuan dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII, menurut Koster, ada pembahasan mengenai Shorcut Bedugul-Singaraja yang ditarget selesai secepatnya. “Memang kami ingin fokus dalam visi misi kami terkait dengan program infrastruktur terintegrasi. Kami ingin mendengar dari Balai Jalan. Nanti bersama infrastruktur lain kami siapkan,” jelas suami dari dramawati Ni Putu Putri Suastini ini.
Disampaikan pula, Shortcut Titik 5-6 juga akan dilerjakan dengan anggaran APBN Tahun 2019. Soal pembebasan lahan, itu sudah diselesaikan Bupai Buleleng. “Saya akan menambah lagi Shortcut Titik 3-4 di Bedugul. Rencana kami, Shortcut Titik 3-4 akan diupayakan menggunakan dana APBD Rp 236 miliar, di luar pengadaan lahan,” katanya.
Menurut Koster, pihaknya akan bertemu Menteri PUPR, supaya bisa dibantu dengan APBN. “Setidak-tidaknya, fifty-fifty. Kalau tidak ada, kami secepatnya akan gerak untuk Shortcut Titik 5-6 ini, setelah dilantik. Kami ingin jalur ini tuntas. Paling tidak, thun 2020 sudah semuanya nyambung,” tandas Koster.
Koster juga membeber soal rencana pembangunan Panggung Budaya (semacam Art Centre) baru di kawasan Padanggalak dan Kerthalangu (Kecamatan Denpasar Timur). Taman Budaya Art Center yang lama di Jalan Nusa Indah Denpasar akan diperuntukkan buat labolatorium seni, yang direncanakan bakal diserahkan kepada ISI Denpasar dengan status hak kelola.
Program penting yang wajib dilaksanakan Koster begitu dilantik jadi Gubernur Bali adalah melaksanakan pesan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, yakni membuat Perda Larangan Penggunaan Bahan Plastik di Bali. “Saya diminta Ibu Ketua Umum PDIP, begitu dilantik nanti, bikin Perda untuk mengatasi bahan-bahan dari plastik. Sampah plastik harus diatasi. Perintah membatasi kantong plastik ini, bagi saya, harus bahkan sifatnya larangan. Ini sesuai dengan visi misi sa-ya Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Saya setuju dan akan jalankan itu. Nanti semua harus beralih ke kertas,” tegas mantan anggota Komisi X DPR RI tiga periode ini. *nat
DENPASAR, NusaBali
Dalam kesempatan itu, Wayan Koster bahas masalah infrastruktur terintegrasi yang jadi prioritasnya. Saat Gubernur Pastika datang ke Rumah Transisi, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita, Wayan Koster sedang memimpin rapat bersama Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII. Gubernur Pastika datang ke Rumah Transisi dengan didampingi Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Karo Humas & Protokol Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra.
Setelah beberapa menit berdialog dan memberikan masukan dalam perteman tertutup itu, Gubernur Pastika langsung meninggalkan Rumah Transisi. Kemudian, Wayan Koster melanjutkan rapat bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII Bali-Jawa Timur, I Ketut Darma Wahana. Sekda Provinsi Bali Desa Made Indra juga ikut dalam pertemuan lanjutan itu.
Pertemuan Wayan Koster dengan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII Ketut Darma Wahana dan Bupati Agus Suradnyana tersebut untuk membahas percepatan pelaksanaan proyek shorcut (jalan pintas) Bedugul-Singaraja. Nah, Gubernur Pastika yang kemarin juga tiba-tiba hadir ke Rumah Transisi, sempat mengusulkan shortcut harus secepatnya direalisasikan, untuk mengurai kemacetan jalur utama Denpasar-Singaraja vis Bedugul, terlebih pada hari libur.
Gubernur Pastika berpendapat, Shortcut Bedugul-Singaraja sangat mendesak untuk direalisasikan, mengingat jalur menuju objek wisata Bedugul (Kecamatan Baturiti, Tabanan) belakangan makin krodit. Tak hanya pada akhir pekan atau hari libur, akses utama menuju Singaraja juga hampir tiap hari mengalami kemacetan. “Hampir tiap hari macet, sangat melelahkan dan menyita waktu kalau kita menempuh perjalanan ke Singaraja melalui Bedugul,” jelas Pastika.
Untuk itu, Pastika berharap beberapa titik shortcut pengurai kemacetan dapat segera digarap secara bertahap. “Untuk penganggaran, kita intensifkan koordinasi dengan pusat. Sebagian bisa kita alokasikan dalam APBD,” ujar Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang akan mengakhiri jabatan periode kedua pada 27 Agustus 2018 ini.
Sementara, Ketut Darma Wahana mengatakan kondisi jalan di Bali mantap statusnya, dengan nilai 97,31 persen dari total 629 kilometer panjang jalan yang menjadi tanggung jawab Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII. Untuk program peningkatan infrastruktur di Bali, pihaknya saat ini tengah menggarap sejumlah proyek. Salah satunya, megaproyek Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung yang sudah mendekati rampung. “Progessnya (Underpass) sudah mencapai 88,21 persen dan akan selesai 31 Agustus 2018 nanti,” ujar Darma Wahana.
