nusabali

Enam Srikandi DPRD Buleleng Tarung Lagi

  • www.nusabali.com-enam-srikandi-dprd-buleleng-tarung-lagi

Enam Srikandi Politik berstatus incumbent kembali tarung berebut kursi DPRD Buleleng dalam Pileg 2019.

Optimistis dengan Strategi Menyamabraya


SINGARAJA, NusaBali
Mereka optimistis bisa mengamankan kursinya di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing, dengan strategi menyamabraya.Dari enam Srikandi DPRD Buleleng 2014-2019 yang kembali maju tarung untuk perta-hankan kursinya dalam Pileg 2019 mendatang, dua orang di antaranya politisi PDIP: Ni Kadek Turkini dan Ni Luh Sri Seniwi. Kadek Turkini adalah Srikandi PDIP asal Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng yang akan maju lagi melalui Dapil Buleleng. Dalam Pileg 2014 lalu, Kadek Turkini mnenjadi Srikandi Politik peraihg suara terbanyak, dengan perolehan 4.803 suara.

Sedangkan Ni Luh Sri Seniwi adalah Srikandi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan yang dalam Pileg 2014 lalu lolos ke DPRD Buileleng dengan perolehan 2.707 suara. Dalam Pileg 2019 nanti, Luh Sri Seniwi kembali akan maju tarung dari Dapil Kecamatan Sawan.

Sementara empat Srikandi Politik incumbent DPRD Buleleng lainnya yang maju tarung lagi ke Pileg 2019, berasal dari parpol berbeda. Mereka masing-masing Luh Hesti Ranitasari (Srikandi Demokrat yang maju tarung dari Dapil Kecamatan Tejakula-Kubutambahan/dalam Pileg 2014 raih 2.835 suara), Luh Marleni (Srikandi Gerindra yang maju tarung dari Dapil Kecamatan Sawan/dalam Pileg 2014 lalu raih 1.198 suara), Made Putri Nareni (Srikandi NasDem yang maju dari Dapil Kecamatan Tejakula-Kubutambahan/dalam Pileg 2014 lalu raih 1.000 suara), dan Ni Ketut Windarwati (Srikandi NasDem yang maju dari Dapil Kecamatan Banjar-Busungbiu/dalam Pileg 2014 lalu raih 1.176 suara).

Keenam Srikandi Politik ini merupakan bagian dari 42 incumbent DPRD Buleleng yang kembali maju tarung untuk pertahankan kursinya di Pileg 2019. Sebetulnya, ada total 45 anggota DPRD Buleleng hasil Pileg 2014. Namun, 3 orang di antara mereka pilih maju tarung ke lebel lebih tinggi, yakni berebut kursi DPRD Bali Dapil Bulelang dalam Pileg 2019. Mereka masing-masing Putu Mangku Mertayasa (PDIP), Putu Tirta Adnyana (Golkar), dan I Gusti Ketut Nuaba (Golkar).

Para Srikandi berstatus incumbent ini merasa optimistis lolos lagi ke DPRD Buleleng, meskipun dalam Pileg 2019 mendatang menggunakan sistem perhitungan kursi dengan ‘Sainte Lague’, yang tidak lagi ada sisa suara terbuang. Alasannya, mereka sudah punya investasi politik dan siapkan strategi. Mereka mengandalkan strategi menyamabraya untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat.

“Dengan sistem menyamabraya itu, saya merasa lebih dekat dengan masyarakat. Karena kita akan mengetahui langsung kondisi masyarakat di bawah, sekaligus dapat mengukur tingkat dukungan kita,” ungkap Ketut Windarwati kepada NusaBali di Singaraja, Minggu (29/7).

Dalam Pileg 2019 nanti, Windarwati akan bertarung memperebutkan 8 kursi yang disediakan di Dapil Kecamatan Banjar-Busungbiu. Windarwati tidak menampik tetap harus keluar biaya politik, meski status incumbent. “Walaupun tidak ada money politics, tapi kos politik itu tetap harus ada. Jadi, tetap mebekel juga,” tandas Srikandi NasDem asal Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.

