Ratusan Eks Siswa DO Kembali Sekolah
Akhirnya siswa putus sekolah sudah merasakan bangku sekolah lagi. Sebanyak 125 orang disiapkan beasiswa, transportasi dan seragam sekolah.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 125 anak yang terjaring Posko Drop Out (DO) di Kabupaten Buleleng dikembalikan ke sekolah oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Ratusan anak tersebut pun sudah mulai ikut belajar di sekolah pada Senin (30/7) pagi kemarin.
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa mengatakan 125 orang anak yang DO di jenjang SD berasal dari 22 orang dari Kecamatan Tejakula, 13 orang di Kecamatan Kubutambahan, dua ornag masing-masing di Kecamatan Sawan dan Sukasada, 19 ornag di Kecamatan Buleleng, 17 orang di Kecamatan Banjar, 6 orang di Busungbiu, 10 orang di Gerokgak dan 34 orang di Kecamatan Seririt.
Ratusan siswa tamatan SD yang memilih tidak melanjutkan ke jenjang SMA/SMK, alasannya masih soal kendala ekonomi, jarak, pengadaan pakaian dan biaya awal masuk sekolah. Penarikan siswa DO kembali ke sekolah ini menurut Suyasa sudah disiapkan beasiswa, transportasi dan seragam sekolah. “Kita sudah siapkan semua, harapannya semua siswa bisa masuk ke sekolah,” kata dia.
Pihaknya pun mengaku bahagia saat angka DO di Buleleng semakin berkurang. Meski masih di angka seratusan, tetap mengalami penurunan dari tahun lalu sebanyak 139 orang. Fenomena itu pun disebut Suyasa kemungkinan kemudahan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi, atau kesadaran untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi terus meningkat di Buleleng.
“Sebelumnya memang ada dipengaruhi kultur sekolah tidak sekolah sama saja, sekarang kultur itu sudah menipis, dengan perkembangan teknologi dan kesadaran masyarakat kita,” kata dia.
Sementara itu Suyasa juga menekankan akan menfaslitasi anak DO transportasi jika memang jarak antara rumah dan sekolahnya jauh. Bahkan sarana transportasi bagi anak-anak DO juga sudah berjalan sejak dua tahun lalu di sejumlah titik yang memang memerlukan sarana transportasi. Sedangkan untuk anak putus sekolah saat masih SD, juga diupayakan untuk ditarik ke sekolah.
“Kecuali anak itu berhenti kemudian kerja ke luar daerah ini yang belum bisa dikejar, tetapi sepanjang masih di Buleleng kami terus dekati dan ajak kembali ke sekolah. Termasuk program penarikan pekerja anak dari Dinas Tenaga Kerja juga kita fasilitasi,” kata dia.
Sebelumnya Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikpora Buleleng, I Made Sedana juga menyebutkan seluruh siswa DO yang menyanggupi untuk ditarik lagi ke sekolah akan dibantu Disdikpora Buleleng mendapatkan seragam, dan beasiswa Rp 1,2 juta per tahun. Siswa DO yang sebagian besar terkendala ekonomi dan akses menuju sekolah juga akan dijamin oleh Disdikpora.
Menurut Sedana siswa yang mengalami kesulitan akses ke sekolah, akan difasilitasi antar jemput dari rumah menuju sekolah. Seperti yang sudah dilakukan kepada sejumlah siswa DO di siswa SMPN 2 Sukasada dan SMPN 3 Gerokgak yang sudah berjalan sejak dua tahun ini. Sementara itu dari puluhan anak yang terdata DO, ditemukan dengan berbagai alasan. Di antaranya tidak ada niat bersekolah, kesulitan akses, sakit, dan keluar daerah. *k23
Sebanyak 125 anak yang terjaring Posko Drop Out (DO) di Kabupaten Buleleng dikembalikan ke sekolah oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Ratusan anak tersebut pun sudah mulai ikut belajar di sekolah pada Senin (30/7) pagi kemarin.
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa mengatakan 125 orang anak yang DO di jenjang SD berasal dari 22 orang dari Kecamatan Tejakula, 13 orang di Kecamatan Kubutambahan, dua ornag masing-masing di Kecamatan Sawan dan Sukasada, 19 ornag di Kecamatan Buleleng, 17 orang di Kecamatan Banjar, 6 orang di Busungbiu, 10 orang di Gerokgak dan 34 orang di Kecamatan Seririt.
Ratusan siswa tamatan SD yang memilih tidak melanjutkan ke jenjang SMA/SMK, alasannya masih soal kendala ekonomi, jarak, pengadaan pakaian dan biaya awal masuk sekolah. Penarikan siswa DO kembali ke sekolah ini menurut Suyasa sudah disiapkan beasiswa, transportasi dan seragam sekolah. “Kita sudah siapkan semua, harapannya semua siswa bisa masuk ke sekolah,” kata dia.
Pihaknya pun mengaku bahagia saat angka DO di Buleleng semakin berkurang. Meski masih di angka seratusan, tetap mengalami penurunan dari tahun lalu sebanyak 139 orang. Fenomena itu pun disebut Suyasa kemungkinan kemudahan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi, atau kesadaran untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi terus meningkat di Buleleng.
“Sebelumnya memang ada dipengaruhi kultur sekolah tidak sekolah sama saja, sekarang kultur itu sudah menipis, dengan perkembangan teknologi dan kesadaran masyarakat kita,” kata dia.
Sementara itu Suyasa juga menekankan akan menfaslitasi anak DO transportasi jika memang jarak antara rumah dan sekolahnya jauh. Bahkan sarana transportasi bagi anak-anak DO juga sudah berjalan sejak dua tahun lalu di sejumlah titik yang memang memerlukan sarana transportasi. Sedangkan untuk anak putus sekolah saat masih SD, juga diupayakan untuk ditarik ke sekolah.
“Kecuali anak itu berhenti kemudian kerja ke luar daerah ini yang belum bisa dikejar, tetapi sepanjang masih di Buleleng kami terus dekati dan ajak kembali ke sekolah. Termasuk program penarikan pekerja anak dari Dinas Tenaga Kerja juga kita fasilitasi,” kata dia.
Sebelumnya Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikpora Buleleng, I Made Sedana juga menyebutkan seluruh siswa DO yang menyanggupi untuk ditarik lagi ke sekolah akan dibantu Disdikpora Buleleng mendapatkan seragam, dan beasiswa Rp 1,2 juta per tahun. Siswa DO yang sebagian besar terkendala ekonomi dan akses menuju sekolah juga akan dijamin oleh Disdikpora.
Menurut Sedana siswa yang mengalami kesulitan akses ke sekolah, akan difasilitasi antar jemput dari rumah menuju sekolah. Seperti yang sudah dilakukan kepada sejumlah siswa DO di siswa SMPN 2 Sukasada dan SMPN 3 Gerokgak yang sudah berjalan sejak dua tahun ini. Sementara itu dari puluhan anak yang terdata DO, ditemukan dengan berbagai alasan. Di antaranya tidak ada niat bersekolah, kesulitan akses, sakit, dan keluar daerah. *k23
1
Komentar