Ketua DPC Hanura Meninggal Mendadak
Ketua DPC Hanura Gianyar, Dewa Ketut Alit Budiana, 61, meninggal mendadak, Senin (6/8) siang, setelah jatuh pingsan usai mengurus administrasi bantuan untuk partainya di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Potitik (Kesbangpol) Gianyar.
Korban Pingsan Saat Urus Administrasi di Kesbangpol Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Politisi asal Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar ini diduga meregang nyawa akibat serangan jantung. Korban Dewa Ketut Alit Budiana menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di IGD RSUD Sanjiwani Gianyar, Senin siang sekitar pukul 14.35 Wita. Politisi Hanura yang pensiunan PNS Dinas Kesehatan Gianyar ini langsung dilarikan ke IGD RSUD Sanjiwani, setelah jatuh pingsan di Lobi Kantor Kesbangpol Gianyar.
Informasi di lapangan, sebelum musibah maut, Dewa Alit Widana datang ke Kantor Kesbangpol Gianyar sekitar pukul 13.00 Wita. Begitu datang, almarhum langsung naik ke Lantai II Kantor Kesbangpol Gianyar untuk mengurus admistrasi bantuan parpol buat partainya. Habis itu, almarhum langsung main tenis meja beberapa menit di salah satu ruangan Lamtai II Kantor Kesbangpol Gianyar.
Setelah main tenis meja, korban Dewa Alit Budiana turun ke Lantai I Gedung Kes-bangpol Gianyar. Di Lobi Lantai I, almarhum bertemu Kepala Badan Kesbangpol Gia-nyar, Dewa Alit Mudarta. Keduanya sempat saling sapa dan berbincang ringan. Naah, saat berbincang dengan Kaban Kesbangpol itulah, korban Dewa Alit Budiana tiba-tiba mengeluh pusing, lalu jatuh pingsan.
Kepala Badan Kesbangpol Dewa Alit Mudarta pun langsung membopong korban Dewa Alit Budiana, bersama sejumlah wartawan dan stafnya. Korban dibawa ke dalam mobil, lanjut diantar menuju RSUD Sanjiwani Gianyar. "Saya sendiri menyusul dengan mobil lain dari belakang. Sampai di sini (IGD RSUD Sanjiwani), almarhum sempat mendapatkan penanganan. Namun, beberapa menit kemudian, almarhum dinyatakan sudah meninggal sekitar pukul 14.35 Wita," cerita Dewa Alit Mudarta.
Hingga kemarin sore, belum jelas apa sejatinya penyebab kematian mendadak Ketua DPC Hanura Gianyar, Dewa Alit Budiana. Namun, muncul dugaan almarhum meregang nyawa karena serangan jantung.
Bendahara DPC Hanura Gianyar, Made Suryanto, mengatakan selama ini almarhum memang kerap terlihat kelelahan. “Tapi, beliau ini orangnya semangat sekali dan aktif mengurus berbagai kelengkapan partai," ujar Made Suryanto.
Sementara, jenazah almarhum Dewa Alit Budiana hingga saat ini masih dititipkan di RSUD Sanjiwani Gianyar. Rencananya, jenazah ayah tiga anak ini akan dimakamkan melalui prossi ritual makingsan rin gni di Setra Desa Pakraman Abianbase pada Wraspati Umanis Matal, Kamis (9/8) lusa.
Almarhum Dewa Alit Budiana sendiri pensiun dari PNS Dinas Kesehatan Gianyar tahun 2013. Setahun kemudian, almarhum menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk Pileg 2014. Namun, dia kemudian mundur dari keanggotaan PPK, karena pilih masuk Partai Hanura. Dia langsung pegang jabatan Sekretaris DPC Hanura Gianyar. Saat itu, Ketua DPC Hanura Gianyar dipegang IB Manu Atmaja. Dua tahun berselang, Dewa Alit Budiana terpilih menjadi Ketua DPC Hanura Gianyar 2016-2021.
Pada Pileg 2014, Dewa Alit Budiana sempat nyalon DPRD Gianyar Dapil Kecamatan Gianyar, namun gagal lolos ke kursi legislatif. Dalam Pileg 2019 mendatang, Dewa Alit Budiana kembali maju sebagai caleg DPRD Gianyar dari Hanura Dapil Kecamatan Gianyar. Almarhum mendapat nomor urut 1. Dia maju dari Hanura Dapil Kecamatan Gianyar bersama I Made Suryanto (nomor urut 2), Ni Wayan Midioni (nomor urut 3), I Ketut Yasa Antara (nomor urut 4), Pande Komang Widana (nomor urut 5), Ni Wayan Eka Yanti (nomor urut 6), Dewa Ayu Dyah Puteri Pratiwi (nomor urut 7), dan AA Ngurah Agung (nomor urut 8).
