nusabali

Cok Ibah Tamat

  • www.nusabali.com-cok-ibah-tamat

DPD I Golkar Bali yakin Cok Ibah tidak akan tergoda loncat ke partai lain untuk kendaraan maju tarung Pileg 2019

DPP Golkar Minta Cok Ibah Gantian Bantu Kader di Pileg


DENPASAR, NusaBali
Tamatlah riwayat Tjokorda Raka Kerthyasa Sukawati alias Cok Ibah dalam pencalegan ke DPRD Bali Dapil Gianyar dalam Pileg 2019. Masalahnya, tidak ada caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar yang bersedia mengundurkan diri buat digantikan Cok Ibah. DPP Golkar pun minta politisi senior asal Puri Agung Ubud ini legowo dan gantian membantu kader di Gianyar dalam Pileg 2019.

Isyarat tamatnya perjuangan Cok Ibah dalam pencalegan DPRD Bali Dapil Gianyar ke Pileg 2019 ini disampaikan anggota Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, kepada NusaBali di Denpasar, Minggu (29/8) siang. Dewa Nida menyebutkan, masih ada waktu sampai 31 Juli 2018 besok bagi Cok Ibah menunggu kepastian maju tarung ke DPRD Bali untuk Pileg 2019. Kalau tetap tak ada caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar yang bersedia mundur, berarti perjaungan Cok Ibah berakhir.

“Sebaiknya Cok Ibah legowo saja. Sebab, para caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar semuanya sudah menyampaikan tidak ada yang mengundurkan diri. Mereka rata-rata menyatakan siap tarung Pileg 2019,” ujar politisi asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung yang mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung 2010-2015 ini.

Menurut Dewa Nida, Cok Ibah sebaiknya legowo dan gantian membantu kader Golkar di Gianyar yang maju tarung Pileg 2019. Sebab, sebelumnya Cok Ibah sudah dibantu para kader Golkar saat maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) di Pikada Gianyar, 27 Juni 2018. “Sekarang giliran Cok Ibah membantu kader-kader Golkar yang nyaleg di Pileg 2019. Cok Ibah masih ada kesempatan lagi 5 tahun mendatang,” tegas Dewa Nida.

Dalam tarung Pilkada Gianyar 2018, Cok Ibah maju berpaket dengan Pande Istri Maharani Primadewi (kader Demokrat) di posisi Caloin Wakil Bupati (Cawabup).

Pasangan Cok Ibah-Pande Istri Maharani kala itu diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI-NasDem. Sayangnya, mereka dipecundangi pasangan Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Paket Aman), Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung PDIP-Hanura.

Cok Ibah sendiri sudah telanjur meninggalkan kursi Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar, Januari 2018 lalu, karena maju ke Pilkada 2018. Dia digantikan oleh Ketua DPD II Golkar Gianyar Made Dauh Wijana di DPRD Bali dengan status PAW (pengganti antar waktu). Pasca kalah Pilkada Gianyar 2018, Cok Ibah tidak didaftarkan oleh DPD I Golkar Bali sebagai caleg DPRD Bali. Itu sebabnya, harus ada di antara 6 caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar yang mundur, untuk digantikan Cok Ibah ke Pileg 2019.

Menurut Dewa Nida, pihaknya segera akan melaporkan hasil investigasi DPP Golkar di internal DPD I Golkar Bali terkait pencalegan Cok Ibah yang dipastikan bakal gagal. Sebab, berdasarkan hasil rapat Tim 9 (Pencalegan) DPD I Golkar Bali dengan DPD II Golkar Gianyar yang dihadiri langsung Dewa Nida di Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Sabtu (28/7), peluang Cok Ibah hampir dipastikan tertutup.

“Hasil rapat di DPD I Golkar Bali, semua latar belakangnya jelas. Nanti saya akan sampaikan kepada DPP Golkar. Kita di Gianyar solid untuk Pileg 2019. Kita berharap dalam Pileg 2019, kader-kader yang dipercaya maju tarung ke kursi DPRD Bali habis-habisan dan bisa meraih kursi maksimal,” tandas Dewa Nida.

Ada 6 caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang didaftarkan Golkar ke KPU Bali. Termasuk di antaranya Made Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang yang kini berstatus incumbent. Selain Dauh Wijana, 5 caleg Golkar untuk kursi DPRD Bali Dapil Gianyar semuanya berstatus new comer, yakni Cokorda Istri Niti Yadnya, Pande Made Marini, Cokorda Gede Govinda Parta, I Wayan Nuastha, dan Sri Noriska Cahaya Ningrum.

Perlu dicatat, Cok Istri Niti Yadnya masih merupakan keponakan Cok Ibah dari Puri Agung Ubud. Cok Istri Niti Yadnya adalah anak dari Panglingsir Puri Agung Ubud, almarhum Tjokorda Agung Suyasa. Sedangkan almarhum Tjok Agung Suyasa merupakan kakak tiri dari Cok Ibah. Sebelumnya, Cok Niti sempat duduk anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2009-2014. Saat itu, Cok Ibah sudah beralih ke DPRD Bali.

Sementara itu, DPD I Golkar Bali tidak khawatir lobi-lobi yang dilakukan Gerindra dan Demokrat untuk menggaet Cok Ibah agar mau lompat pagar dan maju ke DPRD Bali naik kendaraan mereka. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, merasa yakin Cok Ibah tidak akan pindak partai, karena yang bersangkutan adalah tokoh politik yang punya komitmen.

“Kecil kemungkinan Cok Ibah loncat partai ketika tidak mendapatkan tiket caleg di Golkar. Saya yakin beliau tidak akan loncat partai. Beliau tokoh besar, yang tidak serampangan pindah parpol,” tegas Wijaya kepada NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.

Menurut Wijaya, DPD I Golkar Bali dengan berat hati tidak bisa lagi berbuat banyak membantu Cok Ibah, jika sampai Selasa (31/7) besok tak ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang mengundurkan diri. “Hasil rapat DPD I Golkar Bali dengan DPP Golkar sudah demikian hasilnya. Kita menunggu hingga 31 Juli 2018 saja. Kalau tidak ada caleg yang siap digantikan dengan pernyataan mundur, ya selesai. Inilah klimaksnya,” tandas Wijaya.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Cok Ibah mengatakan sangat menghormati rekomendasi DPP Golkar dan para kader Beringin. Menurut Cok Ibah, dirinya akan menunggu proses di Golkar sampai selesai. “Kita hormatilah rekomendasi DPP Golkar. Ini cuma masalah ketegasan DPD I Golkar Bali saja,” ujar Cok Ibah.

Cok Ibah mengatakan, dirinya belum punya rencana untuk pindah ke partai lain sebagai kendaraan untuk maju tarung Pileg 2019. Dirinya tetap menunggu proses di Golkar. ”Sekarang tergantung yang ambil kebijakan. Saya tunggu proses di Golkar,” tandas politisi-tokoh adat yang sempat dua periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar ini. *nat

Komentar