nusabali

Teater Layonsari Jaya Prana Tampil Memukau

  • www.nusabali.com-teater-layonsari-jaya-prana-tampil-memukau

Kisah cinta Layonsari-Jayaprana dari Buleleng yang sangat melegenda kembali ditampilkan dalam garapan teater pada malam penutupan Buleleng Festival (Bulfest) 2018, Senin (6/8) malam.

Dipoles Gambelan Selonding dan Aktor Senior


SINGARAJA, NusaBali
Garapan apik yang disutradarai Kadek Sonia Piscayanti itu tampil memukau dengan polesan baru. Selain dibawakan dengan memadukan seni pertunjukkan tradisional -  modern, pementasan juga diiringi gambelan Selonding dan partisipasi aktor senior Buleleng.

Dosen Undiksha ini menjelaskan, pemilihan kembali cerita Layonsari - Jayaprana dengan pelbagai pertimbangan. Salah satunya, cerita kisah cinta dua sejoli ini merupakan cerita asli dari Buleleng. Pementasan teater yang mengadopsi naskah AA Made Regeg ini dipersiapkan berbeda dari teater berjudul sama yang sudah sempat dipentaskan hingga ke luar negeri.

Menurut Sonia, demikian dosen yang sastrawati ini, dalam penyuguhan garapannya kali ini, lebih menggunakan pendekatan realistik. Berbeda jauh dengan garapan sebelumnya yang lebih menonjolkan unsur puitis.“Dalam garapan kali ini memang berbeda. Karena saya mengajak seniman tradisional yang berjarak dengan metafora dan unsur puitis naskah,” kata dia. Suasana semakin klasik tampak saat seluruh aktor dan aktris keluar menggunakan pakaian khas Bali dan diawali dengan geguritan Jayaprana sebagai pengantar narasi.

Unsur klasik pun terlihat sangat kental, saat Komunitas Mahima yang berkolaborasi dengan Sekaa Wantilan Berdaya, Desa Pakraman Buleleng, diiringi alunan Selonding dimainkan oleh seniman Buleleng, Made Pasca Wirsuta. Sonia mengklaim garapannya kali ini benar-benar berbeda dengan teater Layonsari-Jayaprana sebelumnya yang pernah dipentaskan di Eropa tahun 2014, di Ubud Writers and Readers Festival tahun 2014 dan di Buleleng Festival 2013.

Dalam garapannya kali ini pihaknya mengajak sejumlah aktor senior asli Buleleng yang usianya sudah tidak muda lagi. Namun semangat bersastranya sangat tinggi. Seperti Begug Mahardika berperan sebagai Patih Sawunggaling. Dia bermain sangat prima pada usia mendekati 70 tahun. Selain itu, Made Hardika,75, dan Gede Pastika,70 yang merupakan sesepuh asal Bale Agung, Buleleng. Serta lakon dan pengkarakteran sempurna dari pemain utama Pradana Arwila sebagai Jayaprana dan Sas Dewiyanti sebagai Layonsari. *k23

Komentar