Gaet Wisatawan India Jangan Hanya Andalkan Taksu
Potensi wisatawan India untuk datang ke Indonesia dan Bali Khususnya terbuka lebar
MANGUPURA, NusaBali
Selain karena Bali merupakan tujuan wisata dunia, Bali dan India juga memiliki kesamaan dalam hal religi. Meski Bali memiliki daya pikat kuat dan memiliki kesamaan dengan India, untuk meraih peluang pasar ini tetap harus menggunakan strategi pemasaran yang jitu. Dimana harus ada yang khusus urus wisatawan India yang sangat mengerti dengan India.
Presiden MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya dikonfirmasi disela seminar nasional dengan judul Connecting and Engaging with Indian Outbound Leisure Travelers, Jumat (27/7) di Hotel Haris Kuta, Kecamatan Kuta, Badung kemarin mengatakan turis India ini potensinya 500 ribu.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada 2017 tercatat sebanyak 485.314 warga India datang ke Pulau Dewata. Menurut Hermawan, ini adalah potensi yang sangat luar biasa yang harus dikejar. Dia mengaku, kunjungan wisman India ke Bali saat ini urutan ketiga terbesar. Tetapi tak menutup kemungkinan akan menjadi terbesar pertama.
"Sebelumnya saya pernah mengatakan turis China sangat potensial, tetapi banyak yang tak percaya. Sekarang apa yang terjadi ? Wisatawan China nomor satu terbanyak. Mestinya potensi yang kita lihat untuk wisatawan India ini harus diantisipasi dengan baik," ungkap pakar pemasaran lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini. Dia mengatakan taksu Bali sangat penting. Karena itu merupakan kekutan dasar Bali. Meski demikian tetap harus punya strategi, karena persaingan saat ini makin kompetitif.
"Taksu adalah kekuatan dasar. Selain itu tetap harus ada marketing dan entrepreneurship yang matang," ujarnya. Yang menjadi kendala dalam mendongkrak kunjungan wisatawan India adalah belum banyaknya penerbangan langsung ke India. Dimana penerbangan Bali - India hanya 3 kali seminggu. Selain itu hanya Garuda yang melakukan direc flight Mumbai -Bali.
"Kuncinya adalah airline. Saya mendapat konfirmasi dari kementerian semua airline sudah diajak kerja sama. Sejauh ini baru Gauda yang melakukan penerbangan langsung," ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah ini dia berpandangan agar promosi wisatawan India juga dilakukan di negara lain. Menurutnya banyak orang India yang sekolah di Australia. "Ini sebenarnya kita harus pahami hal ini. Jangan sampai monoton promosi ke India, sementara masih ada kendala yang dihadapi. Sebenarnya bisa kita lakukan promosi pada negara lain yang banyak dikunjungi orang India," harapnya. p
Presiden MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya dikonfirmasi disela seminar nasional dengan judul Connecting and Engaging with Indian Outbound Leisure Travelers, Jumat (27/7) di Hotel Haris Kuta, Kecamatan Kuta, Badung kemarin mengatakan turis India ini potensinya 500 ribu.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada 2017 tercatat sebanyak 485.314 warga India datang ke Pulau Dewata. Menurut Hermawan, ini adalah potensi yang sangat luar biasa yang harus dikejar. Dia mengaku, kunjungan wisman India ke Bali saat ini urutan ketiga terbesar. Tetapi tak menutup kemungkinan akan menjadi terbesar pertama.
"Sebelumnya saya pernah mengatakan turis China sangat potensial, tetapi banyak yang tak percaya. Sekarang apa yang terjadi ? Wisatawan China nomor satu terbanyak. Mestinya potensi yang kita lihat untuk wisatawan India ini harus diantisipasi dengan baik," ungkap pakar pemasaran lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini. Dia mengatakan taksu Bali sangat penting. Karena itu merupakan kekutan dasar Bali. Meski demikian tetap harus punya strategi, karena persaingan saat ini makin kompetitif.
"Taksu adalah kekuatan dasar. Selain itu tetap harus ada marketing dan entrepreneurship yang matang," ujarnya. Yang menjadi kendala dalam mendongkrak kunjungan wisatawan India adalah belum banyaknya penerbangan langsung ke India. Dimana penerbangan Bali - India hanya 3 kali seminggu. Selain itu hanya Garuda yang melakukan direc flight Mumbai -Bali.
"Kuncinya adalah airline. Saya mendapat konfirmasi dari kementerian semua airline sudah diajak kerja sama. Sejauh ini baru Gauda yang melakukan penerbangan langsung," ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah ini dia berpandangan agar promosi wisatawan India juga dilakukan di negara lain. Menurutnya banyak orang India yang sekolah di Australia. "Ini sebenarnya kita harus pahami hal ini. Jangan sampai monoton promosi ke India, sementara masih ada kendala yang dihadapi. Sebenarnya bisa kita lakukan promosi pada negara lain yang banyak dikunjungi orang India," harapnya. p
1
Komentar