Srikandi NasDem lainnya asal Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Made Putri Nareni, juga hampir senada dengan Windarwati. Putri Nareni tetap menghandalkan strategi lamanya untuk lolos lagi ke DPRD Buleleng. Dia mengakui sistem perhitungan perolehan kursi dalam Pileg 2019 memang kurang menguntungkan bagi partai kecil. Karena itu, dirinya akan bekerja lebih keras dan memaksimalkan pendekatan kepada konstituen yang sudah dilakukan selama ini.

“Saya tidak punya perubahan strategi secara khusus, karena kita sudah punya pengalaman diperiode pertama. Tapi, sekarang memang harus lebih kerja keras, karena sistem yang ada sekarang,” jelas Putri Nareni, yang dalam Pileg 2014 lalu lolos ke legislatif dari Dapil Kecamatgan Tejakula-Kubutambahan hanya dengan 1.000 suara.

Sedangkan Luh Sri Seniwi mengaku mengadalkan strategi lama, yakni mendekati konstituen untuk tarung Pileg 2019. Namun, dengan sistem perhitungan kursi meng-gunakan sistem Sainte Lague, Ketua PAC PDIP Kecamatan Sawan ini tetap berharap seluruh caleg partainya di Dapil Kecamatan Sawan bekerja keras dalam meraup suara.

“Astungkara, kami di Dapil II (Kecamatan Sawan) semua calegnya bisa bekerja lebih keras lagi. Kalau saya tetap memaksimalkan cara pendekatan dengan konstitue selama ini,” tandas Srikandi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan ini.

Sedangkan Srikandi PDIP lainnya, Ni Kadek Turkini, merasa sangat yakin bisa lolos lagi ke DPRD Buleleng di Pileg 2019. Selain karena sudah memiliki ladang suara, keterlibatan perempuan dalam perpolitikan juga menjadi keutungan bagi Kadek Turkini. Sebab, keterlibatan itu dapat membuktikan kalau kalangan perempuan saat ini sudah semakin tertarik dengan politik.

“Animo perempuan sekarang di pentas politik kan sangat lumayan, terlihat dari kuota 30 persen keterwakilan perempuan sudah terpenuhi saat pendaftaran bakal caleg. Artinya, keterlibatan perempuan di politik sudah tinggi. Tentu itu menguntungkan, karena selama ini saya memang membina kaum perempuan, baik itu PKK maupun kelompok wanita. Dan, jumlah pemilihnya juga lebih banyak dibanding laki-laki,” tegas Srikandi PDIP asal Lovina, Desa Kalibukbuk ini.

Sementara itu, Luh Hesti Ranitasari menerapkan strategi yang dinamai strategi 3B (Beru-saha, Bersedekah, dan Bersabar) dalam meraup suara di Pileg 2019. Berusaha artinya tetap bekerja keras dengan strategi pendekatan seperti yang sudah dilakukan di periode sebelumnya.

Bersedekah sudah cukup lama dilakukan dengan memberi bantuan pada orang-orang yang kurang mampu, termasuk juga iktu terlibat dalam mempromosikan hasil kerajinan rumah tangga melalui Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Buleleng, di mana Ranistasari menjadi pengurusnya.

“Nah, untuk B terkahir yakni bersabar, artinya apa pun hasiln akhirnya nanti, tetap kita harus syukuri,” ujar Srikandi Demokrat asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini kepada NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.

Sedangkan Srikandi Gerindra Luh Mareli mengaku tetap mengadalkan strategi lamanya, dengan menggalang dukungan dari kelompok-kelompok masyarakat dalam tarung Pileg 2019. Srikandi Gerindra asal Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng ini Marleni kembali akan bertarung dari Dapil II (Kecamatan Sawan). *k19

Komentar