Siswa Tewas Saat Latihan Gerak Jalan
Saat melintas di sekitar jalan raya Desa Bedulu, wajah Irawati pucat pertama kali diketahui oleh temannya sesama peserta gerak jalan.
GIANYAR, NusaBali
Siswa SMK Kesehatan Maharishi Gianyar, Ni Kadek Irawati,16, meregang nyawa saat mengikuti latihan gerak jalan, Senin (6/8) siang. Siswi asal Banjar Penginyahan, Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, ini menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan di UGD RSUD Sanjiwani Gianyar sekitar pukul 12.30 Wita.
Kepala SMK Kesehatan Maharishi Ir Anak Agung Sugianthara mengatakan, anak didiknya tersebut memang sedang mengikuti latihan gerak jalan menjelang Lomba Ketrampilan Baris Berbaris (LKBB) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Gianyar, Rabu (8/8) ini. Korban Irawati termasuk salah satu di antara puluhan peserta. Dijelaskan, latihan gerak jalan ini sudah berlangsung sejak sepekan. Rute yang ditempuh dari lokasi sekolah di Jalan Wanayu, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, menuju utara ke wilayah Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring. Setiap latihan, pihak sekolah sudah menyiapkan guru pendamping dan kendaraan di belakang pasukan. Pagi sebelum kejadian itu, kondisi seluruh anak didiknya yang akan latihan tampak sehat. "Sebelum berlatih gak ada keluhan, bahkan dia semangat latihan gerak jalan," terang Agung Sugianthara.
Saat melintas di sekitar jalan raya Desa Bedulu, wajah Irawati yang pucat pertama kali diketahui oleh temannya sesama peserta gerak jalan. Namun Irawati yang baru kelas X ini merasa masih mampu untuk bergerak. "Tapi, pas hampir selesai, temannya yang justru lihat wajahnya pucat. Lalu diajak keluar barisan. Saat ditanya, katanya tak enak badan, dadanya sesak," jelas Agung Sugianthara saat ditemui di UGD RSUD Sanjiwani Gianyar, kemarin. Setelah itu, Irawati diboyong ke sekolah. Pihak SMK yang memiliki lab kesehatan itu pun memberikan pertolongan pertama. "Di lab ditangani sama temannya yang perawat. Tapi malah kejang-kejang, lalu kami angkut kesini (RSUD Sanjiwani,Red)," terangnya. Dugaan sementara, berdasaskan diagnosa tim medis, korbn Irawati kena serangan jantung. "Diagnosanya jantung," ujarnya.
Sementara itu, pantauan NusaBali di UGD RS sanjiwani Gianyar ayah korban, I Wayan Sudiana, tampak syok. Dia pun terpaksa menerima kepergian anak keduanya ini. "Tiyang (saya) kaget karena anak tiyang sehat tadi pagi. Sabtu lalu memang mengeluh pusing, tapi sudah baikan makanya bisa sekolah tadi," jelasnya.
Dalam keseharian, anak perempuannya ini memang biasa ngajag (pulang-pergi) dari Payangan – SMK di Bedulu. Meski sempat tidak terima anaknya meninggal secara mendadak, Sudiana mengaku ikhlas. "Tuuh tahun lalu, ibunya juga meninggal mendadak. Gak ada sakit tiba-tiba saja meninggal. Mungkin sudah jalannya anak tiyang seperti ini," ungkapnya sedih. Tidak ada firasat aneh yang dia rasakan. Hanya saja, pikirannya sudah melayang ketika ada guru SMK ini datang jauh-jauh ke Payangan memberikan kabar bahwa Irawati pingsan di sekolah. Terhadap jenazah putrinya, Wayan Sudiana sudah melakukan rembuk keluarga. Hari itu juga, korban Irawati disiapkan uacara penguburan. "Hari ini juga harus pulang dan dikubur, keluarga di rumah sudah nyiapin banten," imbuhnya.