Sekretaris DPC Hanura Gianyar, AA Raka Suana, mengatakan untuk penggantian nama almarhum dalam pencalegan, pihaknya segera akan berkoordinasi dengan jajaran DPC Hanura Gianyar dan DPD Hanura Bali. “Tapi, sebelum koordinasi untuk mencari nama pengganti almarhum, kami tentu menunggu kabar dari keluarga duka. Setidaknya, kami harus tahu kapan almarhum akan diupacarai,” jelas Raka Suana saat ditemui NusaBali di kediamannya, Senin kemarin.
Sementara itu, anggota KPU Ginyar Ngakan Nyoman Oka Sudaryana mengaku terkejut dengan kematian mendadak almarhum Dewa Alit Budiana. Pasalnya, setiapkali berkoordinasi ke KPU Gianyar, almarhum selalu tampak segar bugar. “Baru saja staf KPU menelepon almarhum untuk koordinasi tentang berkas pencalonannya. Tiba-tiba, almarhum sudah berpulang,” jelas komisioner KPU asal Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.
Terkait pergantian nama almarhum Dewa Alit Budiana sebagai caleg, menurut Ngakan Oka, sesuai ketentuan pergantian itu bisa dilakukan sejak pengumuman DCS (daftar calon sementara), 13 Agutus-7 September 2018. Karenanya, nama Dewa Alit Budiana akan tetap tertera sebagai caleg Hanura Dapil Kecamatan Gianyar hingga 12 Agustus 2018.
Sementara, dalam sebuah kesempatan bincang-bincang dengan NusaBali, almarhum Dewa Alit Budiana sempat mengaku kesulitan mengimbangi para incumbent yang punya hibah/bansos untuk tarung Pileg 2019. “Saya sadar tak punya materi apa-apa untuk mendukung pencalegan. Tapi, saya harus berani nyaleg, terutama melawan incumbent, karena saya ketua partai,” katanya kala itu. *nvi,lsa
GIANYAR, NusaBali
Politisi asal Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar ini diduga meregang nyawa akibat serangan jantung. Korban Dewa Ketut Alit Budiana menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di IGD RSUD Sanjiwani Gianyar, Senin siang sekitar pukul 14.35 Wita. Politisi Hanura yang pensiunan PNS Dinas Kesehatan Gianyar ini langsung dilarikan ke IGD RSUD Sanjiwani, setelah jatuh pingsan di Lobi Kantor Kesbangpol Gianyar.
Informasi di lapangan, sebelum musibah maut, Dewa Alit Widana datang ke Kantor Kesbangpol Gianyar sekitar pukul 13.00 Wita. Begitu datang, almarhum langsung naik ke Lantai II Kantor Kesbangpol Gianyar untuk mengurus admistrasi bantuan parpol buat partainya. Habis itu, almarhum langsung main tenis meja beberapa menit di salah satu ruangan Lamtai II Kantor Kesbangpol Gianyar.
Setelah main tenis meja, korban Dewa Alit Budiana turun ke Lantai I Gedung Kes-bangpol Gianyar. Di Lobi Lantai I, almarhum bertemu Kepala Badan Kesbangpol Gia-nyar, Dewa Alit Mudarta. Keduanya sempat saling sapa dan berbincang ringan. Naah, saat berbincang dengan Kaban Kesbangpol itulah, korban Dewa Alit Budiana tiba-tiba mengeluh pusing, lalu jatuh pingsan.
Kepala Badan Kesbangpol Dewa Alit Mudarta pun langsung membopong korban Dewa Alit Budiana, bersama sejumlah wartawan dan stafnya. Korban dibawa ke dalam mobil, lanjut diantar menuju RSUD Sanjiwani Gianyar. "Saya sendiri menyusul dengan mobil lain dari belakang. Sampai di sini (IGD RSUD Sanjiwani), almarhum sempat mendapatkan penanganan. Namun, beberapa menit kemudian, almarhum dinyatakan sudah meninggal sekitar pukul 14.35 Wita," cerita Dewa Alit Mudarta.
