Lomba Balap Sampan Diwarnai Cekcok
Cekcok antara dua orang peserta dilatarbelakangi dendam pada lomba balap sampan tahun 2017.
NEGARA, NusaBali
Lomba balap sampan tradisional yang digelar serangkaian HUT ke–123 Kota Negara, Minggu (29/7) siang, diwarnai cekcok dua orang peserta, yakni I Wayan Dela, 57, dari Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, dengan Hairul Hadi, 32, dari Banjar Samblong, Desa Air Kuning. Cekcok kedua peserta yang sempat diisi pemukulan dengan dayung itu dilatarbelakangi kekecewaan hasil lomba balap sampan tradisional tahun 2017 lalu.
Berdasar informasi, cekcok antara kedua peserta tersebut terjadi semasih berlangsung lomba, saat peserta baru dilepas dari garis start di muara Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, sekitar pukul 10.30 Wita. Saat itu, Hairul Hadi yang membawa sampan berpasangan dengan Masri, 30, memepet sampan yang dibawa Dela dengan pasangannya, I Komang Narta, 40. Ketika berpepetan itu, Hairul Hadi yang sempat menantang Dela, langsung memukul Dela menggunakan dayung, dan mengenai pelipis di bawah mata kanan Dela, hingga mengalami luka robek.
Setelah memukul Dela, Hairul Hadi yang tetap melajukan sampannya, berhasil mendahului sampan Dela, dan melanjutkan perjalanan sampai finish di Sungai Samblong, tepatnya di Jembatan Samblong, Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung.
Begitu Hairul Hadi sampai finish, Dela yang menyusul di belakang, langsung berusaha menantang balik Hairul Hadi untuk diajak berkelahi. Keributan di garis finish itu pun sempat mengundang perhatian sejumlah warga. Sebelum terjadi kontak fisik, mereka langsung dilerai sejumlah aparat keamanan. Keduanya kemudian diamankan ke Polsek Kota Negara.
Di Polsek Kota Negara, kedua pihak dimediasi, dan sepakat berdamai. Namun Dela yang sempat diberi perawatan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, meminta Hairul Hadi tidak kembali mengulang perbuatannya. Hairul Hadi mengakui memang benci kepada Dela, lantaran saat lomba balap sampan tahun lalu, dirinya merasa dirugikan oleh Dela, yang memprotes penggunaan sampan berbahan fiber miliknya, sehingga didiskualifikasi sebagai juara pada lomba tahun lalu.
“Karena kesalahpahaman, dan sudah sepakat damai. Pelaku ada dendam kepada korban, karena masalah lomba tahun lalu. Katanya, waktu lomba tahun lalu, sebenarnya dia finish nomor 2, tetapi diprotes oleh korban. Yang pasti, sekarang sudah tidak ada masalah,” kata Kapolsek Kota Negara Kompol I Ketut Maret, Minggu kemarin.
Untuk mengantisipasi cekcok serupa, Kompol Maret akan berkoordinasi dengan Pemkab Jembrana, agar dalam menggelar lomba balap sampan, mencegah kecurangan dari awal. Apabila perangkat atau sampan tidak memenuhi kriteria, harus didiskualifikasi. Sebaiknya didiskualifikasi sejak awal.
“Untuk menghindari kejadian serupa, kami harap panitia tegas sesuai aturan. Memang kalau sudah tidak memenuhi ketentuan, namun diizinkan mengikuti lomba, dan yang tidak memenuhi ketentuan menang, riskan terjadi masalah keributan antar-peserta,” ujar Kompol Maret.
