Gubernur Perintahkan Bongkar Bangunan Kumuh di Mangrove
Gubernur Made Mangku Pastika hadir dalam kegiatan bhakti sosial bersihkan sampah plastik di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Minggu (29/7) pagi.
MANGUPURA, NusaBali
Di sela kegiatan bersama LSM Forum Peduli Mangrove Bali yang melibatkan jajaran PNS lingkup Pemprv Bali tersebut, Gubernur Pastika perintahkan bongkar bangunan kumuh di Mangrove.
Kegiatan bersih-bersih sampah plastik di Tahura Ngurah Rai kemarin pagi digelar serangkatan Hari Mangrove Sedunia dan menyongsong evbent akbar Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 8-14 Oktober 2018 mendatang. Gubernur Pastika hadir bersama segenap jajaran OPD lingkup Pemprov Bali dan sejumlah siswa dari Denpasar.
Setibanya di lokasi Tahura Ngurah Rai, Minggu pagi pukul 06.30 Wita, Gubernur Pastika bersama rombongan langsung memulai kegiatan bersihkan sampah. Pastika tampak mengenakan pakaian layaknya petugas kebersihan, lengkap dengan sepatu boot, sarung tangan, celana panjang, dan topi. Pastika bukan hanya sekadar hadir, tapi sekaligus turun langsung ke lumpur untuk memunguti sampah.
Di sela kegiatan pungut sampah platik, Pastika perintahkan Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Tahura Ngurah Rai, Nyoman Serakat, untuk membongkar dua unit bangunan kumuh di kawasan konservasi Hutan Mangrove. Menurut Pastika, keberadaan dua unit bangunan kumuh berjejer yang teridiri dari beberapa los itu posisinya tepat pada pintu masuk kawasan dan selama ini digunakan oleh para pedagang kaki lima untuk jualan.
Pastika menegaskan, kawasan konservasi Hutan Mangrove di Tahura Ngurah Rai ini merupakan salah satu tempat yang menjadi perhatian dunia. Pasalnya, kawasan ini menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi para delegasi dari berbagai negara saat Annual Meeting IMF-Worl Bank, Oktober mendatang.
Pastika pun perintahkan agar dua unit bangunan kumuh itu ditata ulang dengan menggunakan bangunan permanen. Selain itu, Pastika juga meminta agar para pedagang setempat berkontribusi dalam menjaga kebersihan kawasan konservasi Hutan Mangrove. Jika pedagang protes dan tak mau tempatnya ditata, apalagi tidak ingin berkontribusi dalam menjaga kebersihan, mereka diminta untuk menghadap Pastika.
"Suruh mereka (pedagang) yang bangun sendiri bangunannya, jangan pemerintah yang buat. Saya minta agar kawasan ini ditata rapi. Bangunan yang kumuh harus dibongkar dan diganti dengan bangunan permanen,” tegas Pastika. “Jika ada yang protes, suruh menghadap saya. Keberadaan bangunan kumuh itu membuat kawasan ini terlihat kumuh. Pedagang jangan hanya berjualan, tapi harus berkontribusi ter-hadap kebersihan kawasan," lanjut Gubernjur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang akan mengakhiri periode kedua masa jabatannya per 29 Agustus 2018 ini.
Terkait menjaga kelestarian kawasan konservasi ini, Pastika juga menyentil Dinas Kehutanan Provinsi Bali. Dirinya meminta agar Dinas Kehutanan ngantor di kawasan tersebut. Sebab, masalah yang mengancam keberadaan Mangrove adalah sampah plastik dan sampah lainnya. "Dinas Kehutanan itu seharusnya ngantor bukan di ruangan ber-AC, tapi semestinya di hutan," kelakarnya.
Sementara itu, Kadis Kehutanan Provinsi Bali, Luh Ayu Aryani, berjanji akan mengikuti perintah Gubernur Pastika. "Nanti kami akan melakukan sesuai dengan apa yang sudah diinstruksikan Bapak Gubernur. Tentunya dalam penataan bangunan itu, kami harus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Sebab soal bangunan itu, pedaganganya kerjasama dengan desa adat setempat. Begitu pula dengan instruksi ngantor di sini (kawasan Mangrove), kami akan mengikuti sesuai dengan apa yang diinstrukskan. Ini dalam rangka menjaga kebersihan," tutur Ayu Aryani yang juga turut hadir dalam kegiatan bakti sosial kemarin pagi. *p
Di sela kegiatan bersama LSM Forum Peduli Mangrove Bali yang melibatkan jajaran PNS lingkup Pemprv Bali tersebut, Gubernur Pastika perintahkan bongkar bangunan kumuh di Mangrove.
