Supadma Rudana: AHY Berpeluang Jadi Cawapres Prabowo
Meskipun Partai Demokrat tidak mengajukan Cawapres sebagai pendamping Capres Prabowo Subianto, namun peluang kader Demokrat bertandem dengan Capres Prabowo terbuka lebar.
DENPASAR,NusaBali
Wasekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana, Kamis (2/8) menyebut nama Ketua Kogasma (Komando Tuga Bersama) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih terbuka lebar menjadi tandem Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang karena elektabilitasnya tinggi. Capres Prabowo sangat kuat jika tandem dengan AHY yang kini memiliki elektabilitas tinggi karena dapat dukungan segmen anak muda.
Supadma Rudana mengatakan partai koalisi yang akan mengusung Prabowo memang beberapa diantaranya ada yang menyodorkan kadernya menjadi pendamping Prabowo. Seperti PAN menginginkan Zulkifli Hasan atau Amien Rais, PKS juga menyodorkan Cawapres. “Ya Demokrat juga punya peluang menjadikan kadernya sebagai pendamping Capres Prabowo. Masih terbuka lebar peluangnya yakni AHY,” ujar politisi asal Desa Peliatan Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Menurut Supadma Rudana, sebelum Demokrat dan Gerindra merapat membangun koalisi, nama AHY bergulir menjadi sosok yang paling berpeluang maju di Pilpres 2019, baik sebagai capres dan cawapres dari Partai Demokrat. Begitu terjadi koalisi Demokrat-Gerindra dengan parpol lain ada keputusan mengusung capres-cawapres, maka berubah konstelasi politiknya. “Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Prabowo yang diusung sebagai capres. Dan Ketua Umum DPP Demokrat Pak SBY pastilah memegang komitmen,” ujar Supadma Rudana.
Namun AHY jelas menjadi salah satu pertimbangan sebagai cawapres diantara kandidat cawapres yang disodorkan parpol koalisi lainnya. “Sekarang capresnya Prabowo, ya AHY bisa menjadi salah satu kandidat yang dipertimbangan sebagai cawapres. Aspirasi kader Demokrat AHY harus cawapres,” ujar anggota Komisi X DPR RI membidang pariwisata, seni, adat dan budaya, pendidikan, pemuda dan olahraga ini.
Menurut Supadma Rudana, elektabilitas AHY selama ini sangat kuat, terutama dari sisi dukungan anak muda di Indonesia. Generasi milenial atau anak muda menginginkan pemimpin muda tampil. “AHY memiliki elektabilitas tinggi diinginkan sebagai pemimpin nasional dari kalangan generasi muda dan generasi milenial. Sebanyak 52 % atau 100 juta pemilih di Indonesia, representasi generasi muda dukungannya ada pada sosok AHY,” beber mantan Ketua Departemen Seni dan Budaya DPP Demokrat ini.
Meskipun ada peluang sebagai cawapres atau tandem dari Capres Prabowo, Demokrat sampai saat ini tetap menunggu keputusan Prabowo selaku capres. “Demokrat mengambil sikap menunggu dan menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo sebagai capres,” tegas Supadma Rudana.
Menurutnya, Capres Prabowo akan mendapatkan banyak keuntungan secara politik ketika menggaet AHY. Yakni, mendapatkan jaringan suara Demokrat, elektibilitas AHY di kalangan generasi milineal. “Dan yang paling menjadi keuntungan besar bagi Capres Prabowo menggaet AHY sebagai cawapres adalah sosok SBY sebagai mentor. Pak SBY sebagai presiden memimpin negeri ini selama dua periode dengan banyak program pro rakyat. Banyak program yang bisa dilanjutkan. Jadi kekuatan sosok SBY, AHY dan jaringan Demokrat ini memberikan banyak keuntungan dan menjadi peluang memenangkan di Pilpres 2019,” kata Supadma Rudana.
