Penyegaran Bahasa Indonesia Bagi Media Massa
Balai Bahasa Provinsi Bali mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk ‘Penyegaran Bahasa Indonesia bagi Media Massa’ bertempat di Kantor Pos Bali, Jalan Ahmad Yani, Denpasar, Kamis (2/8)
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan ini diikuti oleh belasan peserta baik wartawan, redaktur maupun bagian layout dari dua media massa yakni Pos Bali dan NusaBali.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, I Wayan Tama mengatakan, pihaknya telah mengadakan penelitian terhadap bahasa koran di Bali selama tiga bulan terakhir. “Kami memilih Pos Bali dan NusaBali dalam penelitian bahasa di koran. Nah dari hasil penelitian tersebut, kami tindaklanjuti dengan diskusi ini,” ujarnya.
Menurut Wayan Tama, dengan FGD ini diharapkan media massa dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. “Baik dari tata ejaan, kalimat, penulisan, pemenggalan dan lainnya,” ujarnya.
Ada tiga narasumber dalam FGD ini, yakni I Wayan Tama, I Wayan Nitayadnya (dari Balai Bahasa Provinsi Bali), dan akademisi I Made Madia.
Diskusi berlangsung menarik dan kerap terjadi perdebatan karena ternyata banyak terdapat perbedaan antara bahasa atau penulisan yang biasa dipakai di koran dengan yang disampaikan narasumber yang berpatokan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). “Diskusi seperti ini akan rutin kami gelar sehingga perlahan media massa dapat menggunakan bahasa maupun dalam penulisan sesuai dengan KBBI yang menjadi patokannya,” harap Wayan Tama. *isu
Kegiatan ini diikuti oleh belasan peserta baik wartawan, redaktur maupun bagian layout dari dua media massa yakni Pos Bali dan NusaBali.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, I Wayan Tama mengatakan, pihaknya telah mengadakan penelitian terhadap bahasa koran di Bali selama tiga bulan terakhir. “Kami memilih Pos Bali dan NusaBali dalam penelitian bahasa di koran. Nah dari hasil penelitian tersebut, kami tindaklanjuti dengan diskusi ini,” ujarnya.
Menurut Wayan Tama, dengan FGD ini diharapkan media massa dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. “Baik dari tata ejaan, kalimat, penulisan, pemenggalan dan lainnya,” ujarnya.
Ada tiga narasumber dalam FGD ini, yakni I Wayan Tama, I Wayan Nitayadnya (dari Balai Bahasa Provinsi Bali), dan akademisi I Made Madia.
Diskusi berlangsung menarik dan kerap terjadi perdebatan karena ternyata banyak terdapat perbedaan antara bahasa atau penulisan yang biasa dipakai di koran dengan yang disampaikan narasumber yang berpatokan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). “Diskusi seperti ini akan rutin kami gelar sehingga perlahan media massa dapat menggunakan bahasa maupun dalam penulisan sesuai dengan KBBI yang menjadi patokannya,” harap Wayan Tama. *isu
Komentar