Kegiatan bersih-bersih sampah plastik di Tahura Ngurah Rai kemarin pagi digelar serangkatan Hari Mangrove Sedunia dan menyongsong evbent akbar Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 8-14 Oktober 2018 mendatang. Gubernur Pastika hadir bersama segenap jajaran OPD lingkup Pemprov Bali dan sejumlah siswa dari Denpasar.
Setibanya di lokasi Tahura Ngurah Rai, Minggu pagi pukul 06.30 Wita, Gubernur Pastika bersama rombongan langsung memulai kegiatan bersihkan sampah. Pastika tampak mengenakan pakaian layaknya petugas kebersihan, lengkap dengan sepatu boot, sarung tangan, celana panjang, dan topi. Pastika bukan hanya sekadar hadir, tapi sekaligus turun langsung ke lumpur untuk memunguti sampah.
Di sela kegiatan pungut sampah platik, Pastika perintahkan Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Tahura Ngurah Rai, Nyoman Serakat, untuk membongkar dua unit bangunan kumuh di kawasan konservasi Hutan Mangrove. Menurut Pastika, keberadaan dua unit bangunan kumuh berjejer yang teridiri dari beberapa los itu posisinya tepat pada pintu masuk kawasan dan selama ini digunakan oleh para pedagang kaki lima untuk jualan.
Pastika menegaskan, kawasan konservasi Hutan Mangrove di Tahura Ngurah Rai ini merupakan salah satu tempat yang menjadi perhatian dunia. Pasalnya, kawasan ini menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi para delegasi dari berbagai negara saat Annual Meeting IMF-Worl Bank, Oktober mendatang.
Pastika pun perintahkan agar dua unit bangunan kumuh itu ditata ulang dengan menggunakan bangunan permanen. Selain itu, Pastika juga meminta agar para pedagang setempat berkontribusi dalam menjaga kebersihan kawasan konservasi Hutan Mangrove. Jika pedagang protes dan tak mau tempatnya ditata, apalagi tidak ingin berkontribusi dalam menjaga kebersihan, mereka diminta untuk menghadap Pastika.
"Suruh mereka (pedagang) yang bangun sendiri bangunannya, jangan pemerintah yang buat. Saya minta agar kawasan ini ditata rapi. Bangunan yang kumuh harus dibongkar dan diganti dengan bangunan permanen,” tegas Pastika. “Jika ada yang protes, suruh menghadap saya. Keberadaan bangunan kumuh itu membuat kawasan ini terlihat kumuh. Pedagang jangan hanya berjualan, tapi harus berkontribusi ter-hadap kebersihan kawasan," lanjut Gubernjur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang akan mengakhiri periode kedua masa jabatannya per 29 Agustus 2018 ini.
Terkait menjaga kelestarian kawasan konservasi ini, Pastika juga menyentil Dinas Kehutanan Provinsi Bali. Dirinya meminta agar Dinas Kehutanan ngantor di kawasan tersebut. Sebab, masalah yang mengancam keberadaan Mangrove adalah sampah plastik dan sampah lainnya. "Dinas Kehutanan itu seharusnya ngantor bukan di ruangan ber-AC, tapi semestinya di hutan," kelakarnya.
Sementara itu, Kadis Kehutanan Provinsi Bali, Luh Ayu Aryani, berjanji akan mengikuti perintah Gubernur Pastika. "Nanti kami akan melakukan sesuai dengan apa yang sudah diinstruksikan Bapak Gubernur. Tentunya dalam penataan bangunan itu, kami harus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Sebab soal bangunan itu, pedaganganya kerjasama dengan desa adat setempat. Begitu pula dengan instruksi ngantor di sini (kawasan Mangrove), kami akan mengikuti sesuai dengan apa yang diinstrukskan. Ini dalam rangka menjaga kebersihan," tutur Ayu Aryani yang juga turut hadir dalam kegiatan bakti sosial kemarin pagi. *p
Komentar