Truk Pertamina Nyemplung Jurang, Dua Tewas
Karena kaget, sopir menginjak rem lalu banting stir ke kanan dan menabrak pagar pelindung jembatan dan terjun bebas ke dasar sungai sedalam 15 meter.
TABANAN, NusaBali
Sebuah truk tangki Pertamina yang mengangkut Gas Elpiji dengan Nopol DK 9532 AZ terjun bebas ke Jembatan Sungai Yeh Nu Jalur Denpasar - Gilimanuk tepatnya di Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan pada Jumat (27/7) sekitar pukul 03.20 pagi. Akibat kecelakaan tersebut dua orang yang merupakan sopir dan kernet dinyatakan tewas.
Masing-masing korban yaitu I Nyoman Sudiana, 50, alamat Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan selaku sopir, dan I Komang Sudarta, 41, selaku kernet asal Lingkungan Pebukit, Desa/Kecamatan Karangsem. Informasi yang dihimpun, kecelakaan maut ini terjadi berawal dari truk tangki muatan 13 ribu liter gas LPG melaju dari arah barat (Gilimanuk) menuju timur (Denpasar). Setibanya dilokasi kejadian dengan kondisi jalan menurun dan tikungan tajam ke kanan, diduga sopir mengantuk.
Karena kaget, sopir menginjak rem lalu banting stir ke kanan dan menabrak pagar pelindung jembatan dan terjun bebas ke dasar sungai sedalam 15 meter. Dengan posisi kepala truk menghadap utara dan pantat truk diselatan. Akibat kejadian tersebut sopir dan kernet dinyatakan tewas dengan kondisi mengenaskan. Sementara kondisi kendaraan ringsek, serta gas elpiji pemakai PT Sari Dharma Mandiri, Denpasar yang dibawa ini tumpah mengakibatkan sekitar kejadian bau gas sangat menyengat.
Kasatlantas Polres Tabanan, AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari mengatakan peristiwa kecelakaan ini terjadi karena sopir ngantuk. "Sopirnya ngantuk, kemudian terkejut hingga rem mendadak, sopir justru kehilangan kendali hingga terjun ke sungai karena sebelum jembatan ini TKP memang tikungan tajam kekanan," tegasnya.
Kata dia, truk tangki ini rencananya akan ke Gatsu Timur usai datang dari Banyuwangi. Hanya saja mengalami kecelakaan tunggal. "Tadi evakuasi juga dilakukan oleh BPBD Tabanan, PMI dan petugas kepolisian. Memang saat dievakuasi kedua korban sudah meninggal, serta kedua jenazah sudah dibawa ke rumah duka," ungkapnya.
Evakuasi kedua jenazah pada pagi sekitar pukul 05.00 Wita berlangsung dramatis. Dimana tim evakuasi dari PMI Tabanan, Polsek Tabanan, Polsek Kerambitan dan anggota TRC BPBD Tabanan melakukan evakuasi menggunakan tali. Saat itu jenazah diikat sementara dibawah jembatan, kemudian ditarik secara beramai-ramai dari atas. Memang medan disekitar jembatan sangat sulit untuk membawa jenazah keatas, sehingga dilakukan alternatif.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika menjelaskan, saat anggotanya melakukan evakuasi, didapati kedua jenazah sudah terkapar di depan kepala truk tangki tidak dalam posisi terjepit. Namun kedua sopir dan kernet sudah dalam keadaan meninggal dan penuh luka. "Kami bersama dengan polisi, PMI temukan kedua jenazah sudah didepan kepala truk, apa mungkin terhempas atau seperti apa kurang tahu," jelas Trisna.
Hingga akhirnya karena medan membawa jenazah cukup berat, diakali menggunakan tali, lalu ditarik keatas secara beramai-ramai. "Kami tadi secara beramai-ramai mulai evakuasi sekitar pukul 05.00 Wita. Selanjutnya jenazah dibawa ke Ambulans PMI untuk dikirim ke BRSUD Tabanan," tegasnya.
Kasubid Rawat Darurat Tindakan Medik BRSUD Tabanan, Anak Agung Ngurah Putra Wirada menjelaskan, jika kedua pasien yang diterima sekitar pukul 07.00 Wita sudah dalam keadaan meninggal. Kondisinya rata-rata penuh luka berat.
