Badai Berlalu, Balawista Tetap Siaga
Gelombang dan hantaman ombak sudah mereda, tapi untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, Balawista memilih tetap siaga.
MANGUPURA, NusaBali
Kendati gelombang ombak sudah berangsur-angsur normal, namun personel dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung tetap bersiaga di seluruh kawasan pesisir di Badung. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan terjadi, mengingat cuaca kerap berubah-ubah.
“Ombak sudah mulai normal, di Kuta sendiri dari pagi (kemarin) sudah normal kunjungan wisatawan ke pantai,” terang Koordinator Balawista Badung I Ketut Ipel, Jumat (27/7) kemarin.
Kendati ombak kembali ‘bersahabat’, namun personel dari Balawista tetap melakukan penjagaan ekstra. Seperti meningkatkan patroli di lapangan. Termasuk memasang rambu-rambu yang dinilai paling rawan. Kata dia, di Badung sendiri ada 26 pos penjagaan Balawasita di sepanjang pantai di Badung. Total petugas yang dikerahkan mencapai 185 orang.
Pihaknya juga tak lupa mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, walaupun gelombang ombak kembali normal. “Kami tetap beri imbauan kepada wisatawan melalui pengeras suara, intinya supaya wisatawan mengikuti arahan petugas,” tandasnya.
Sementara petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung juga langsung kerja untuk melakukan bersih-bersih pasir di sepanjang jalan Pantai Kuta. Begitu juga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung juga ikut turun melakukan bersih-bersih pasir. Pembersihan sendiri dimulai pada pukul 06.00 Wita hingga siang hari.
Menurut Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, fenomena ombak besar hingga ke mengalir ke jalan jarang terjadi, kalau badai pasir sudah sering. Karena kalau badai pasir, akunya, dan banjir rob ini beda. “Karakter pasir ini berat. Sedangkan badai pasir karakternya ringan. Kalau tidak diambil nanti menyebar ke mana-mana,” jelasnya.
Nah, selain melakukan pembersihan pasir pihaknya juga menyiakan tim dari unit reaksi cepat (URC) di pantai, sehingga bila sewaktu-waktu dibutuhkan bisa langsung siap terjun. “Saat ini kami sudah kerahkan 50 petugas dan tetap standby sampai pertengahan Agustus mendatang, ” ujarnya.
Masih menurut merthawan, setelah fenomena gelombang ombak besar, pihaknya juga bersiap menghadapi munculnya fenomena sampah kiriman di pantai. “Bisa jadi setelah ini muncul sampah pantai. Makanya, kami harus tetap siaga apalagi sudah mendekati pertemuan IMF-World Bank,” tegas pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi itu. *asa
Kendati gelombang ombak sudah berangsur-angsur normal, namun personel dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung tetap bersiaga di seluruh kawasan pesisir di Badung. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan terjadi, mengingat cuaca kerap berubah-ubah.
“Ombak sudah mulai normal, di Kuta sendiri dari pagi (kemarin) sudah normal kunjungan wisatawan ke pantai,” terang Koordinator Balawista Badung I Ketut Ipel, Jumat (27/7) kemarin.
Kendati ombak kembali ‘bersahabat’, namun personel dari Balawista tetap melakukan penjagaan ekstra. Seperti meningkatkan patroli di lapangan. Termasuk memasang rambu-rambu yang dinilai paling rawan. Kata dia, di Badung sendiri ada 26 pos penjagaan Balawasita di sepanjang pantai di Badung. Total petugas yang dikerahkan mencapai 185 orang.
Pihaknya juga tak lupa mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, walaupun gelombang ombak kembali normal. “Kami tetap beri imbauan kepada wisatawan melalui pengeras suara, intinya supaya wisatawan mengikuti arahan petugas,” tandasnya.
Sementara petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung juga langsung kerja untuk melakukan bersih-bersih pasir di sepanjang jalan Pantai Kuta. Begitu juga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung juga ikut turun melakukan bersih-bersih pasir. Pembersihan sendiri dimulai pada pukul 06.00 Wita hingga siang hari.
Menurut Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, fenomena ombak besar hingga ke mengalir ke jalan jarang terjadi, kalau badai pasir sudah sering. Karena kalau badai pasir, akunya, dan banjir rob ini beda. “Karakter pasir ini berat. Sedangkan badai pasir karakternya ringan. Kalau tidak diambil nanti menyebar ke mana-mana,” jelasnya.
Nah, selain melakukan pembersihan pasir pihaknya juga menyiakan tim dari unit reaksi cepat (URC) di pantai, sehingga bila sewaktu-waktu dibutuhkan bisa langsung siap terjun. “Saat ini kami sudah kerahkan 50 petugas dan tetap standby sampai pertengahan Agustus mendatang, ” ujarnya.
Masih menurut merthawan, setelah fenomena gelombang ombak besar, pihaknya juga bersiap menghadapi munculnya fenomena sampah kiriman di pantai. “Bisa jadi setelah ini muncul sampah pantai. Makanya, kami harus tetap siaga apalagi sudah mendekati pertemuan IMF-World Bank,” tegas pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi itu. *asa
1
Komentar