nusabali

Pasien Sudah Dipindah ke Ruangan

  • www.nusabali.com-pasien-sudah-dipindah-ke-ruangan

RSUP Sanglah juga memberangkatkan tim medis berjumlah 28 orang untuk membantu penanganan kesehatan di Lombok kemarin siang lewat jalur darat.

DENPASAR, NusaBali
Pasca gempa yang mengguncang Pulau Dewata akibat dampak dari gempa berkekuatan 7,0 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (5/8) malam lalu, situasi ratusan pasien yang harus dirawat di tenda darurat belakang Gedung Angsoka RSUP Sanglah, mulai berangsur membaik. Pasien pun telah dipindahkan ke ruangan, Senin (6/8).  

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, mengatakan, sebelum pasien kembali dipindah dari tenda ke ruangan, pihak RSUP Sanglah memastikan keamanan gedung terlebih dahulu. Karenanya, kemarin juga diundang dari Dinas PU untuk mengecek kelayakan semua gedung di RSUP Sanglah. “Dinas PU sudah datang ke RSUP Sanglah, dan sedang mengecek semua gedung untuk kelayakannya. Kalau sudah layak, kami akan kembalikan pasien ke ruangan,” ujarnya.

Pihaknya berharap pasien mau untuk dipindah lagi ke ruangan. Menurutnya, kepanikan yang terjadi Minggu malam lalu akan berpengaruh pada kondisi psikologis pasien berupa trauma. Namun, pantauan NusaBali pukul 10.00 Wita kemarin, hampir semua pasien dari dua tenda darurat sudah dipindahkan ke ruangan. Meskipun pada Senin pagi kemarin, sempat terjadi gempa kembali. “Kurang lebih ada 200 orang pasien yang dirawat di tenda dan selasar. Tapi yang di selasar, kami sudah pindahkan ke ruangan-ruangan lantai satu,” ungkap dr Sudartana.

Hingga laporan terakhir, ada 10 orang korban yang masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Sanglah. Rata-rata mengalami luka ringan di wajah, tangan, dan kaki, dan satu orang mengalami patah tulang. Delapan di antaranya sudah pulang, sedangkan dua orang lainnya masih dalam perawatan RSUP Sanglah. Dua orang itu adalah Putu Guna Satya Mandala, 32, yang terkena reruntuhan di Jalan Juwet Sari, Sesetan, dan Ketut Sudarma, 16, dari Manggis, Karangasem. “Ada satu patah tulang, dan akan dioperasi. Secara umum kondisi keduanya sudah stabil,” katanya.

Di sisi lain, RSUP Sanglah juga memberangkatkan tim medis berjumlah 28 orang untuk membantu penanganan kesehatan di Lombok kemarin siang lewat jalur darat. Tim medis yang diberangkatkan terdiri dari dokter spesialis bedah trauma, ortopedi, anastesi, perawat dan sopir ambulance emergency. Selain itu, diterjunkan juga tenaga manajemen seperti bagian keuangan dan SDM, sehingga bantuan yang dikerahkan berasal dari tenaga medis dan para medis.

Sedangkan peralatan dan kebutuhan logistik yang dibawa diantaranya obat-obatan, pen, gips, serta peralatan untuk perawan luka. Ada juga mobil ambulans dan tiga mobil umum yang dibawa untuk digunakan membantu evakuasi pasien. “Kami koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, yang akan berhubungan dengan Dinas Kesehatan Lombok, dimana nantinya kami akan ditempatkan. Tapi pada prinsipnya kami siap dimanapun ditempatkan,” sebutnya.

Menurut dr Sudartana, yang paling banyak dibutuhkan warga Lombok saat ini obat anti tetanus, antibiotika, dan penahan sakit. Selain itu, juga sangat dibutuhkan alat-alat perawatan luka seperti kain kasa, betadine, serta gips dan pen untuk alat sementara bagi yang patah tulang. “Tim kami yang berangkat akan berada selama dua hari di sana, mengassesment pasien di sana. Kalau memang pasien perlu dirujuk ke RSUP Sanglah, kami akan rujuk ke Sanglah. Karena saya dengar juga, sebagian besar rumah sakit di sana sudah tidak berfungsi, karena ada yang roboh, plafonnya jatuh, sehingga tidak mungkin mereka melakukan tindakan ekspan di situ,” imbuhnya. *ind

Komentar