Yang terparah adalah sopir Nyoman Sudiana, karena dibagian selangkangan hampir lepas dan ususnya terburai. Kemudian ada kelainan bentuk dibagian kepala kiri, pendarahan di hidung kiri, kelainan bentuk di dada kiri sama tulang belikat bagian kiri dan kanan juga kelainan bentuk. "Besar kemungkinan meninggal karena ada benturan dikepala kemudian ada luka berat dibagian selangkangan," bebernya.
Sementara Komang Sudarta selaku kernet juga mengalami luka berat. Diantaranya terjadi bengkak dan perubahan bentuk dikepala bagian kiri bawah, termasuk dibagian pipi dan sudut dagu kiri mengalami kelainan bentuk. "Penyebabnya diduga terjadi benturan keras," ungkap dr Agung.
Selain itu dibagian tubuhnya lengan bawah kiri diperkirakan patah, bagian selangkangan luka terbuka, di paha kiri kelainan bentuk, diduga bisa patah atau lepas dari tulangnya. "Jadi kedua pasien kondisinya memang luka berat. Kami sudah melakukan pemeriksaan luar menjarit bagian yang memungkinkan dijarit," tegasnya.
Pantuan dilapangan pagar pembatas jembatan sebagian hancur hilang jatuh ke jurang. Lokasi kejadian banyak dikerumuni warga yang penasaran terjadinya kecelakaan tunggal tersebut. Tercium bau gas sangat menyengat dilokasi kejadian. Bahkan untuk tidak menimbulkan kejadian berbahaya seperti terbakar, polisi Polres Tabanan sudah membuat himbauan menggunakan kertas, berbunyi, 'jangan mendekat', 'awas gas berbahaya'. Menurut warga yakni Pemangku Mrajapati Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, I Gusti Putu Suwirya mengatakan
dilokasi ini memang Jembatan Tukad Yeh Nu terkenal angker. Menurutnya ini adalah kejadian yang sudah mendingan. Jika dulu sebelum pelinggih di jembatan lama dipindahkan ke jembatan baru sering terjadi kecelakaan. "Sejak tahun 2017 sudah dipindahkan sekarang mereda," jelasnya.
Bahkan terkait peristiwa ini sekitar pukul 03.00 Wita ia mendengar memang ada suara terperosok hanya saja tidal terlalu menghiraukan dikira kejadian biasa yakni truk mogok. "Begitu keluar sekitar pukul 05.00 pagi mau ke pasar saya lihat sudah ada BPBD, PMI dan polisi evakuasi," tandasnya. *d
Sebuah truk tangki Pertamina yang mengangkut Gas Elpiji dengan Nopol DK 9532 AZ terjun bebas ke Jembatan Sungai Yeh Nu Jalur Denpasar - Gilimanuk tepatnya di Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan pada Jumat (27/7) sekitar pukul 03.20 pagi. Akibat kecelakaan tersebut dua orang yang merupakan sopir dan kernet dinyatakan tewas.
Masing-masing korban yaitu I Nyoman Sudiana, 50, alamat Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan selaku sopir, dan I Komang Sudarta, 41, selaku kernet asal Lingkungan Pebukit, Desa/Kecamatan Karangsem. Informasi yang dihimpun, kecelakaan maut ini terjadi berawal dari truk tangki muatan 13 ribu liter gas LPG melaju dari arah barat (Gilimanuk) menuju timur (Denpasar). Setibanya dilokasi kejadian dengan kondisi jalan menurun dan tikungan tajam ke kanan, diduga sopir mengantuk.
Karena kaget, sopir menginjak rem lalu banting stir ke kanan dan menabrak pagar pelindung jembatan dan terjun bebas ke dasar sungai sedalam 15 meter. Dengan posisi kepala truk menghadap utara dan pantat truk diselatan. Akibat kejadian tersebut sopir dan kernet dinyatakan tewas dengan kondisi mengenaskan. Sementara kondisi kendaraan ringsek, serta gas elpiji pemakai PT Sari Dharma Mandiri, Denpasar yang dibawa ini tumpah mengakibatkan sekitar kejadian bau gas sangat menyengat.
Kasatlantas Polres Tabanan, AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari mengatakan peristiwa kecelakaan ini terjadi karena sopir ngantuk. "Sopirnya ngantuk, kemudian terkejut hingga rem mendadak, sopir justru kehilangan kendali hingga terjun ke sungai karena sebelum jembatan ini TKP memang tikungan tajam kekanan," tegasnya.
