nusabali

Seorang Warga Pingsan dan 63 Titik Rusak

  • www.nusabali.com-seorang-warga-pingsan-dan-63-titik-rusak

Seorang warga pingsan karena terjatuh saat lari menyelamatkan diri, bukan karena tertimpa reruntuhan bangunan.

Dampak Gempa Lombok Utara di Kabupaten Tabanan

TABANAN, NusaBali
Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter di Lombok Utara, NTB pada Minggu (5/8) malam, tidak menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Tabanan. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 2,3 miliar. Data sementara tercatat 63 titik kerusakan akibat guncangan gempa pada Minggu malam. Dari 63 titik itu terbanyak bangunan rusak adalah merajan warga dan beberapa pura milik adat. Bahkan ada pula warga yang terjatuh hingga pingsan akibat berlari menyelamatkan diri saat gempa terjadi. Warga bersangkutan adalah Ni Ketut Dian Parpita Ningrum, 36, warga Banjar Sambian Tengah, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan.

Kasubid Humas dan SIM Rekam Medis BRSUD Tabanan I Made Suarjaya, menjelaskan tercatat ada satu orang warga yang pingsan saat menyelamatkan diri. Namun yang bersangkutan bukan korban dari reruntuhan bangunan, tetapi saat berlari terjatuh hingga pingsan. “Dia pingsan karena jatuh saat berlari menyelamatkan diri,” ujarnya, Senin (6/8).

Pasien tersebut tidak sampai dirawat inap. Sebab hanya mengalami benjol pada kepala belakang. “Memang tidak ada indikasi dirawat inap, pasien sudah pulang meskipun ada riwayat pingsan dan mual-mual. Dan dari data yang ada memang hanya satu orang pasien ke BRSUD akibat gempa,” tegas Suarjaya.

Di sisi lain, dampak gempa juga memporakporandakan rumah milik Bendesa Adat Pacung Desa Baturiti I Gede Ngurah Kumarajaya. Bangunan bale dangin ambruk. Bahkan palinggih merajan mulai dari palinggih taksu ambruk serta palinggih kemulan bergeser.

“Bangunan bale dangin di rumah jero bendesa ambruk bagian atap hingga genteng,” kata Perbekel Desa Baturiti I Ketut Matra.

Tak hanya itu, beberapa pura mulai dari Pura Bale Agung Banjar Bangah di bagian apit surat rusak. Dan tembok panyengker roboh hingga mengalami kerugian Rp 150 juta. Yang paling parah Pura Arak Api di Banjar Bangah, bagian tembok panyengker, apit surang, gedeng apit luwang, palinggih penetegan, pajenengan meru tumpang 5, bale peli, palinggih gedong taksu, dan pawaregan ada yang ambruk dan rusak. Sehingga total kerugian Rp 300 juta.

“Pura Pucak Sari di Banjar Pacung juga terdampak. Apit surang, bale kulkul panyengker ambruk, total kerugian Rp 300 juta. Termasuk pawaregan Pura Pucak Nyapu Jagat di Banjar Pacung ambruk total, kerugian sampai Rp 100 juta,” tegas Matra.

Dia menjelaskan, titik kerusakan di Desa Baturiti memang banyak. Data awal lebih dari 40 titik. Terbanyak bangunan rusak milik warga di Banjar Baturiti Kelod, Banjar Baturiti, Banjar Bangah, dan Banjar Pacung hingga lebih dari 10 titik di masing-masing banjar.

Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita didampingi Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan menerangkan, dari pengecekan ke lapangan yang melibatkan TRC BPBD Tabanan tercatat ada 63 kerusakan di Tabanan akibat gempa dengan pusat gempa di Lombok Utara. Bangunan rusak akibat gempa terbanyak di wilayah Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Penebel. “Data sementara ada 63 titik kerusakan, paling banyak pura, merajan, dan tembok panyengker yang terdampak,” bebernya.

Kata dia, fasilitas umum selain bangunan Pasar Baturiti yang ambruk, juga terdapat tiga SD yang mengalami kerusakan. Ketiga SD yakni SDN 1 Mekar Sari dan SDN 1 Apuan di Kecamatan Baturiti rusak. Dan SDN 3 Jatiluwih yang retak dibagian sudut kelas.

Sucita menuturkan SDN 1 Mekar Sari dan SDN 1 Apuan yang bangunannya rusak, Senin pagi memulangkan siswa lebih awal karena masih khawatir jika ada gempa susulan. “Saya lihat siswa dipulangkan lebih awal,” imbuhnya.

Terkait kerusakan ini, dia akan melapor kepada pimpinan. “Berdasarkan tafsiran, kerugian sekitar Rp 2,3 miliar. Ini akan kami laporkan dulu ke pimpinan,” tegasnya. Sementara itu, Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa menyatakan BPBD sudah bergerak sejak Minggu malam. Untuk kerusakan akibat gempa akan segera ditindaklanjuti.

“Kalau musibah begini dana, selama dana di pos anggaran tak terduga masih tersedia segera kami bantu. Sedangkan terkait kerugian mungkin kami akan sampaikan ke provinsi dan pusat. Yang penting sekarang pendataan dulu,” tandas Wirna Ariwangsa. *de

Komentar