Sementara Asisten II Pemkab Jembrana I Gusti Putu Mertadana, didampingi Kadis Dikpora Kabupaten Jembrana I Putu Eka Suarnama, ketika dikonfirmasi mengenai cekcok antarpeserta lomba balap sampan, menyatakan sebenarnya merupakan masalah tahun lalu. Panitia sudah berusaha meminimalisir potensi keributan. “Dalam lomba, biasa terjadi seperti itu. Seperti pertandingan bola. Tetapi kami harap tidak sampai diperpanjang, karena semua seharusnya bergembira,” tandasnya. *ode
Lomba balap sampan tradisional yang digelar serangkaian HUT ke–123 Kota Negara, Minggu (29/7) siang, diwarnai cekcok dua orang peserta, yakni I Wayan Dela, 57, dari Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, dengan Hairul Hadi, 32, dari Banjar Samblong, Desa Air Kuning. Cekcok kedua peserta yang sempat diisi pemukulan dengan dayung itu dilatarbelakangi kekecewaan hasil lomba balap sampan tradisional tahun 2017 lalu.
Berdasar informasi, cekcok antara kedua peserta tersebut terjadi semasih berlangsung lomba, saat peserta baru dilepas dari garis start di muara Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, sekitar pukul 10.30 Wita. Saat itu, Hairul Hadi yang membawa sampan berpasangan dengan Masri, 30, memepet sampan yang dibawa Dela dengan pasangannya, I Komang Narta, 40. Ketika berpepetan itu, Hairul Hadi yang sempat menantang Dela, langsung memukul Dela menggunakan dayung, dan mengenai pelipis di bawah mata kanan Dela, hingga mengalami luka robek.
Setelah memukul Dela, Hairul Hadi yang tetap melajukan sampannya, berhasil mendahului sampan Dela, dan melanjutkan perjalanan sampai finish di Sungai Samblong, tepatnya di Jembatan Samblong, Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung.
Begitu Hairul Hadi sampai finish, Dela yang menyusul di belakang, langsung berusaha menantang balik Hairul Hadi untuk diajak berkelahi. Keributan di garis finish itu pun sempat mengundang perhatian sejumlah warga. Sebelum terjadi kontak fisik, mereka langsung dilerai sejumlah aparat keamanan. Keduanya kemudian diamankan ke Polsek Kota Negara.
Di Polsek Kota Negara, kedua pihak dimediasi, dan sepakat berdamai. Namun Dela yang sempat diberi perawatan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, meminta Hairul Hadi tidak kembali mengulang perbuatannya. Hairul Hadi mengakui memang benci kepada Dela, lantaran saat lomba balap sampan tahun lalu, dirinya merasa dirugikan oleh Dela, yang memprotes penggunaan sampan berbahan fiber miliknya, sehingga didiskualifikasi sebagai juara pada lomba tahun lalu.
“Karena kesalahpahaman, dan sudah sepakat damai. Pelaku ada dendam kepada korban, karena masalah lomba tahun lalu. Katanya, waktu lomba tahun lalu, sebenarnya dia finish nomor 2, tetapi diprotes oleh korban. Yang pasti, sekarang sudah tidak ada masalah,” kata Kapolsek Kota Negara Kompol I Ketut Maret, Minggu kemarin.
Untuk mengantisipasi cekcok serupa, Kompol Maret akan berkoordinasi dengan Pemkab Jembrana, agar dalam menggelar lomba balap sampan, mencegah kecurangan dari awal. Apabila perangkat atau sampan tidak memenuhi kriteria, harus didiskualifikasi. Sebaiknya didiskualifikasi sejak awal.
“Untuk menghindari kejadian serupa, kami harap panitia tegas sesuai aturan. Memang kalau sudah tidak memenuhi ketentuan, namun diizinkan mengikuti lomba, dan yang tidak memenuhi ketentuan menang, riskan terjadi masalah keributan antar-peserta,” ujar Kompol Maret.
Sementara Asisten II Pemkab Jembrana I Gusti Putu Mertadana, didampingi Kadis Dikpora Kabupaten Jembrana I Putu Eka Suarnama, ketika dikonfirmasi mengenai cekcok antarpeserta lomba balap sampan, menyatakan sebenarnya merupakan masalah tahun lalu. Panitia sudah berusaha meminimalisir potensi keributan. “Dalam lomba, biasa terjadi seperti itu. Seperti pertandingan bola. Tetapi kami harap tidak sampai diperpanjang, karena semua seharusnya bergembira,” tandasnya. *ode
1
Komentar