Kata dia, truk tangki ini rencananya akan ke Gatsu Timur usai datang dari Banyuwangi. Hanya saja mengalami kecelakaan tunggal. "Tadi evakuasi juga dilakukan oleh BPBD Tabanan, PMI dan petugas kepolisian. Memang saat dievakuasi kedua korban sudah meninggal, serta kedua jenazah sudah dibawa ke rumah duka," ungkapnya.
Evakuasi kedua jenazah pada pagi sekitar pukul 05.00 Wita berlangsung dramatis. Dimana tim evakuasi dari PMI Tabanan, Polsek Tabanan, Polsek Kerambitan dan anggota TRC BPBD Tabanan melakukan evakuasi menggunakan tali. Saat itu jenazah diikat sementara dibawah jembatan, kemudian ditarik secara beramai-ramai dari atas. Memang medan disekitar jembatan sangat sulit untuk membawa jenazah keatas, sehingga dilakukan alternatif.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika menjelaskan, saat anggotanya melakukan evakuasi, didapati kedua jenazah sudah terkapar di depan kepala truk tangki tidak dalam posisi terjepit. Namun kedua sopir dan kernet sudah dalam keadaan meninggal dan penuh luka. "Kami bersama dengan polisi, PMI temukan kedua jenazah sudah didepan kepala truk, apa mungkin terhempas atau seperti apa kurang tahu," jelas Trisna.
Hingga akhirnya karena medan membawa jenazah cukup berat, diakali menggunakan tali, lalu ditarik keatas secara beramai-ramai. "Kami tadi secara beramai-ramai mulai evakuasi sekitar pukul 05.00 Wita. Selanjutnya jenazah dibawa ke Ambulans PMI untuk dikirim ke BRSUD Tabanan," tegasnya.
Kasubid Rawat Darurat Tindakan Medik BRSUD Tabanan, Anak Agung Ngurah Putra Wirada menjelaskan, jika kedua pasien yang diterima sekitar pukul 07.00 Wita sudah dalam keadaan meninggal. Kondisinya rata-rata penuh luka berat.
Yang terparah adalah sopir Nyoman Sudiana, karena dibagian selangkangan hampir lepas dan ususnya terburai. Kemudian ada kelainan bentuk dibagian kepala kiri, pendarahan di hidung kiri, kelainan bentuk di dada kiri sama tulang belikat bagian kiri dan kanan juga kelainan bentuk. "Besar kemungkinan meninggal karena ada benturan dikepala kemudian ada luka berat dibagian selangkangan," bebernya.
Sementara Komang Sudarta selaku kernet juga mengalami luka berat. Diantaranya terjadi bengkak dan perubahan bentuk dikepala bagian kiri bawah, termasuk dibagian pipi dan sudut dagu kiri mengalami kelainan bentuk. "Penyebabnya diduga terjadi benturan keras," ungkap dr Agung.
Selain itu dibagian tubuhnya lengan bawah kiri diperkirakan patah, bagian selangkangan luka terbuka, di paha kiri kelainan bentuk, diduga bisa patah atau lepas dari tulangnya. "Jadi kedua pasien kondisinya memang luka berat. Kami sudah melakukan pemeriksaan luar menjarit bagian yang memungkinkan dijarit," tegasnya.
Pantuan dilapangan pagar pembatas jembatan sebagian hancur hilang jatuh ke jurang. Lokasi kejadian banyak dikerumuni warga yang penasaran terjadinya kecelakaan tunggal tersebut. Tercium bau gas sangat menyengat dilokasi kejadian. Bahkan untuk tidak menimbulkan kejadian berbahaya seperti terbakar, polisi Polres Tabanan sudah membuat himbauan menggunakan kertas, berbunyi, 'jangan mendekat', 'awas gas berbahaya'. Menurut warga yakni Pemangku Mrajapati Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, I Gusti Putu Suwirya mengatakan
dilokasi ini memang Jembatan Tukad Yeh Nu terkenal angker. Menurutnya ini adalah kejadian yang sudah mendingan. Jika dulu sebelum pelinggih di jembatan lama dipindahkan ke jembatan baru sering terjadi kecelakaan. "Sejak tahun 2017 sudah dipindahkan sekarang mereda," jelasnya.
Bahkan terkait peristiwa ini sekitar pukul 03.00 Wita ia mendengar memang ada suara terperosok hanya saja tidal terlalu menghiraukan dikira kejadian biasa yakni truk mogok. "Begitu keluar sekitar pukul 05.00 pagi mau ke pasar saya lihat sudah ada BPBD, PMI dan polisi evakuasi," tandasnya. *d
Komentar