Kepala UPT Disdik Provinsi Bali di Gianyar Wayan Adi Sucita mengaku prihatin dengan kejadian ini. "Ya, ini musibah. Kita tidak pernah prediksi. Bagaimana supaya kedepan tidak terulang lagi. Agar guru dan pihak sekolah memperhatikan kondisi kesehatan siswa," jelasnya. *nvi
Siswa SMK Kesehatan Maharishi Gianyar, Ni Kadek Irawati,16, meregang nyawa saat mengikuti latihan gerak jalan, Senin (6/8) siang. Siswi asal Banjar Penginyahan, Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, ini menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan di UGD RSUD Sanjiwani Gianyar sekitar pukul 12.30 Wita.
Kepala SMK Kesehatan Maharishi Ir Anak Agung Sugianthara mengatakan, anak didiknya tersebut memang sedang mengikuti latihan gerak jalan menjelang Lomba Ketrampilan Baris Berbaris (LKBB) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Gianyar, Rabu (8/8) ini. Korban Irawati termasuk salah satu di antara puluhan peserta. Dijelaskan, latihan gerak jalan ini sudah berlangsung sejak sepekan. Rute yang ditempuh dari lokasi sekolah di Jalan Wanayu, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, menuju utara ke wilayah Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring. Setiap latihan, pihak sekolah sudah menyiapkan guru pendamping dan kendaraan di belakang pasukan. Pagi sebelum kejadian itu, kondisi seluruh anak didiknya yang akan latihan tampak sehat. "Sebelum berlatih gak ada keluhan, bahkan dia semangat latihan gerak jalan," terang Agung Sugianthara.
Saat melintas di sekitar jalan raya Desa Bedulu, wajah Irawati yang pucat pertama kali diketahui oleh temannya sesama peserta gerak jalan. Namun Irawati yang baru kelas X ini merasa masih mampu untuk bergerak. "Tapi, pas hampir selesai, temannya yang justru lihat wajahnya pucat. Lalu diajak keluar barisan. Saat ditanya, katanya tak enak badan, dadanya sesak," jelas Agung Sugianthara saat ditemui di UGD RSUD Sanjiwani Gianyar, kemarin. Setelah itu, Irawati diboyong ke sekolah. Pihak SMK yang memiliki lab kesehatan itu pun memberikan pertolongan pertama. "Di lab ditangani sama temannya yang perawat. Tapi malah kejang-kejang, lalu kami angkut kesini (RSUD Sanjiwani,Red)," terangnya. Dugaan sementara, berdasaskan diagnosa tim medis, korbn Irawati kena serangan jantung. "Diagnosanya jantung," ujarnya.
Sementara itu, pantauan NusaBali di UGD RS sanjiwani Gianyar ayah korban, I Wayan Sudiana, tampak syok. Dia pun terpaksa menerima kepergian anak keduanya ini. "Tiyang (saya) kaget karena anak tiyang sehat tadi pagi. Sabtu lalu memang mengeluh pusing, tapi sudah baikan makanya bisa sekolah tadi," jelasnya.
Dalam keseharian, anak perempuannya ini memang biasa ngajag (pulang-pergi) dari Payangan – SMK di Bedulu. Meski sempat tidak terima anaknya meninggal secara mendadak, Sudiana mengaku ikhlas. "Tuuh tahun lalu, ibunya juga meninggal mendadak. Gak ada sakit tiba-tiba saja meninggal. Mungkin sudah jalannya anak tiyang seperti ini," ungkapnya sedih. Tidak ada firasat aneh yang dia rasakan. Hanya saja, pikirannya sudah melayang ketika ada guru SMK ini datang jauh-jauh ke Payangan memberikan kabar bahwa Irawati pingsan di sekolah. Terhadap jenazah putrinya, Wayan Sudiana sudah melakukan rembuk keluarga. Hari itu juga, korban Irawati disiapkan uacara penguburan. "Hari ini juga harus pulang dan dikubur, keluarga di rumah sudah nyiapin banten," imbuhnya.
Kepala UPT Disdik Provinsi Bali di Gianyar Wayan Adi Sucita mengaku prihatin dengan kejadian ini. "Ya, ini musibah. Kita tidak pernah prediksi. Bagaimana supaya kedepan tidak terulang lagi. Agar guru dan pihak sekolah memperhatikan kondisi kesehatan siswa," jelasnya. *nvi
1
Komentar