Digoyang Gempa, Dua Sekolah Rusak Berat
Akibat kerusakan itu, buat sementara siswa yang menempati ruang kelas di lantai II dipindahkan ke ruang kelas lama.
BANGLI, NusaBali
Dua gedung sekolah yakni SMAN 1 Susut dan SMKN 1 Susut, Bangli, rusak parah akibat gempa berkekuatan 7 skala richter yang berpusat di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (58) malam. Di SMAN 1 Susut atap ruang kelas dari baja rata dengan tanah. Sementara atap bangunan lab multimedia SMKN 1 Susut ambrol dan sejumlah komputer rusak.
Kepala SMAN 1 Susut, I Dewa Gede Anom, mengatakan bangunan yang rusak terdapat hanya satu blok terdiri dari delapan kelas terdiri dua lantai. Akibat kejadian tersebut ruang kelas di lantai dua tidak bisa difungsikan. Buat sementara siswa yang menempati ruang itu dipindahkan ke ruang kelas lama. “Seluruh fasilitas masih ada di ruangan itu. Satu hari ini kegiatan pembelajaran tidak efektif karena masih persiapkan ruang belajar. Siswa kami masih memindahkan meja dan bangku,” jelas Dewa Anom, Senin (6/8).
Dewa Anom menambahkan, bangunan yang rusak adalah bangunan baru. Bangunan tersebut dulunya mangkrak cukup lama dan baru tahun lalu dipasangi keramik. “Bangunan belum finish, pintu dan jendela belum terisi. Proses pengerjaan dilakukan secara bertahap,” imbuhnya. Ruang kelas yang rusak ditempati oleh kelas XII IPS dan Bahasa. Menyiasati kondisi tersebut beberapa kelas digabung, khusus untuk kelas XII tetap mandiri. “Kelas XII tidak boleh diganggu. Untuk kelas X dan XI masih bisa digabung selain memang jumlah siswa tidak terlalu banyak,” terangnya.
Terpisah, Kepala SMKN 1 Susut, Ni Made Ciri Rimbawati, mengungkapkan bangunan yang rusak ada tida blok. Dua blok merupakan ruang kelas belajar (RKB) yakni bangunan lantai tiga dan satu lagi ruang lab multimedia di lantai dua. Dari ketiga blok tersebut kerusakan paling parah ada di lab Multimedia. “Ruang lab multimedia ada di lantai dua, sementara di bawahnya ada ruang guru dan pegawai. Kerusakan bangunan lainnya tidak terlalu parah, hanya beberapa genting berjatuhan,” ungkapnya.
Ciri Rimbawati langsung ke sekolah pasca gempa untuk memastikan kondisi sekolah. “Kami langsung mengecek barang-barang yang ada karena di dalam lab ada komputer dan perangkat lainnya. Satu uni komputer rusak tertimpa plafon,” jelasnya. Sementara komputer lainnya belum dicek apakah bisa dimanfaatkan lagi atau tidak. Malam itu juga komputer dipindah ke lokasi lebih aman dan ditutup dengan terpal agar tidak kena air hujan.
Bangunan yang jebol dibuat pada tahun 2015. Kerusakan sudah dilaporkan kepada UPT Dinas Pendidik Provinsi Bali di Bangli. “Atapnya harus dibangun ulang, entah nantinya kembali menggunakan baja seperti saat ini atau menggunakan kayu,” ujarnya. Ciri Rimbawati belum bisa memastikan jumlah kerugian akibat bencana gempa itu. Buat sementara lab multimedia tidak bisa dimanfaatkan, kegiatan belajar akan menggunakan lab akutansi maupun lab pemasaran. “Selama ini kami memang melakukan sistem rolling karena masih kekurangan ruang kelas,” ungkapnya.
