nusabali

Meninggal 6 Bulan Pasca Diamputasi Akibat Tumor

  • www.nusabali.com-meninggal-6-bulan-pasca-diamputasi-akibat-tumor

Seorang siswi pintar dari SMPN 1 Manggis, Karangasem, Ni Made Viola Suastiningsih, 14, meninggal secara tragis akibat digerogoti tumor ganas, Jumat (3/8) siang.

AMLAPURA, NusaBali
Siswi Kelas VIII SMPN 1 Manggis ini meregang nyawa selang 6 bulan pasca kakinya diamputasi karena serangan tumor ganas tersebut. Korban Ni Made Viola Suastiningsih merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Komang Astika dan Ni Kadek Juliantari. Gadis berusia 14 tahun ini meng-hembuskan napas terakhir di pangkuan ayahnya, I Komang Astika, dalam perawatan di RS Sanglah, Denpasar, Jumat (3/8) siang pukul 11.30 Wita.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, siswi asal di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem ini minta minum menggunakan pipet. Nah, tubuhnya tiba-tiba lunglai, lalu meregang nyawa saat minum dengan pipet dibantu orangtuanya.

Terungkap, korban Made Viola terserang tumor ganas di bagian lutut kanan sejak Februari 2017. Sejak itu, gadis berusia 14 tahun ini harus menjalani serentetan kemoterapi, pengobatan non medis, selain juga pengibatan secara medis. Sampai akhirnya gadis malang ini rela kaki kanannya diamputasi, dengan harapan agar nyawanya selamat dan tumor ganas tidak menjalar ke seluruh tubuhnya.

Menurut sang ayah, Komang Astika, operasi amputasi kaki kanan putri sulungnya yang menderita tumor ganas ini dilakukan di RS Sanglah, 18 Februari 2018. Pasca operasi amputasi, Made Viola lanjut menjalani rawat jalan sebulan sekali. Berdasarkan tes darah, hasilnya dinyatakan bersih.

“Putri saya ini tidak ada keluhan pasca kakinya diamputasi. Dia mampu menggunakan tongkat, nafsu makannya pun meningkat. Bahkan, berat badannya naik dari semula 35 kilogram menjadi 40 kilogram,” kenang Komang Astika saat ditemui NusaBali di rumah duka, Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Sabtu (4/8) lalu.

Sembari rutin kontrol, Made Viola juga sempat tinggal di Yayasan Bunga Bali, Denpasar, sambil menunggu dibuatkan kaki palsu. Namun, kondisi Made Viola mendadak memburuk sejak 10 Juli 2018, di mana dia mulai menderita batuk-batuk disertai sesak napas yang tak kunjung sembuh.

Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata ada cairan di paru-parunya. Saat itu juga, Made Viola langsung dirawat di RS Sanglah. Cairan dalam paru tersebut kemudian disedot menggunakan selang. “Cairan yang keluar mencapai 3 liter,” kenang Komang Astika.

Menurut Astika, berselang tiga minggu kemudian, muncul lagi cairan putih di paru-paru Made Viola. Bahkan, paru sampai tenggelam. Sempat hendak disedot, namun selang dipasang tidak bisa berfungsi. Kondisi fisik Made Viola pun menurun drastis.

Sehari sebelum meninggal, Kamis (2/8), kedua orangtuanya mendapat firasat buruk. Sebab, saat itu Made Viola sempat meminta agar seluruh anggota keluarganya di kampung kawasan Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis agar dida-tangkan ke RS Sanglah. Permintaan korban pun dituruti.

Sehari kemudian, Jumat siang pukul 11.30 Wita, Made Viola minta minum. Agar bisa minum, sang ayah meleluk dan memangku korban sambil memberinya air dengan pipet. Saat itu, tangan kiri Made Viola memegangi tangan ibundanya, Ni Kadek Juliantari. Ternyata, tubuh korban lunglai, lalu menghembuskan napas terakhir di pangkuan sang ayah, Komang Astika. "Ternyata, virus yang menyebabkan tumor ganas masih sembunyi di paru. Enam bulan setelah operasi, virus baru muncul," jelas Astika

Jenazah Made Viola Suastiningsih hari itu juga langsung dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis. Hingga Minggu kemarin, jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya, jenazah gadis korban tumor ganas ini akan dimakamkan secara Makingsan ring Gni di Setra Desa Pakraman Nyuhtebel pada  Anggara Wage Matal, Selasa (7/8).

Pantauan NusaBali, segenap siswa dan guru SMPN 1 Manggis sempat melayat ke rumah duka, Sabtu siang. Rombongan dari sekolah korban tersebut dipimpin langsung Wakasek Kesiswaan SMPN 1 Manggus, Ida Ayu Adnyawati. "Kami dari keluarga besar SMPN 1 Manggis merasa kehilangan siswa pintar. Semoga Made Viola Suastiningsih mendapatkan tempat yang terbaik di alam surga," ujar Ida Ayu Adnyawani yang siang itu didampingi sejumlah guru, seperti I Made Murta, I Wayan Runten, dan Ni Wayan Rasmiati.

Made Viola sendiri dikenal sebagai siswa pintar. Saat sekolah di SDN 2 Nyuhtebel, almarhum selalu menjadi bintang kelas sejak dudul di Kelas I hingga Kelas VI. Se-dangkan di SMPN 1 Manggis, Made Viola selau peringkat 6 juara umum sejak Kelas VII.

Smentara itu, ibunda korban, Ni Kadek Juliantari, mengaku dirinya sempat mendaftarkan kembali almarhum Made Viola, karena niatnya sangat besar untuk kembali sekolah ke SMPN 1 Manggis pasca operasi amputasi. "Tapi, ternyata takdir menghendaki lain," tutur Juliantari.  *k16

Komentar