Kemenpora RI Kunjungi Petinju Valentinus Nahak
Mengaku Heran karena Penyakit Valen Cepat Menjalar
DENPASAR, NusaBali
Kabar dirawatnya Petinju Indonesia dari Pengkot Pertina Denpasar yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018, Valentinus Nahak (kelas Terbang 52 kg) di RSUP Sanglah sampai ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Melalui Asisten Deputi (Asdep) Pendidikan dan Iptek Olahraga Kemenpora RI, Washington Galingging, Kemenpora menjenguk sekaligus memberikan bantuan kepada Valentinus Nahak, yang kini hanya bisa terbaring di rumah sakit akibat terserang penyakit kanker kelenjar getah bening.
Washington beserta rombongan termasuk Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi sempat mengobrol dengan Valen, sapaan akrab atlet tinju kelahiran 15 Februari 1996 itu, ditemani keluarganya. Dia mengaku prihatin atas penyakit yang menimpa Valen. Washington mengatakan, kasus Valen bukan kasus biasa yang dialami atlet. Dia pun tidak menyangka kondisi Valen menurun sedrastis itu. “Saya tidak habis pikir, kok bisa begitu cepatnya. Februari dia masih test event, Mei kena (mulai sakit, red), sekarang Juli sudah separah ini, saya tidak habis pikir tidak terdeteksi yang ini,” ujarnya usai menjenguk Valen di Bed 2 Ruang Kamboja, RSUP Sanglah, Senin (30/7).
Washington berjanji akan melaporkan sedetail mungkin kondisi Valen kepada Menpora, Imam Nahrawi dan mengupayakan yang terbaik baginya. “Sebetulnya Pak Menteri sangat ingin ke sini. Namun karena kesibukan dan jadwal persiapan Asian Games yang sangat padat karena sudah semakin dekat, beliau benar-benar tidak bisa hadir, tapi beliau meminta saya melaporkan kondisi Valen secara detail,” katanya.
Washington menambahkan, Kemenpora telah memiliki anggaran untuk mengantisipasi kejadian sejenis terjadi pada atlet-atlet. Namun, apa yang terjadi pada Nahak dinilai berlangsung sangat cepat. “Supaya atlet tidak sakit biasanya sudah ada anggaran, tapi kasus ini agak berbeda, kanker kelenjar getah bening secepat itu. Nanti kami akan sampaikan ke Menpora terkait permintaan Valen,” imbuhnya.
Sementara itu, kondisi Valen sangat menyedihkan. Menurut keterangan kakak kandung Valen, Julio Bria, berat badan Valen saat ini hanya 40 kg, dari berat badan normalnya 54 kg. Tubuhnya kurus kering akibat penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Pria yang juga petinju dan sempat meraih medali emas tinju SEA Games 2011 itu, menuturkan, sejak pelatnas di Manado adiknya telah mengeluhkan sakit. Beberapa kali keluar masuk rumah sakit, namun tidak kunjung dapat dideteksi penyebabnya. “Hanya saja Valen merasakan gelaja awal seperti nyeri di bagian perut, seperti ada benda yang mau keluar,” ceritanya.
Sebelum perayaan Idul Fitri 2018, Valen kemudian pulang ke Bali. Di RSUP Sanglah Denpasar Valen menjalani pemeriksaan intensif dengan menggunakan jalur BPJS. Dalam proses pemeriksaan itu, ia juga beberapa kali keluar masuk rumah sakit, hingga akhirnya hasil biopsi keluar dan didiagnosa menderita kanker kelenjar getah bening yang sudah mengganas. Saat ini, tim medis merekomendasikan Valen melakukan kemoterapi. Namun, hal itu belum memungkinkan, mengingat kondisi Valen yang belum baik. “Kemoterapi belum bisa dilakukan. Kondisinya harus membaik dulu. Sekarang saja masih begini,” tuturnya sedih. *ind
Washington beserta rombongan termasuk Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi sempat mengobrol dengan Valen, sapaan akrab atlet tinju kelahiran 15 Februari 1996 itu, ditemani keluarganya. Dia mengaku prihatin atas penyakit yang menimpa Valen. Washington mengatakan, kasus Valen bukan kasus biasa yang dialami atlet. Dia pun tidak menyangka kondisi Valen menurun sedrastis itu. “Saya tidak habis pikir, kok bisa begitu cepatnya. Februari dia masih test event, Mei kena (mulai sakit, red), sekarang Juli sudah separah ini, saya tidak habis pikir tidak terdeteksi yang ini,” ujarnya usai menjenguk Valen di Bed 2 Ruang Kamboja, RSUP Sanglah, Senin (30/7).
Washington berjanji akan melaporkan sedetail mungkin kondisi Valen kepada Menpora, Imam Nahrawi dan mengupayakan yang terbaik baginya. “Sebetulnya Pak Menteri sangat ingin ke sini. Namun karena kesibukan dan jadwal persiapan Asian Games yang sangat padat karena sudah semakin dekat, beliau benar-benar tidak bisa hadir, tapi beliau meminta saya melaporkan kondisi Valen secara detail,” katanya.
Washington menambahkan, Kemenpora telah memiliki anggaran untuk mengantisipasi kejadian sejenis terjadi pada atlet-atlet. Namun, apa yang terjadi pada Nahak dinilai berlangsung sangat cepat. “Supaya atlet tidak sakit biasanya sudah ada anggaran, tapi kasus ini agak berbeda, kanker kelenjar getah bening secepat itu. Nanti kami akan sampaikan ke Menpora terkait permintaan Valen,” imbuhnya.
Sementara itu, kondisi Valen sangat menyedihkan. Menurut keterangan kakak kandung Valen, Julio Bria, berat badan Valen saat ini hanya 40 kg, dari berat badan normalnya 54 kg. Tubuhnya kurus kering akibat penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Pria yang juga petinju dan sempat meraih medali emas tinju SEA Games 2011 itu, menuturkan, sejak pelatnas di Manado adiknya telah mengeluhkan sakit. Beberapa kali keluar masuk rumah sakit, namun tidak kunjung dapat dideteksi penyebabnya. “Hanya saja Valen merasakan gelaja awal seperti nyeri di bagian perut, seperti ada benda yang mau keluar,” ceritanya.
Sebelum perayaan Idul Fitri 2018, Valen kemudian pulang ke Bali. Di RSUP Sanglah Denpasar Valen menjalani pemeriksaan intensif dengan menggunakan jalur BPJS. Dalam proses pemeriksaan itu, ia juga beberapa kali keluar masuk rumah sakit, hingga akhirnya hasil biopsi keluar dan didiagnosa menderita kanker kelenjar getah bening yang sudah mengganas. Saat ini, tim medis merekomendasikan Valen melakukan kemoterapi. Namun, hal itu belum memungkinkan, mengingat kondisi Valen yang belum baik. “Kemoterapi belum bisa dilakukan. Kondisinya harus membaik dulu. Sekarang saja masih begini,” tuturnya sedih. *ind
Komentar