Ditambahkannya, meskipun keputusan AHY belum resmi sebagai cawapres dalam koalisi Demokrat, Gerindra, dan PKS, AHY terus membuktikan diri sebagai kandidat kuat diinginkan rakyat maju di pilpres. “Sampai hari ini AHY terus mendapatkan sejumlah undangan dari masyarakat terutama kalangan generasi muda untuk berbicara masalah kebangsaan dan masa depan pembangunan negera ini,” kata Supadma Rudana. *nat
Wasekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana, Kamis (2/8) menyebut nama Ketua Kogasma (Komando Tuga Bersama) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih terbuka lebar menjadi tandem Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang karena elektabilitasnya tinggi. Capres Prabowo sangat kuat jika tandem dengan AHY yang kini memiliki elektabilitas tinggi karena dapat dukungan segmen anak muda.
Supadma Rudana mengatakan partai koalisi yang akan mengusung Prabowo memang beberapa diantaranya ada yang menyodorkan kadernya menjadi pendamping Prabowo. Seperti PAN menginginkan Zulkifli Hasan atau Amien Rais, PKS juga menyodorkan Cawapres. “Ya Demokrat juga punya peluang menjadikan kadernya sebagai pendamping Capres Prabowo. Masih terbuka lebar peluangnya yakni AHY,” ujar politisi asal Desa Peliatan Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Menurut Supadma Rudana, sebelum Demokrat dan Gerindra merapat membangun koalisi, nama AHY bergulir menjadi sosok yang paling berpeluang maju di Pilpres 2019, baik sebagai capres dan cawapres dari Partai Demokrat. Begitu terjadi koalisi Demokrat-Gerindra dengan parpol lain ada keputusan mengusung capres-cawapres, maka berubah konstelasi politiknya. “Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Prabowo yang diusung sebagai capres. Dan Ketua Umum DPP Demokrat Pak SBY pastilah memegang komitmen,” ujar Supadma Rudana.
Namun AHY jelas menjadi salah satu pertimbangan sebagai cawapres diantara kandidat cawapres yang disodorkan parpol koalisi lainnya. “Sekarang capresnya Prabowo, ya AHY bisa menjadi salah satu kandidat yang dipertimbangan sebagai cawapres. Aspirasi kader Demokrat AHY harus cawapres,” ujar anggota Komisi X DPR RI membidang pariwisata, seni, adat dan budaya, pendidikan, pemuda dan olahraga ini.
Menurut Supadma Rudana, elektabilitas AHY selama ini sangat kuat, terutama dari sisi dukungan anak muda di Indonesia. Generasi milenial atau anak muda menginginkan pemimpin muda tampil. “AHY memiliki elektabilitas tinggi diinginkan sebagai pemimpin nasional dari kalangan generasi muda dan generasi milenial. Sebanyak 52 % atau 100 juta pemilih di Indonesia, representasi generasi muda dukungannya ada pada sosok AHY,” beber mantan Ketua Departemen Seni dan Budaya DPP Demokrat ini.
Meskipun ada peluang sebagai cawapres atau tandem dari Capres Prabowo, Demokrat sampai saat ini tetap menunggu keputusan Prabowo selaku capres. “Demokrat mengambil sikap menunggu dan menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo sebagai capres,” tegas Supadma Rudana.
Menurutnya, Capres Prabowo akan mendapatkan banyak keuntungan secara politik ketika menggaet AHY. Yakni, mendapatkan jaringan suara Demokrat, elektibilitas AHY di kalangan generasi milineal. “Dan yang paling menjadi keuntungan besar bagi Capres Prabowo menggaet AHY sebagai cawapres adalah sosok SBY sebagai mentor. Pak SBY sebagai presiden memimpin negeri ini selama dua periode dengan banyak program pro rakyat. Banyak program yang bisa dilanjutkan. Jadi kekuatan sosok SBY, AHY dan jaringan Demokrat ini memberikan banyak keuntungan dan menjadi peluang memenangkan di Pilpres 2019,” kata Supadma Rudana.
Ditambahkannya, meskipun keputusan AHY belum resmi sebagai cawapres dalam koalisi Demokrat, Gerindra, dan PKS, AHY terus membuktikan diri sebagai kandidat kuat diinginkan rakyat maju di pilpres. “Sampai hari ini AHY terus mendapatkan sejumlah undangan dari masyarakat terutama kalangan generasi muda untuk berbicara masalah kebangsaan dan masa depan pembangunan negera ini,” kata Supadma Rudana. *nat
1
Komentar