nusabali

Srikandi Buleleng Pimpin Bawaslu Bali

  • www.nusabali.com-srikandi-buleleng-pimpin-bawaslu-bali

I Ketut Rudia dan Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi legowo dan siap mendukung Ketua Bawaslu Bali 2018–2023 terpilih Ni Ketut Ariyani.

DENPASAR, NusaBali
Srikandi dari Buleleng Ni Ketut Ariyani terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali periode 2018–2023. Mantan Ketua Panwaslu Buleleng ini menumbangkan dua kandidat kuat yang dijagokan akan memimpin Bawaslu Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi (mantan Ketua KPU Bali) dan I Ketut Rudia (Ketua Bawaslu Bali).

Pleno pemilihan Ketua Bawaslu Bali di Kantor Bawaslu Bali Jalan Tjokorda Agung Tresna Denpasar, Sabtu (4/8) malam, berjalan alot. Pleno digelar tertutup diikuti komisioner terpilih dalam seleksi di Bawaslu RI. Mereka adalah I Ketut Rudia (incumbent, Ketua Bawaslu Bali), I Wayan Widiyardana Putra (anggota Bawaslu Bali), Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi (Ketua KPU Bali), Ni Ketut Ariyani (Ketua Panwaslu Buleleng), I Wayan Wirka (anggota Panwaslu Tabanan). Wartawan tidak diizinkan meliput jalannya pleno.

Namun balik korden ruangan rapat sempit tersebut terdengar beberapa kali tarik ulur soal mekanisme pemilihan yang akan ditempuh, musyawarah atau voting. Terdengar suara Raka Sandi dan incumbent Ketut Rudia beberapa kali saling sahut.

Hingga akhirnya rapat sempat mentok dan jeda. Komisioner memilih menunda pemilihan dengan makan malam bersama terlebih dulu. Setelah usai makan malam, kelima komisioner kembali negosiasi. Akhirnya pemilihan dilakukan dengan musyawarah dan mufakat. Rudia, Raka Sandi, Widiyardana, dan Wirka akhirnya sepakat memilih Ariyani sebagai ketua.

Ariyani sebagai Ketua Bawaslu Bali terpilih, usai pemilihan dikonfirmasi NusaBali membantah adanya sistem pemilihan yang hampir menggunakan sistem voting. Ariyani mengatakan semuanya melalui proses musyawarah. “Nggak ada voting, ini hasil musyawarah dan mufakat. Pemilihan aklamasi,” tegas Srikandi asal Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, ini.

Ariyani menegaskan dirinya memang sempat memberikan kesempatan kepada para senior menjadi Ketua Bawaslu Bali. Karena dirinya memang tidak ngotot ingin menduduki jabatan ketua. Namun para senior malah menyampaikan dukungan kepada dirinya. “Saya malah mendukung para senior, memberikan kesempatan kepada mereka, tetapi hasilnya aklamasi mendukung saya,” ujar perempuan yang kini menempuh pendidikan Magister Ilmu Hukum di Universitas Ngurah Rai Denpasar, ini.

Setelah terpilih, Ariyani menyatakan segera mengagendakan sejumlah kegiatan dan program jelang Pileg dan Pilpres 2019. Salah satunya menyiapkan Kantor Bawaslu Bali yang representatif dan merekrut Panwaslu Kabupaten/Kota.

“Dua masalah ini di hadapan kami. Kita tahu Kantor Bawaslu Bali sangat kecil. Kemudian rekrutmen Panwaslu Kabupaten/Kota segera kami agendakan. Tentunya kami akan bekerja bersama-sama dengan para komisioner terpilih. Tidak menunggu waktu lagi,” kata Ariyani.

Dirinya mohon dukungan semua komponen masyarakat Bali. “Saya mohon dukungan semua pihak. Karena pengawasan ini adalah peran masyarakat juga. Bawaslu punya tugas melakukan pencegahan dan pengawasan, namun kalau tidak didukung masyarakat tidak akan maksimal,” tandas Ariyani.

Munculnya Ariyani sebagai Ketua Bawaslu Bali memang membuktikan bahwa komunikasi dan deal-deal gagal disepakati para kandidat kuat sebelumnya, yakni, Ketua Bawaslu Bali Ketut Rudia dan Raka Sandi, deadlock. Bahkan Widiyardana yang disebut-sebut juga sebagai kandidat kuda hitam justru mendukung Ariyani. Jadwal pemilihan Ketua Bawaslu Bali kemarin juga molor dari rencana pada 30 Juli 2018 lalu.

Raka Sandi yang dikonfirmasi mengatakan terpilihnya Ariyani sudah merupakan keputusan musyawarah dan mufakat. Raka Sandi menyatakan siap bekerjasama dan mendukung Ketua Bawaslu Bali terpilih.

”Keputusan sudah musyawarah mufakat memilih Bu Ariyani. Itu sudah final. Kami sepakat dan akan mendukung Ketua Bawaslu Bali terpilih dalam melaksanakan tugas-tugas Bawaslu,” kata alumni Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, ini.

Sedangkan Rudia tidak banyak komentar soal hasil pemilihan. Mantan Ketua Panwaslu Buleleng ini membenarkan Ariyani dipilih secara musyawarah dan mufakat. Dirinya menerima hasil pemilihan dan mendukung Ketua Bawaslu Bali terpilih. “Ya sudah seperti yang disampaikan Ketua Bawaslu Bali terpilih. Apa lagi? Kita dukung hasilnya,” kata Rudia.

Sementara Widiyardana mengatakan dirinya memang mengusulkan Ariyani yang pimpin Bawaslu Bali. Prosesnya pun sejak awal adalah kesepakatan musyawarah. Kalau sudah keputusan, menurut Widiyardana, semuanya harus mendukung hasil pemilihan. “Intinya Ariyani terpilih secara aklamasi. Kami semua menunjuk dia. Kalau bisa musyawarah mufakat, kenapa harus voting. Jadi wajib hukumnya mendukung yang sudah terpilih,” tegas Widiyardana. *nat

Komentar