16 Bulan Kasus Novel Masih 'Gelap'
Jokowi diminta buktikan dukung berantas korupsi bukan sekadar retorika
JAKARTA, NusaBali
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengultimatum Presiden Joko Widodo, agar tak cuma banyak bicara dan berargumen. Namun, ia meminta seharusnya Jokowi sungguh-sungguh dalam memerangi korupsi. Hal itu dikatakan Novel, karena selama ini sikap Jokowi dinilai jauh dari kesan membantu mengungkap kasus teror air keras yang menerpa dirinya.Terbukti, hampir 16 bulan berlalu, sampai hari ini pelaku penyiraman air keras itu tak kunjung terungkap.
"Semoga ke depan Bapak Presiden mau bersungguh-sungguh untuk mendukung KPK dan lembaga lain. Tidak hanya retorika atau kamuflase atau seremoni saja, karena korupsi sangat banyak dan efeknya sangat besar," kata Novel di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (27/7) seperti dilansir vivanews.
Kemarin merupakan hari pertama Novel kembali beraktivitas di KPK. Kasatgas perkara e-KTP itu sebelumnya tak aktif bekerja, karena harus menjalani perawatan medis kedua matanya akibat teror air keras orang tidak dikenal.
Selembar spanduk bertulisan, "Tuan Presiden, Janjinya Mana?" menyambut kedatangan Novel Baswedan. Spanduk tersebut terpampang di pintu keluar gedung KPK, lengkap dengan foto Novel dan tulisan “16 bulan kasus Novel Gelap Gulita”. Selain itu, poster bertulisan “Novel Kembali Presiden ke Mana” juga dipasang di gedung Merah Putih KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Ungkapan itu merupakan wujud kekecewaan KPK terhadap Presiden Joko Widodo yang belum kunjung membentuk tim gabungan pencarian fakta (TGPF). "Sekarang Novel kembali, tapi Presiden ke mana?" ujar Ketua Wadah Kepegawaian KPK Yudi Purnomo seperti dilansir tempo.
Novel dalam kesempatan sama, menyanjung tinggi sikap yang dikobarkan para pegawai KPK agar menguak kasus teror itu. Meskipun sampai hari ini tuntutan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) belum juga diamini Presiden. "Saya dengar, penyampaian dari beberapa rekan saya dan saya sedikit terharu, karena mereka itu sungguh-sungguh berani dan serius untuk berjuang, itu kebanggaan yang besar kepada saya," kata Novel.
Menurut Novel, di tengah-tengah pelik yang menerpa KPK, keberanian harus tetap ditegakan. Integritas lawan korupsi menjadi harga mati untuk ditanamkan. "Keberanian harus terus dikobarkan dengan integritas yang berjuang untuk memberantas korupsi. Orang-orang yang memberantas korupsi akan difitnah, diteror, dikatain terima uang, main perkara-perkara," kata Novel.
Diketahui, Novel mengalami teror air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Namun, sampai kini Kepolisian belum berhasil mengungkap kasus itu. Presiden pun tidak banyak mengambil kebijakan, agar segera tebongkar kasus penyerangan keji tersebut.
Ketua KPK Agus Rahardjo memastikan bahwa Novel akan tetap bekerja sebagai penyidik dan tak akan dimutasi ke posisi yang lain. "Anda adalah warga kami, insan KPK. Oleh karena itu kami akan terima sepenuh hati. Tetap bertugas semula tanpa ada mutasi," kata Agus seperti dilansir cnnindonesia.
Agus juga mengatakan bahwa kedatangan Novel kembali bekerja memberikan semangat baru pada KPK untuk terus memberantas korupsi. "Adanya dek Novel di penyidik memberikan semangat baru, memberikan teladan baik buat terus nerkembang maju, KPK makin baik untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara," kata Agus. *
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengultimatum Presiden Joko Widodo, agar tak cuma banyak bicara dan berargumen. Namun, ia meminta seharusnya Jokowi sungguh-sungguh dalam memerangi korupsi. Hal itu dikatakan Novel, karena selama ini sikap Jokowi dinilai jauh dari kesan membantu mengungkap kasus teror air keras yang menerpa dirinya.Terbukti, hampir 16 bulan berlalu, sampai hari ini pelaku penyiraman air keras itu tak kunjung terungkap.
"Semoga ke depan Bapak Presiden mau bersungguh-sungguh untuk mendukung KPK dan lembaga lain. Tidak hanya retorika atau kamuflase atau seremoni saja, karena korupsi sangat banyak dan efeknya sangat besar," kata Novel di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (27/7) seperti dilansir vivanews.
Kemarin merupakan hari pertama Novel kembali beraktivitas di KPK. Kasatgas perkara e-KTP itu sebelumnya tak aktif bekerja, karena harus menjalani perawatan medis kedua matanya akibat teror air keras orang tidak dikenal.
Selembar spanduk bertulisan, "Tuan Presiden, Janjinya Mana?" menyambut kedatangan Novel Baswedan. Spanduk tersebut terpampang di pintu keluar gedung KPK, lengkap dengan foto Novel dan tulisan “16 bulan kasus Novel Gelap Gulita”. Selain itu, poster bertulisan “Novel Kembali Presiden ke Mana” juga dipasang di gedung Merah Putih KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Ungkapan itu merupakan wujud kekecewaan KPK terhadap Presiden Joko Widodo yang belum kunjung membentuk tim gabungan pencarian fakta (TGPF). "Sekarang Novel kembali, tapi Presiden ke mana?" ujar Ketua Wadah Kepegawaian KPK Yudi Purnomo seperti dilansir tempo.
Novel dalam kesempatan sama, menyanjung tinggi sikap yang dikobarkan para pegawai KPK agar menguak kasus teror itu. Meskipun sampai hari ini tuntutan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) belum juga diamini Presiden. "Saya dengar, penyampaian dari beberapa rekan saya dan saya sedikit terharu, karena mereka itu sungguh-sungguh berani dan serius untuk berjuang, itu kebanggaan yang besar kepada saya," kata Novel.
Menurut Novel, di tengah-tengah pelik yang menerpa KPK, keberanian harus tetap ditegakan. Integritas lawan korupsi menjadi harga mati untuk ditanamkan. "Keberanian harus terus dikobarkan dengan integritas yang berjuang untuk memberantas korupsi. Orang-orang yang memberantas korupsi akan difitnah, diteror, dikatain terima uang, main perkara-perkara," kata Novel.
Diketahui, Novel mengalami teror air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Namun, sampai kini Kepolisian belum berhasil mengungkap kasus itu. Presiden pun tidak banyak mengambil kebijakan, agar segera tebongkar kasus penyerangan keji tersebut.
Ketua KPK Agus Rahardjo memastikan bahwa Novel akan tetap bekerja sebagai penyidik dan tak akan dimutasi ke posisi yang lain. "Anda adalah warga kami, insan KPK. Oleh karena itu kami akan terima sepenuh hati. Tetap bertugas semula tanpa ada mutasi," kata Agus seperti dilansir cnnindonesia.
Agus juga mengatakan bahwa kedatangan Novel kembali bekerja memberikan semangat baru pada KPK untuk terus memberantas korupsi. "Adanya dek Novel di penyidik memberikan semangat baru, memberikan teladan baik buat terus nerkembang maju, KPK makin baik untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara," kata Agus. *
Komentar