Kapal Kandas di Gilimanuk, Penumpang Dievakuasi
Kapal Motor Penumpang (KMP) Liputan XII kandas di perairan dangkal seputar Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Kamis (2/8) malam.
NEGARA, NusaBali
Para penumpang berjumlah 24 orang yang terdiri dari sopir truk dan kernet telah berhasil dievakuasi, Jumat (3/8) dinihari. KMP Lipatan XII kandas di perairan dangkal setelah terseret arus saat hendak sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Kamis tengah malam pukul 23.50 Wita. Hingga Jumat petang, kapal ini belum berhasil dievakuasi dari tempatnya kandas di perairan dangkal dekat lampu merah perairan Gilimanuk.
Informasi di lapangan, KMP Lipatan XII yang mengangkut 16 unit kendaraan besar berikut 24 sopir dan kernet ini awalnya berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis malam sekitar pukul 22.45 Wita. Saat berlayar di Selat Bali (rute Pelabuhan Ketapang-Pelabuhan Gilimanuk), kapal naas yang dinakhodai Kapten Edwan Panjaitan ini tidak menemui kendala.
Namun, ketika hendak bersiap sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk tepat pukul 23.50 Wita, KMP Liptan XII tiba-tiba terseret arus ke arah utara. Akhirnya, kapal naas tersebut terperangkap di perairan dangkal dekat lampu merah yang berjarak sekitar 300 meter arah barat laut dari Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk.
Saat kapalnya terseret ke perairan dangkal dan kandas, nakhoda bersama para anak buah kapal (ABK) sempat berusaha melakukan olah gerak untuk melepaskan kapal dari perangkap. Tapi, upaya evakuasi secara mandiri itu tidak membuahkan hasil. KMP Lipatan XII sudah tidak dapat bergerak lagi sejak Jumat dinihari pukul 01.00 Wita. Nakhoda Edwan Panjaitan pun langsung meminta bantuan untuk evakuasi para penumpang.
Begitu mendapat laporan, petugas gabungan dari Pos Pol Air Gilimanuk, TNI AL, serta Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gilimanuk langsung terjun ke lokasi untuk melakukan evakuasi penumpang kapal kandas. “Kami menerima laporan untuk evakuasi penumpang sekitar pukul 01.00 Wita. Setelah menerima laporan, kami turun melakukan evakuasi penumpang menggunakan satu Kapal RIB (Rigit Inflatabel Boat),” ujar Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Jembrana, I Komang Sudiarsa, Jumat kemarin.
Menurut Komang Sudiarsa, evakuasi penumpang oleh tim gabungan dilakukan dengan dua kali penjemputan ke lokasi kapal kandas. Evakuasi berlangsung singkat hanya 30 menit dan selesai tepat pukul 01.30 Wita. Selain mengevakuasi 24 penumpang yang terdiri dari para sopir dan kernet truk, petugas juga mengevakuasi saeorang penjaga kantin di kapal kandas tersebut.
Sebaliknya, nakhoda dan para ABK KMP Lipatan XII tetap berada di dalam kapalnya yang kandas. “Setelah dievakuasi ke Teluk Gilimanuk, semua penumpang kami bawa menuju Kantor ASDP Pelabuhan Gilimanuk. Semua penumpang kami evakuasi dalam kondisi selamat,” papar Sudiarsa.
Sementara itu, KMP Lipatan XII hingga kemarin siang masih terperangkap di perairan dangkal sekitar 300 meter arah sebelah barat laut dari Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk itu. Kapal kandas tersebut belum dievakuasi. Sedangkan 24 sopir dan kernet truk yang tidak bisa melanjutkan perjalanan karena menunggu kendaraannya yang berada di atas kapal kandas, tampak menunggu di areal Ruang VIP ASDP Pelabuhan Gilimanuk.
Kepada NusaBali, para sopir truk yang sebagian di antaranya mengangkut semen, air kemasan, dan sepeda motor itu, mengaku belum tahu secara pasti kapan bisa melanjutkan perjalanan. “Katanya, evakuasi kapal harus menunggu air laut pasang dulu dan rencananya akan ditarik dengan tug boat. Tapi, belum tahu kapan air laut pasang,” keluh salah satu sopir truk, I Kadek Sulasma, 48, Jumat kemarin.
