Air Campur Lumpur Menyembur Setinggi 30 M
Semburan air disertai lumpur setinggi 30 meter mengejutkan warga di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
NGAWI, NusaBali
Lokasi semburan berasal dari sumur pompa air di sawah milik Mujianto (45), warga Desa Planglor Dukuh Tambakselo selatan, Kecamatan Kedunggalar.
"Saya kaget tadi pagi mau mengairi sawah dengan menyedot sumur dengan mesin diesel. Tapi begitu mesin menyala, langsung menyembur tinggi air bercampur lumpur," jelas Mujianto di lokasi, Minggu (5/8) seperti dilansir detik.
Dikatakan Mujiono, dirinya memompa air untuk mengairi sawah yang akan dibajak untuk ditanami padi. Namun air yang menyembur di luar kewajaran dan dirinya segera mematikan mesin. Namun air tetap keluar menyembur semakin tinggi mencapai 10 hingga 30 meter.
"Saya matikan tapi tetap keluar semburan air dan lumpur hingga menjebol atap rumahan mesin ini," katanya.
Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Mujianto melapor ke perangkat desa dan polsek setempat. Saat ini polisi telah memberikan police line agar warga tidak mendekat lokasi.
"Saya khawatir kalau mengandung gas, maka saya lapor ke perangkat dan polsi untuk pengamanan," ucapnya.
Lokasi semburan air bercampur lumpur dan pasir setinggi 30 meter itu berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Tepatnya di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
Polisi mengambil sampel air disertai lumpur tersebut. Sampel sebanyak empat liter air yang diambil dengan dua jerigen berukuran dua liter itu untuk barang bukti dan penelitian.
"Kami ambil empat liter air untuk barang bukti dan penelitian kandungan airnya apakah berbahaya atau tidak makanya kami police line juga agar warga tidak mendekat," terang Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Maryoko kepada wartawan di lokasi Minggu (5/8).
Untuk penelitian, kata Maryoko, kemungkinan akan melibatkan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Selain air, sampel lumpur juga diambil untuk melengkapi penelitian. "Kami masih akan koordinasi dulu dengan Pemkab Ngawi untuk penelitian, kemungkinan UGM ya," katanya.
Dikatakan Maryoko, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perangkat desa untuk mengimbau agar tidak ada warga yang mendekat ke lokasi. Dikhawatirkan air tersebut mengandung gas beracun yang berbahaya.
Kekuatan semburan air bercampur lumpur di Ngawi begitu kuat. Tiga pipa besi berukuran tiga inchi yang tertanam di tanah sedalam 12 meter terbawa semburan air. Bahkan tinggi semburan pertama kali mencapai 150 meter.
"Pipa ini 12 meter tertanam dalam tanah terlempar ke atas hingga 150 meter. Dahsyat ini kekuatannya," ujar Kapolsek Widodaren AKP Juwahir di lokasi, Minggu (5/8).*
Lokasi semburan berasal dari sumur pompa air di sawah milik Mujianto (45), warga Desa Planglor Dukuh Tambakselo selatan, Kecamatan Kedunggalar.
"Saya kaget tadi pagi mau mengairi sawah dengan menyedot sumur dengan mesin diesel. Tapi begitu mesin menyala, langsung menyembur tinggi air bercampur lumpur," jelas Mujianto di lokasi, Minggu (5/8) seperti dilansir detik.
Dikatakan Mujiono, dirinya memompa air untuk mengairi sawah yang akan dibajak untuk ditanami padi. Namun air yang menyembur di luar kewajaran dan dirinya segera mematikan mesin. Namun air tetap keluar menyembur semakin tinggi mencapai 10 hingga 30 meter.
"Saya matikan tapi tetap keluar semburan air dan lumpur hingga menjebol atap rumahan mesin ini," katanya.
Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Mujianto melapor ke perangkat desa dan polsek setempat. Saat ini polisi telah memberikan police line agar warga tidak mendekat lokasi.
"Saya khawatir kalau mengandung gas, maka saya lapor ke perangkat dan polsi untuk pengamanan," ucapnya.
Lokasi semburan air bercampur lumpur dan pasir setinggi 30 meter itu berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Tepatnya di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
Polisi mengambil sampel air disertai lumpur tersebut. Sampel sebanyak empat liter air yang diambil dengan dua jerigen berukuran dua liter itu untuk barang bukti dan penelitian.
"Kami ambil empat liter air untuk barang bukti dan penelitian kandungan airnya apakah berbahaya atau tidak makanya kami police line juga agar warga tidak mendekat," terang Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Maryoko kepada wartawan di lokasi Minggu (5/8).
Untuk penelitian, kata Maryoko, kemungkinan akan melibatkan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Selain air, sampel lumpur juga diambil untuk melengkapi penelitian. "Kami masih akan koordinasi dulu dengan Pemkab Ngawi untuk penelitian, kemungkinan UGM ya," katanya.
Dikatakan Maryoko, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perangkat desa untuk mengimbau agar tidak ada warga yang mendekat ke lokasi. Dikhawatirkan air tersebut mengandung gas beracun yang berbahaya.
Kekuatan semburan air bercampur lumpur di Ngawi begitu kuat. Tiga pipa besi berukuran tiga inchi yang tertanam di tanah sedalam 12 meter terbawa semburan air. Bahkan tinggi semburan pertama kali mencapai 150 meter.
"Pipa ini 12 meter tertanam dalam tanah terlempar ke atas hingga 150 meter. Dahsyat ini kekuatannya," ujar Kapolsek Widodaren AKP Juwahir di lokasi, Minggu (5/8).*
Komentar