Disdikpora Siapkan Anggaran Rp 1 M
Peserta Posko Drop Out Bertambah
SINGARAJA, NusaBali
Jumlah siswa tidak melanjutkan dan putus sekolah (drop out) yang ditampung di Posko Drop Out (DO) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, bertambah. Tim di masing-masing kecamatan tidak hanya menarik kembali siswa tamat SD dan tidak melanjutkan ke SMP (sebelumnya diberitakan SMA/SMK,Red), tetapi juga siswa putus sekolah yang sudah duduk di bangku kelas 8 dan 9 SMP.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa, dihubungi Selasa (31/7), menjelaskan selain 125 siswa yang tamat SD dan tidak melanjutkan ke jenjang SMP, timnya juga berhasil menyaring 28 anak yang putus sekolah di bangku kelas 8 dan 9 SMP sebanyak 28 orang. Total anak yang direkrut dalam Posko DO tahun ini 163 orang. “Kami juga kembalikan anak-anak yang ditemukan tim kami putus sekolah saat sudah duduk di kelas 8 dan 9 yang terkendala ekonomi dan jarak tempuh dari rumah menuju sekolah, sehingga total ada 163 anak,” kata dia. Upaya penarikan kembali anak-anak tersebut pihaknya pun menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Buleleng sebesar Rp 1 miliar. Setengah dari anggaran tersebut disebut Suyasa digunakan untuk biaya pengadaan seragam sekolah dan transportasi, setengah sisanya untuk beasiswa sebesar Rp 600.000, per anak disetiap semesternya.
Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga menjelaskan seluruh anggaran tersebut sudah inklud biaya tanggungan seluruh siswa DO. Termasuk yang terjaring di tahun 2016 dan 2017. Pihaknya pun mengatakan beasiswa dari APBD itu dialokasikan untuk uang saku. Sedangkan siswa DO yang mengantongi KIP, dijaminkan olehnya mendapatkan beasiswa regular lain di sekolah masing-masing. Mereka akan diutamakan untuk mendapatkan beasiswa untuk dapat menamatkan sekolahnya.
Sementara itu, seluruh siswa yang terjaring Posko DO tahun ini sudah mulai sekolah. Mereka pun sudah didaftarkan di sekolah yang masih memiliki kuota, dan jarak terdekat dari rumah. Ratusan siswa yang tersebar di sejumlah sekolah negeri dan swasta dipastikan sedang menjalani masa adaptasi dengan teman-temannya yang lain. “Sekarang pembelajaran belum efektif, rata-rata sekolah baru habis MPLS penyusunan jadwal dan sekarang sedang persiapan 17 Agustusan, jadi belum masuk ke materi pembelajaran,” kata dia. *k23
Jumlah siswa tidak melanjutkan dan putus sekolah (drop out) yang ditampung di Posko Drop Out (DO) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, bertambah. Tim di masing-masing kecamatan tidak hanya menarik kembali siswa tamat SD dan tidak melanjutkan ke SMP (sebelumnya diberitakan SMA/SMK,Red), tetapi juga siswa putus sekolah yang sudah duduk di bangku kelas 8 dan 9 SMP.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa, dihubungi Selasa (31/7), menjelaskan selain 125 siswa yang tamat SD dan tidak melanjutkan ke jenjang SMP, timnya juga berhasil menyaring 28 anak yang putus sekolah di bangku kelas 8 dan 9 SMP sebanyak 28 orang. Total anak yang direkrut dalam Posko DO tahun ini 163 orang. “Kami juga kembalikan anak-anak yang ditemukan tim kami putus sekolah saat sudah duduk di kelas 8 dan 9 yang terkendala ekonomi dan jarak tempuh dari rumah menuju sekolah, sehingga total ada 163 anak,” kata dia. Upaya penarikan kembali anak-anak tersebut pihaknya pun menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Buleleng sebesar Rp 1 miliar. Setengah dari anggaran tersebut disebut Suyasa digunakan untuk biaya pengadaan seragam sekolah dan transportasi, setengah sisanya untuk beasiswa sebesar Rp 600.000, per anak disetiap semesternya.
Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga menjelaskan seluruh anggaran tersebut sudah inklud biaya tanggungan seluruh siswa DO. Termasuk yang terjaring di tahun 2016 dan 2017. Pihaknya pun mengatakan beasiswa dari APBD itu dialokasikan untuk uang saku. Sedangkan siswa DO yang mengantongi KIP, dijaminkan olehnya mendapatkan beasiswa regular lain di sekolah masing-masing. Mereka akan diutamakan untuk mendapatkan beasiswa untuk dapat menamatkan sekolahnya.
Sementara itu, seluruh siswa yang terjaring Posko DO tahun ini sudah mulai sekolah. Mereka pun sudah didaftarkan di sekolah yang masih memiliki kuota, dan jarak terdekat dari rumah. Ratusan siswa yang tersebar di sejumlah sekolah negeri dan swasta dipastikan sedang menjalani masa adaptasi dengan teman-temannya yang lain. “Sekarang pembelajaran belum efektif, rata-rata sekolah baru habis MPLS penyusunan jadwal dan sekarang sedang persiapan 17 Agustusan, jadi belum masuk ke materi pembelajaran,” kata dia. *k23
Komentar