Kadek Sulasma mengatrakan truk yang dikemudikannya dan kemarin masih terjebak di atas kapal kandas, mengangkut 900 sak semen dari Banyuwangi untuk dikirim ke kawasan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Tapi, karena kapal kandas itu, Sulasma pun sempat berkoordinasi dengan bosnya terkait penundaan pengiriman semen ke Jimbaran tersebut.
“Kalau bos sang pemilik truk dapat memaklumi. Tapi, bos yang menunggu semen di Jimbaran sempat ngomel-ngomel. Sedangkan keadaan memang begini, saya juga bingung,” ujar sopir truk asal Banjar Tangi Miyeh, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Jembrana ini saat ditemui di Ruang VIP ASDP Pelabuhan Gilimanuk kemarin.
Sementara itu, Syahbandar Gilimanuk, I Nyoman Suryantha, mengatakan untuk mengevakuasi kapal kandas tersebut, pihak perusahaan kapal bersangkutan sudah merencanakan akan melakukan evakuasi dengan cara menarik kapalnya menggunakan tug boat. Namun, upaya evakuasi masih terkendala masalah cuaca. “Sebenarnya siang tadi (kemarin) sekitar pukul 12.50 Wita, sempat air pasang. Tapi saat air pasang itu, masih berlangsung angin kencang, sehingga evakuasi ditun-da,” ungkap Nyoman Suryantha saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat petang.
Menurut Suryantha, dari prakiraan BMKG Wilayah III Denpasar, air laut pasang diperkirakan baru akan terjadi, Sabtu (4/8) dinihari tadi pukul 01.30 Wita. Saat itulah evakuasi kapal kandas ini baru dapat dilakukan. “Kami juga sebenarnya berharap kapal kandas itu segera dapat lepas. Tapi, untuk melakukan penarikan kapal tidak bisa sembarangan, harus menunggu air laut pasang,” kata Suryantha. *ode
Para penumpang berjumlah 24 orang yang terdiri dari sopir truk dan kernet telah berhasil dievakuasi, Jumat (3/8) dinihari. KMP Lipatan XII kandas di perairan dangkal setelah terseret arus saat hendak sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Kamis tengah malam pukul 23.50 Wita. Hingga Jumat petang, kapal ini belum berhasil dievakuasi dari tempatnya kandas di perairan dangkal dekat lampu merah perairan Gilimanuk.
Informasi di lapangan, KMP Lipatan XII yang mengangkut 16 unit kendaraan besar berikut 24 sopir dan kernet ini awalnya berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis malam sekitar pukul 22.45 Wita. Saat berlayar di Selat Bali (rute Pelabuhan Ketapang-Pelabuhan Gilimanuk), kapal naas yang dinakhodai Kapten Edwan Panjaitan ini tidak menemui kendala.
Namun, ketika hendak bersiap sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk tepat pukul 23.50 Wita, KMP Liptan XII tiba-tiba terseret arus ke arah utara. Akhirnya, kapal naas tersebut terperangkap di perairan dangkal dekat lampu merah yang berjarak sekitar 300 meter arah barat laut dari Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk.
Saat kapalnya terseret ke perairan dangkal dan kandas, nakhoda bersama para anak buah kapal (ABK) sempat berusaha melakukan olah gerak untuk melepaskan kapal dari perangkap. Tapi, upaya evakuasi secara mandiri itu tidak membuahkan hasil. KMP Lipatan XII sudah tidak dapat bergerak lagi sejak Jumat dinihari pukul 01.00 Wita. Nakhoda Edwan Panjaitan pun langsung meminta bantuan untuk evakuasi para penumpang.
