Krama Subak Urunan Perbaiki Terowongan
Krama subak Sidembunut urunan dana untuk perbaiki terowongan air yang tersumbat tanah serta pasir.
BANGLI, NusaBali
Terowongan air rusak akibat Dam Tamansari, Kelurahan Cempaga, Bangli diterjang banjir bandang. Sebelumnya krama subak sudah urunan, masing-masing subak dikenakan Rp 1.450.000.
Kelian Gede Subak Sidembunut, Ketut Mangku, mengatakan terowongan tersebut dilalui air untuk mengaliri Subak Sidembunut dan Subak Tanpadeha. Subak Sidembunut terbagi empat tempek yakni Munggu, Palak, Anyar, dan Tegallalag. Krama subak urunan perbaiki terowongan karena belum adanya anggaran pembersihan terowongan dari endapan pasir dan tanah dari pemerintah. Pembersihan terowongan yang pertama menghabiskan dana Rp 14.500.000.
Setelah dibersihan air bisa mengalir ke lahan-lahan pertanian, namun itu hanya berlangsung beberapa hari saja karena terowongan kembali tersumbat dan harus dilakukan pengerukan kembali. Pengerukan kali ini perlu biaya Rp 7.000.000. Jumlah tersebut nantinya akan dibagi merata di masing-masing tempekan. Pihak subak menggunakan tenaga luar untuk pengerukan, sedikitnya ada empat pekerja yang terlibat, bila jumlah lebih dari itu pekerja tidak bisa masuk.
Jika kondisi itu terus berulang tentunya krama subak tidak bisa melakukan perbaikan, karena belum ada hasil dari pertanian. “Bila seperti ini terus, kasihan para petani,” ujarnya. Pihaknya akan bersurat ke Bupati Bangli dengan tembusan Dinas Pekerjaan Umum serta DPRD Bangli. “Dinas sudah menyampaikan tidak ada anggaran. Kalau seperti itu petani tidak bisa menggarap lahan dan jelas tidak akan ada hasil apa-apa,” sebutnya.
Terpisah, Kelian Subak Tanpadeha, I Wayan Lanus, mengatakan subak Tanpadeha terdiri dari enam tempek yakni Pecala, Umatai, Siladan, Talibeng, Jelekungkang, dan Uma Anyar. Terkait urunan, masing-masing krama subak berbeda sesuai dengan jumlah krama dalam satu tempek. Ada yang kena Rp 25.000 per orang ada pula yang lebih. “Urunan sebelumnya sudah kami serahkan ke Kelian Subak Gede Didembunut, memang ada yang belum menyerahkan karena masih menunggu paruman,” jelasnya. Ia berharap penanganan terowongan segera tertangani, terlebih sudah masuk musim tanam. *es
Kelian Gede Subak Sidembunut, Ketut Mangku, mengatakan terowongan tersebut dilalui air untuk mengaliri Subak Sidembunut dan Subak Tanpadeha. Subak Sidembunut terbagi empat tempek yakni Munggu, Palak, Anyar, dan Tegallalag. Krama subak urunan perbaiki terowongan karena belum adanya anggaran pembersihan terowongan dari endapan pasir dan tanah dari pemerintah. Pembersihan terowongan yang pertama menghabiskan dana Rp 14.500.000.
Setelah dibersihan air bisa mengalir ke lahan-lahan pertanian, namun itu hanya berlangsung beberapa hari saja karena terowongan kembali tersumbat dan harus dilakukan pengerukan kembali. Pengerukan kali ini perlu biaya Rp 7.000.000. Jumlah tersebut nantinya akan dibagi merata di masing-masing tempekan. Pihak subak menggunakan tenaga luar untuk pengerukan, sedikitnya ada empat pekerja yang terlibat, bila jumlah lebih dari itu pekerja tidak bisa masuk.
Jika kondisi itu terus berulang tentunya krama subak tidak bisa melakukan perbaikan, karena belum ada hasil dari pertanian. “Bila seperti ini terus, kasihan para petani,” ujarnya. Pihaknya akan bersurat ke Bupati Bangli dengan tembusan Dinas Pekerjaan Umum serta DPRD Bangli. “Dinas sudah menyampaikan tidak ada anggaran. Kalau seperti itu petani tidak bisa menggarap lahan dan jelas tidak akan ada hasil apa-apa,” sebutnya.
Terpisah, Kelian Subak Tanpadeha, I Wayan Lanus, mengatakan subak Tanpadeha terdiri dari enam tempek yakni Pecala, Umatai, Siladan, Talibeng, Jelekungkang, dan Uma Anyar. Terkait urunan, masing-masing krama subak berbeda sesuai dengan jumlah krama dalam satu tempek. Ada yang kena Rp 25.000 per orang ada pula yang lebih. “Urunan sebelumnya sudah kami serahkan ke Kelian Subak Gede Didembunut, memang ada yang belum menyerahkan karena masih menunggu paruman,” jelasnya. Ia berharap penanganan terowongan segera tertangani, terlebih sudah masuk musim tanam. *es
Komentar