Hingga kemarin sore, belum jelas apa sejatinya penyebab kematian mendadak Ketua DPC Hanura Gianyar, Dewa Alit Budiana. Namun, muncul dugaan almarhum meregang nyawa karena serangan jantung.
Bendahara DPC Hanura Gianyar, Made Suryanto, mengatakan selama ini almarhum memang kerap terlihat kelelahan. “Tapi, beliau ini orangnya semangat sekali dan aktif mengurus berbagai kelengkapan partai," ujar Made Suryanto.
Sementara, jenazah almarhum Dewa Alit Budiana hingga saat ini masih dititipkan di RSUD Sanjiwani Gianyar. Rencananya, jenazah ayah tiga anak ini akan dimakamkan melalui prossi ritual makingsan rin gni di Setra Desa Pakraman Abianbase pada Wraspati Umanis Matal, Kamis (9/8) lusa.
Almarhum Dewa Alit Budiana sendiri pensiun dari PNS Dinas Kesehatan Gianyar tahun 2013. Setahun kemudian, almarhum menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk Pileg 2014. Namun, dia kemudian mundur dari keanggotaan PPK, karena pilih masuk Partai Hanura. Dia langsung pegang jabatan Sekretaris DPC Hanura Gianyar. Saat itu, Ketua DPC Hanura Gianyar dipegang IB Manu Atmaja. Dua tahun berselang, Dewa Alit Budiana terpilih menjadi Ketua DPC Hanura Gianyar 2016-2021.
Pada Pileg 2014, Dewa Alit Budiana sempat nyalon DPRD Gianyar Dapil Kecamatan Gianyar, namun gagal lolos ke kursi legislatif. Dalam Pileg 2019 mendatang, Dewa Alit Budiana kembali maju sebagai caleg DPRD Gianyar dari Hanura Dapil Kecamatan Gianyar. Almarhum mendapat nomor urut 1. Dia maju dari Hanura Dapil Kecamatan Gianyar bersama I Made Suryanto (nomor urut 2), Ni Wayan Midioni (nomor urut 3), I Ketut Yasa Antara (nomor urut 4), Pande Komang Widana (nomor urut 5), Ni Wayan Eka Yanti (nomor urut 6), Dewa Ayu Dyah Puteri Pratiwi (nomor urut 7), dan AA Ngurah Agung (nomor urut 8).
Sekretaris DPC Hanura Gianyar, AA Raka Suana, mengatakan untuk penggantian nama almarhum dalam pencalegan, pihaknya segera akan berkoordinasi dengan jajaran DPC Hanura Gianyar dan DPD Hanura Bali. “Tapi, sebelum koordinasi untuk mencari nama pengganti almarhum, kami tentu menunggu kabar dari keluarga duka. Setidaknya, kami harus tahu kapan almarhum akan diupacarai,” jelas Raka Suana saat ditemui NusaBali di kediamannya, Senin kemarin.
Sementara itu, anggota KPU Ginyar Ngakan Nyoman Oka Sudaryana mengaku terkejut dengan kematian mendadak almarhum Dewa Alit Budiana. Pasalnya, setiapkali berkoordinasi ke KPU Gianyar, almarhum selalu tampak segar bugar. “Baru saja staf KPU menelepon almarhum untuk koordinasi tentang berkas pencalonannya. Tiba-tiba, almarhum sudah berpulang,” jelas komisioner KPU asal Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.
Terkait pergantian nama almarhum Dewa Alit Budiana sebagai caleg, menurut Ngakan Oka, sesuai ketentuan pergantian itu bisa dilakukan sejak pengumuman DCS (daftar calon sementara), 13 Agutus-7 September 2018. Karenanya, nama Dewa Alit Budiana akan tetap tertera sebagai caleg Hanura Dapil Kecamatan Gianyar hingga 12 Agustus 2018.
Sementara, dalam sebuah kesempatan bincang-bincang dengan NusaBali, almarhum Dewa Alit Budiana sempat mengaku kesulitan mengimbangi para incumbent yang punya hibah/bansos untuk tarung Pileg 2019. “Saya sadar tak punya materi apa-apa untuk mendukung pencalegan. Tapi, saya harus berani nyaleg, terutama melawan incumbent, karena saya ketua partai,” katanya kala itu. *nvi,lsa
Komentar