Selain menggarap Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, kata Darma Wahana, Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VIII sudah siapkan pengembangan Shorcut 3-4 Bedugul (Tabanan)–Singaraja (Buleleng). Pembangunan shortcut ini nantinya dapat menjadi solusi memecah kemacetan di kawasan wisata Bedugul dan memperlancar koneksitas Bali Selatan-Bali Utara. “Kami memberikan perhatian serius untuk Shorcut Bedugul-Singaraja ini,” tandas Darma Wahana.
Seusai rapat dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VIII, Jumat kemarin, Wayan Koster mengatakan Gubernur Pastika tiba-tiba saja mampir ke Rumah Transisi. “Kejutan, beliau (Pastika) tiba-tiba hadir di Rumah Transisi dan kita sempat berbicara sebentar. Kebetulan, kita rapat dengan Kepala Satker Balai Jalan,” ujar Calon Gubernur terpilih hasil Pilgub Bali, 27 Juni 2018 ini.
Koster mengatakan, kehadiran Pastika kemarin praktis memperlancar tugas-tugasnya menyiapkan program setelah dilantik nanti bersama Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali 2018-2023. “Kami sudah siapkan sejumlah program yang telah kami susun. Kami menyiapkan kelompok kerja berkaitan dengan legislasi,” tegas Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali.
Salah satu target cepat di bidang legislasi adalah mewujudkan revisi UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Provinsi Bali, NTB, NTT menjadi UU Provinsi Bali (tersendiri). “Kami target akhir tahun 2018 sudah jalan prosesnya dan awal tahun 2019 sudah kami sampaikan kepada pemerintah pusat, DPR RI, dan DPD RI,” tandas politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Kemudian, sejumlah peraturan daerah (Perda) atau Peraturan Gubernur (Pergub) yang menjadi prioritas Koster-Cok Ace juga harus diselesaikan. Salah satunya, Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Penggunaan Huruf Bali dalam Fasilitas Publik. Selain itu, juga Pergub Rahina Mabusana (berpakaian) dan Mebasa (berbahasa) Bali, Pergub soal Kewajiban Hotel dan Restauran pakai hasil produk pertanian lokal Bali. “Kami sudah siapkan itu semuanya,” papar Koster.
Terkait pertemuan dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII, menurut Koster, ada pembahasan mengenai Shorcut Bedugul-Singaraja yang ditarget selesai secepatnya. “Memang kami ingin fokus dalam visi misi kami terkait dengan program infrastruktur terintegrasi. Kami ingin mendengar dari Balai Jalan. Nanti bersama infrastruktur lain kami siapkan,” jelas suami dari dramawati Ni Putu Putri Suastini ini.
Disampaikan pula, Shortcut Titik 5-6 juga akan dilerjakan dengan anggaran APBN Tahun 2019. Soal pembebasan lahan, itu sudah diselesaikan Bupai Buleleng. “Saya akan menambah lagi Shortcut Titik 3-4 di Bedugul. Rencana kami, Shortcut Titik 3-4 akan diupayakan menggunakan dana APBD Rp 236 miliar, di luar pengadaan lahan,” katanya.
Menurut Koster, pihaknya akan bertemu Menteri PUPR, supaya bisa dibantu dengan APBN. “Setidak-tidaknya, fifty-fifty. Kalau tidak ada, kami secepatnya akan gerak untuk Shortcut Titik 5-6 ini, setelah dilantik. Kami ingin jalur ini tuntas. Paling tidak, thun 2020 sudah semuanya nyambung,” tandas Koster.
Koster juga membeber soal rencana pembangunan Panggung Budaya (semacam Art Centre) baru di kawasan Padanggalak dan Kerthalangu (Kecamatan Denpasar Timur). Taman Budaya Art Center yang lama di Jalan Nusa Indah Denpasar akan diperuntukkan buat labolatorium seni, yang direncanakan bakal diserahkan kepada ISI Denpasar dengan status hak kelola.
Program penting yang wajib dilaksanakan Koster begitu dilantik jadi Gubernur Bali adalah melaksanakan pesan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, yakni membuat Perda Larangan Penggunaan Bahan Plastik di Bali. “Saya diminta Ibu Ketua Umum PDIP, begitu dilantik nanti, bikin Perda untuk mengatasi bahan-bahan dari plastik. Sampah plastik harus diatasi. Perintah membatasi kantong plastik ini, bagi saya, harus bahkan sifatnya larangan. Ini sesuai dengan visi misi sa-ya Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Saya setuju dan akan jalankan itu. Nanti semua harus beralih ke kertas,” tegas mantan anggota Komisi X DPR RI tiga periode ini. *nat
Komentar