nusabali

BEC Berdayakan Desainer Lokal

  • www.nusabali.com-bec-berdayakan-desainer-lokal

Buleleng Endek Carnaval (BEC), agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Buleleng kembali digelar Minggu (5/8).

Gali Potensi dan Pimpin Pasar Penjualan Kain Endek

SINGARAJA, NusaBali
Khusus tahun ini peserta sebanyak 11 desainer, asli desainer lokal Buleleng. Mereka menunjukkan kemampuannya dalam hasil karya kostum karnaval berbahan endek. Kegiatan BEC juga dirangkaikan dengan Peringatan HUT RI ke-73 yang disertai dengan pawai pembangunan dari 21 OPD dan BUMD.

Seperti tahun-tahun sebelumnya BEC keenam ini mengambil start di depan SDN 1 Banjar Jawa. Dari belasan peserta tidak hanya diikuti oleh desainer profesional, tetapi juga dua sekolah SMA Favorit di Buleleng, yakni SMAN 1 Singaraja dan SMAN Bali Mandara juga turut serta. Peserta dengan berbagai karyanya dipersilakan menunjukkan hasil garapan maksimal 10 menit. Belasan peserta BEC pun tampil maksimal, menampilkan garapan desainer kostum karnaval berbahan endek yang dibawakan oleh para model.

Ketua Panitia BEC, Gede Darmada mengatakan, seperti tujuan peyelenggaraan sebelumnya, BEC diharapkan dapat memberikan peluang bagi perajin endek dan desainer asal Buleleng untuk terus membaca peluang pasar. “Tahun ini kami memang spesialkan peserta dari lokalan Buleleng, untuk memberikan mereka peluang tampil dan membaca peluang pasar di bidang industri endek ini,” kata dia.

Pihaknya pun mengklaim sejauh ini perkembangan industri endek di Buleleng dengan 17 motif khas Buleleng sudah mengalami kemajuan. Meski tidak segampang membalikkan telapak tangan. Keinginan masyarakat saat ini untuk mengaplikasikan kain endek sebagai pakaian sudah sangat kreatif. Apalagi sejumlah sekolah di Buleleng juga sudah memiliki seragam endek. Dengan tema yang diusung tahun ini yakni North Bali Rainbow, diharapkan keindahan endek di Buleleng dapat menyamai keindahan pelangi.

Sementara itu, penampilan pertama pada BEC, diawali oleh Apramada Bali Ethnic Collection, dengan tema bias harmoni lembayung Bali Utara. Dalam pernampilannya Apramada menyajikan tiga kostum utama yang mempresentasikan tiga kecamatan yang ada di Buleleng dan empat kostum pendamping lainnya menggambarkan keragaman kehidupan di Buleleng. Tak mau kalah, rombongan Umah Bali Wedding juga menunjukkan sejumlah riasan pengantin Bali yang selama ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Bali.

Di barisan ketiga juga tampil memukai SMAN Bali Mandara. Mengangkat tema Den Bukit In Harmony, sekolah rintisan Pemprov Bali ini menyuguhkan tiga kostum utama yang sangat apik dibalut dengan keanggunan waran kain endek yang digunakan, terispirasi dari persatuan dan keberagaman masyarakat Buleleng di bawah naungan Singa Ambara Raja.

Barisan SMAN Bali Mandara kemudian disusul oleh sejumlah desainer seperti Chris Entertaiment yang membawakan sejumlah kostum bertemakan Bianglala. Kemudian barisan Bulle Bali yang mengusung tema pesona keindahan pelangi memadumadankan sejumlah warana cerah dalam desain kostumnya. Dalam BEC tahun 2018 yang mengusung tema Rainbow North Bali juga menginspirasi Fortuna Management. Salah satu garapannya yang menonjol, membawakan sebuah karya desian kostum yang terinspirasi dari keindahan pantai Lovina. Desain kostum itu juga turut dilengkapi dengan ornamen tugu Dolpin.

Sedangkan di barisan kedelapan Kirsama Production yang merupakan komunitas seni remaja dlam bidang desain, membawakan tiga kostum utamanya mengangkat tema Tri Datu. Garapan kostum karnaval dengan tiga warna yakni Merah, Putih dan Hitam dibawakan memukau oleh para model. Barisan carnaval lalu disambung oleh regu dari Devatra Entertaiment yang mengangkat tema Akram Wibana atau keseimbangan alam semesta dalam karya kostumnya.

Tak mau kalah dengan barisan desainer profesional regu SMAN 1 Singaraj juga nampak mempersiapkan karnaval dengan baik. SMA tertua di Buleleng itu membawakan tiga garapan kostum utama yang sangat gemerlap dengan nuansa warga keemasan. Dengan mengangkat tema pelangi Negeri Panji Sakti, karya anak muda ini pun patut dipertimbangkan. Dan dibarisan terakhir ditutup oleh group Puri Harapan Bridal yang membawakan kostum seorang ratu penguasa alam semesta.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradyana dalam sambutannya sekaligus membuka BEC, mengatakan motif endek khas Buleleng yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, masih terkedala di bidang promosi, sehingag perkembangannya tidak maksimal. Dengan adanya BEC ini ia pun berharap pengerajin endek dan desainer asal Buleleng tertantang untuk melahirkan produk-produk berkelas dan dapat bersaing di pasaran.

 “BEC ini dimaksudkan untuk menggairahkan sektor kerajinan tenun endek di Buleleng. Tidak hanya dimasyarakatkan, tetapi juga mampu bersaing dan memimpin pasar,” kata dia. Dalam kesempatan itu Agus Suradnyana pun meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kait untuk merencanakan langkah strategis. Sehingga anggaran yang dikeluarkan untuk BEC ini tidak hanya dalam bentuk hiburan tetapi memberikan inspirasi perkembangan endek Buleleng. *k23

Komentar