Bupati Bangli I Made Gianyar meninjau langsung sejumlah lokasi yang mengalami kerusakan. Sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan palinggih mengalami kerusakan. “Kerugian material mencapai Rp 2 miliar lebih,” ungkap Bupati Made Gianyar. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Bangli, Wayan Karmawan, menambahkan rumah warga yang baru mendapatkan bantuan bedah rumah rata dengan tanah. “Akibat kejadian ini sejumlah warga mengalami luka, namun sudah cepat mendapat pertolongan dan tidak sampai ada korban jiwa,” sebutnya. *es
Dua gedung sekolah yakni SMAN 1 Susut dan SMKN 1 Susut, Bangli, rusak parah akibat gempa berkekuatan 7 skala richter yang berpusat di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (58) malam. Di SMAN 1 Susut atap ruang kelas dari baja rata dengan tanah. Sementara atap bangunan lab multimedia SMKN 1 Susut ambrol dan sejumlah komputer rusak.
Kepala SMAN 1 Susut, I Dewa Gede Anom, mengatakan bangunan yang rusak terdapat hanya satu blok terdiri dari delapan kelas terdiri dua lantai. Akibat kejadian tersebut ruang kelas di lantai dua tidak bisa difungsikan. Buat sementara siswa yang menempati ruang itu dipindahkan ke ruang kelas lama. “Seluruh fasilitas masih ada di ruangan itu. Satu hari ini kegiatan pembelajaran tidak efektif karena masih persiapkan ruang belajar. Siswa kami masih memindahkan meja dan bangku,” jelas Dewa Anom, Senin (6/8).
Dewa Anom menambahkan, bangunan yang rusak adalah bangunan baru. Bangunan tersebut dulunya mangkrak cukup lama dan baru tahun lalu dipasangi keramik. “Bangunan belum finish, pintu dan jendela belum terisi. Proses pengerjaan dilakukan secara bertahap,” imbuhnya. Ruang kelas yang rusak ditempati oleh kelas XII IPS dan Bahasa. Menyiasati kondisi tersebut beberapa kelas digabung, khusus untuk kelas XII tetap mandiri. “Kelas XII tidak boleh diganggu. Untuk kelas X dan XI masih bisa digabung selain memang jumlah siswa tidak terlalu banyak,” terangnya.
Terpisah, Kepala SMKN 1 Susut, Ni Made Ciri Rimbawati, mengungkapkan bangunan yang rusak ada tida blok. Dua blok merupakan ruang kelas belajar (RKB) yakni bangunan lantai tiga dan satu lagi ruang lab multimedia di lantai dua. Dari ketiga blok tersebut kerusakan paling parah ada di lab Multimedia. “Ruang lab multimedia ada di lantai dua, sementara di bawahnya ada ruang guru dan pegawai. Kerusakan bangunan lainnya tidak terlalu parah, hanya beberapa genting berjatuhan,” ungkapnya.
Ciri Rimbawati langsung ke sekolah pasca gempa untuk memastikan kondisi sekolah. “Kami langsung mengecek barang-barang yang ada karena di dalam lab ada komputer dan perangkat lainnya. Satu uni komputer rusak tertimpa plafon,” jelasnya. Sementara komputer lainnya belum dicek apakah bisa dimanfaatkan lagi atau tidak. Malam itu juga komputer dipindah ke lokasi lebih aman dan ditutup dengan terpal agar tidak kena air hujan.
Bangunan yang jebol dibuat pada tahun 2015. Kerusakan sudah dilaporkan kepada UPT Dinas Pendidik Provinsi Bali di Bangli. “Atapnya harus dibangun ulang, entah nantinya kembali menggunakan baja seperti saat ini atau menggunakan kayu,” ujarnya. Ciri Rimbawati belum bisa memastikan jumlah kerugian akibat bencana gempa itu. Buat sementara lab multimedia tidak bisa dimanfaatkan, kegiatan belajar akan menggunakan lab akutansi maupun lab pemasaran. “Selama ini kami memang melakukan sistem rolling karena masih kekurangan ruang kelas,” ungkapnya.
Bupati Bangli I Made Gianyar meninjau langsung sejumlah lokasi yang mengalami kerusakan. Sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan palinggih mengalami kerusakan. “Kerugian material mencapai Rp 2 miliar lebih,” ungkap Bupati Made Gianyar. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Bangli, Wayan Karmawan, menambahkan rumah warga yang baru mendapatkan bantuan bedah rumah rata dengan tanah. “Akibat kejadian ini sejumlah warga mengalami luka, namun sudah cepat mendapat pertolongan dan tidak sampai ada korban jiwa,” sebutnya. *es
Komentar