Begitu mendapat laporan, petugas gabungan dari Pos Pol Air Gilimanuk, TNI AL, serta Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gilimanuk langsung terjun ke lokasi untuk melakukan evakuasi penumpang kapal kandas. “Kami menerima laporan untuk evakuasi penumpang sekitar pukul 01.00 Wita. Setelah menerima laporan, kami turun melakukan evakuasi penumpang menggunakan satu Kapal RIB (Rigit Inflatabel Boat),” ujar Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Jembrana, I Komang Sudiarsa, Jumat kemarin.
Menurut Komang Sudiarsa, evakuasi penumpang oleh tim gabungan dilakukan dengan dua kali penjemputan ke lokasi kapal kandas. Evakuasi berlangsung singkat hanya 30 menit dan selesai tepat pukul 01.30 Wita. Selain mengevakuasi 24 penumpang yang terdiri dari para sopir dan kernet truk, petugas juga mengevakuasi saeorang penjaga kantin di kapal kandas tersebut.
Sebaliknya, nakhoda dan para ABK KMP Lipatan XII tetap berada di dalam kapalnya yang kandas. “Setelah dievakuasi ke Teluk Gilimanuk, semua penumpang kami bawa menuju Kantor ASDP Pelabuhan Gilimanuk. Semua penumpang kami evakuasi dalam kondisi selamat,” papar Sudiarsa.
Sementara itu, KMP Lipatan XII hingga kemarin siang masih terperangkap di perairan dangkal sekitar 300 meter arah sebelah barat laut dari Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk itu. Kapal kandas tersebut belum dievakuasi. Sedangkan 24 sopir dan kernet truk yang tidak bisa melanjutkan perjalanan karena menunggu kendaraannya yang berada di atas kapal kandas, tampak menunggu di areal Ruang VIP ASDP Pelabuhan Gilimanuk.
Kepada NusaBali, para sopir truk yang sebagian di antaranya mengangkut semen, air kemasan, dan sepeda motor itu, mengaku belum tahu secara pasti kapan bisa melanjutkan perjalanan. “Katanya, evakuasi kapal harus menunggu air laut pasang dulu dan rencananya akan ditarik dengan tug boat. Tapi, belum tahu kapan air laut pasang,” keluh salah satu sopir truk, I Kadek Sulasma, 48, Jumat kemarin.
Kadek Sulasma mengatrakan truk yang dikemudikannya dan kemarin masih terjebak di atas kapal kandas, mengangkut 900 sak semen dari Banyuwangi untuk dikirim ke kawasan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Tapi, karena kapal kandas itu, Sulasma pun sempat berkoordinasi dengan bosnya terkait penundaan pengiriman semen ke Jimbaran tersebut.
“Kalau bos sang pemilik truk dapat memaklumi. Tapi, bos yang menunggu semen di Jimbaran sempat ngomel-ngomel. Sedangkan keadaan memang begini, saya juga bingung,” ujar sopir truk asal Banjar Tangi Miyeh, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Jembrana ini saat ditemui di Ruang VIP ASDP Pelabuhan Gilimanuk kemarin.
Sementara itu, Syahbandar Gilimanuk, I Nyoman Suryantha, mengatakan untuk mengevakuasi kapal kandas tersebut, pihak perusahaan kapal bersangkutan sudah merencanakan akan melakukan evakuasi dengan cara menarik kapalnya menggunakan tug boat. Namun, upaya evakuasi masih terkendala masalah cuaca. “Sebenarnya siang tadi (kemarin) sekitar pukul 12.50 Wita, sempat air pasang. Tapi saat air pasang itu, masih berlangsung angin kencang, sehingga evakuasi ditun-da,” ungkap Nyoman Suryantha saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat petang.
Menurut Suryantha, dari prakiraan BMKG Wilayah III Denpasar, air laut pasang diperkirakan baru akan terjadi, Sabtu (4/8) dinihari tadi pukul 01.30 Wita. Saat itulah evakuasi kapal kandas ini baru dapat dilakukan. “Kami juga sebenarnya berharap kapal kandas itu segera dapat lepas. Tapi, untuk melakukan penarikan kapal tidak bisa sembarangan, harus menunggu air laut pasang,” kata Suryantha. *ode
1
Komentar