Kawasan Jembatan Tukad Bangkung Akan Dikelola secara Profesional
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung berencana mengelola kawasan Jembatan Tukad Bangkung di Pelaga, Kecamatan Petang, secara profesional sebagai objek daya tarik wisata.
MANGUPURA, NusaBali
Saat ini masih dikaji terkait pengelolaan kawasan tersebut, apakah diserahkan ke desa atau langsung di bawah Dinas Pariwisata. “Sudah lama sebetulnya keinginan kami untuk mengembangkan kawasan Jembatan Tukad Bangkung. Karena kami melihat sangat berpotensi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra, Senin (30/7).
Menurut Badra, saat ini jembatan tertinggi se-Asia itu masih sebatas objek daya tarik wisata belum sebagai destinasi. “Kalau seperti Uluwatu kan memang sudah destinasi pariwisata. Makanya masih kami kaji bagaimana pengelolaannya,” katanya.
Sambil menunggu hasil kajian dimaksud, birokrat asal Kuta itu berharap desa setempat membantu merawat serta menjaga dari sisi kebersihan maupun keamanannya. “Berkaca pada kasus bunuh diri kemarin, memang kalau orang sudah berniat bunuh diri bisa di mana pun. Namun kalau ada penjagaan bisa diantisipasi,” tegasnya.
Disinggung perlu tidaknya pemasangan CCTV di kawasan Jembatan Tukad Bangkung, Badra menyatakan masih dalam kajian. “Yang jelas pengembangan kawasan Jembatan Tukad Bangkung sebagai objek daya tarik wisata supaya bisa dipadukan dengan rencana pembangunan kereta gantung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang,” tandas Badra.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Petang Ida Bagus Nata Manuaba sangat mendukung rencana pemerintah. Termasuk menyangkut pengamanan dan pemasangan CCTV dinilai sangat perlu. “CCTV perlu untuk memantau hal yang tidak kita inginkan,” tandasnya.
Seperti diketahui, Dinas Pariwisata telah merancang membangun kereta gantung/cable car di Desa Pelaga, Kecamatan Petang. Sekarang mega proyek tersebut sedang dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan ini sangat menentukan langkah berikutnya. Jika studi kelayakan berjalan mulus, maka tahap berikutnya akan disiapkan detail engineering design (DED). Untuk pengerjaan fisiknya ditarget pada 2020. Kereta gantung akan melintas dari Jembatan Tukad Bangkung menuju Air Terjun Nungnung dengan panjang sekitar 4 km. Sehingga bila dihitung pulang pergi (PP) menjadi 8 km. *asa
Saat ini masih dikaji terkait pengelolaan kawasan tersebut, apakah diserahkan ke desa atau langsung di bawah Dinas Pariwisata. “Sudah lama sebetulnya keinginan kami untuk mengembangkan kawasan Jembatan Tukad Bangkung. Karena kami melihat sangat berpotensi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra, Senin (30/7).
Menurut Badra, saat ini jembatan tertinggi se-Asia itu masih sebatas objek daya tarik wisata belum sebagai destinasi. “Kalau seperti Uluwatu kan memang sudah destinasi pariwisata. Makanya masih kami kaji bagaimana pengelolaannya,” katanya.
Sambil menunggu hasil kajian dimaksud, birokrat asal Kuta itu berharap desa setempat membantu merawat serta menjaga dari sisi kebersihan maupun keamanannya. “Berkaca pada kasus bunuh diri kemarin, memang kalau orang sudah berniat bunuh diri bisa di mana pun. Namun kalau ada penjagaan bisa diantisipasi,” tegasnya.
Disinggung perlu tidaknya pemasangan CCTV di kawasan Jembatan Tukad Bangkung, Badra menyatakan masih dalam kajian. “Yang jelas pengembangan kawasan Jembatan Tukad Bangkung sebagai objek daya tarik wisata supaya bisa dipadukan dengan rencana pembangunan kereta gantung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang,” tandas Badra.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Petang Ida Bagus Nata Manuaba sangat mendukung rencana pemerintah. Termasuk menyangkut pengamanan dan pemasangan CCTV dinilai sangat perlu. “CCTV perlu untuk memantau hal yang tidak kita inginkan,” tandasnya.
Seperti diketahui, Dinas Pariwisata telah merancang membangun kereta gantung/cable car di Desa Pelaga, Kecamatan Petang. Sekarang mega proyek tersebut sedang dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan ini sangat menentukan langkah berikutnya. Jika studi kelayakan berjalan mulus, maka tahap berikutnya akan disiapkan detail engineering design (DED). Untuk pengerjaan fisiknya ditarget pada 2020. Kereta gantung akan melintas dari Jembatan Tukad Bangkung menuju Air Terjun Nungnung dengan panjang sekitar 4 km. Sehingga bila dihitung pulang pergi (PP) menjadi 8 km. *asa
1
Komentar