Fachri Godok Mental Timnas U-16
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fachri Husaini (52 tahun) menginginkan pemain asuhannya memiliki mental tempur yang tangguh menghadapi tekanan penonton.
SURABAYA, NusaBali
Karena itu, ia terus menyiapkan mental pemainnya. Apalagi, mereka belum terbiasa bertanding disaksikan ribuan penonton. “Pemain harus siap menghadapi antusiasme penonton seperti yang pernah diperlihatkan saat pertandingan Timnas U-19. Yang membedakan mereka dengan seniornya adalah usianya,” kata Fakhri, Kamis (26/7) malam.
Hingga menjelang laga, Timnas U-16 memiliki dua hari melakukan persiapan menghadapi Filipina di ajang Piala AFF U-16 2018, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang dimulai Minggu (29/7). “Menghadapi lawan di depan pendukung sendiri, pemain perlu mengelola sikap dan mental.,” kata Fakhri.
Fakhir menyebutkan tim Indonesia U-16 memiliki psikolog yang siap membantu pemain. Kondisi psikologis pemain berusia di bawah 16 tergolong labil sehingga tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Salah satu tugas psikolog memberi pendampingan latihan saat sebelum, dalam, dan setelah laga untuk pemain Timnas U-16,” kata Fachri.
Fackri mengatakan, timnya siap menjalani laga ini. Bahkan terlepas dari kendala yang dialami selama TC di Sidoarjo, timnya sudah siap, bukan hanya lawan Filipina, tapi untuk semua pertandingan Piala AFF U-16).
Selama TC di Sidoarjo, dua kali Timnas U-16 sempat terkendala izin menggelar pertandingan. Selain lawan Persebaya U-17, juga tidak mendapat izin kontra Persekabpas U-17. Gara-gara dua ujicoba batal, Timnas U-16 tidak pernah mendapatkan lawan latih tanding sepadan. Dalam latihan terakhirnya, Timnas U-16 terus melakukan perbaikan.
Dalam laga uji coba terakhir lawan Asifa Malang di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Fakhri menilai beberapa kali pemain belakangnya tidak pada posisi ideal dan menjadi fokus utama membenahi pertahanan.
Kabar baiknya, Fakhri menilai penampilan anak didiknya mengalami perkembangan signifikan. Ada dua kemajuan pesat yang ditunjukkan anak buahnya, yakni upaya pemain merebut bola ketika kehilangan, dan kemampuan pemain mencetak gol lewat bola mati. *
Karena itu, ia terus menyiapkan mental pemainnya. Apalagi, mereka belum terbiasa bertanding disaksikan ribuan penonton. “Pemain harus siap menghadapi antusiasme penonton seperti yang pernah diperlihatkan saat pertandingan Timnas U-19. Yang membedakan mereka dengan seniornya adalah usianya,” kata Fakhri, Kamis (26/7) malam.
Hingga menjelang laga, Timnas U-16 memiliki dua hari melakukan persiapan menghadapi Filipina di ajang Piala AFF U-16 2018, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang dimulai Minggu (29/7). “Menghadapi lawan di depan pendukung sendiri, pemain perlu mengelola sikap dan mental.,” kata Fakhri.
Fakhir menyebutkan tim Indonesia U-16 memiliki psikolog yang siap membantu pemain. Kondisi psikologis pemain berusia di bawah 16 tergolong labil sehingga tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Salah satu tugas psikolog memberi pendampingan latihan saat sebelum, dalam, dan setelah laga untuk pemain Timnas U-16,” kata Fachri.
Fackri mengatakan, timnya siap menjalani laga ini. Bahkan terlepas dari kendala yang dialami selama TC di Sidoarjo, timnya sudah siap, bukan hanya lawan Filipina, tapi untuk semua pertandingan Piala AFF U-16).
Selama TC di Sidoarjo, dua kali Timnas U-16 sempat terkendala izin menggelar pertandingan. Selain lawan Persebaya U-17, juga tidak mendapat izin kontra Persekabpas U-17. Gara-gara dua ujicoba batal, Timnas U-16 tidak pernah mendapatkan lawan latih tanding sepadan. Dalam latihan terakhirnya, Timnas U-16 terus melakukan perbaikan.
Dalam laga uji coba terakhir lawan Asifa Malang di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Fakhri menilai beberapa kali pemain belakangnya tidak pada posisi ideal dan menjadi fokus utama membenahi pertahanan.
Kabar baiknya, Fakhri menilai penampilan anak didiknya mengalami perkembangan signifikan. Ada dua kemajuan pesat yang ditunjukkan anak buahnya, yakni upaya pemain merebut bola ketika kehilangan, dan kemampuan pemain mencetak gol lewat bola mati. *
Komentar