Balai Arkeologi Paparkan Temuan Tinggalan Sejarah Tanjung Ser
Setelah hampir sebulan lebih melakukan penelitian di Tanjung Ser, Pemuteran, Kecamatan Gerokgak Buleleng, Balai Arkeologi Denpasar akhirnya mendiseminasikan atau memaparkan hasil penelitiannya pada Selasa (7/8), di Kantor Camat Gerokgak.
SINGARAJA, NusaBali
Hasil penelitian dengan temuan sejumlah pecahan gerabah dan cangkang kerang diikuti oleh sejumlah tokoh masyarakat, pemerintah desa dan instansi terkait.
Kepala Balai Arkeologi Denpasar I Gusti Made Suarbahwa yang didampingi ketua tim penelitinya Drs I Wayan Suantika menyimpulkan, dari hasil penelitian atas temuan dalam proses penggalian selama ini menyatakan dua 2000 tahun sebelumnya, di kawasan Tanjung Ser merupakan daerah permukiman. Bahkan didaerah it juga diduga pernah ada pelabuhan tua menyerupai eks Pelabuhan Buleleng. Hal tersebut disimpulkan dari sejumlah temuan pecahan gerabah berbagai bentuk yang merupakan sisa kehidupan yang zaman itu dipakai untuk dalam kehidupan sehari-hari. Pihaknya pun menjelaskan panjangnya rentang waktu kehidupan di Tanjung Ser juga dipengaruhi geografis yang sangat stategis nyegara bukit. Perbukitan yang sangat subur pada zaman itu disebut menyediakan bahan makanan baik tumbuhan dan hewan yang dapat diburu. Sedangkan di arah Utara yang berbatasan langsung dengan laut menyediakan ikan yang juga dipakai sumber makanan.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang mengapresiasi upaya penelitian yang dilakukan di Buleleng. Pihaknya pun berharap penelitian yang sama dapat berlanjut di Buleleng untuk mencari kejelasan sejarah dari situs dan peninggalan yang ditemukan. “Kami berharap penelitian bisa berlanjut untuk mengetahui kehidupan terdahulu du Buleleng yang merupakan daerah tua,” kata dia.
Pihaknya pun menjamin setelah penemuan sejumlah artefak di Tanjung Ser yang sebagian besar kemudian diserahkan kembali ke pihak desa, akan diamankan pemerintah desa. Dinas Kebudayaan yang menaungi benda peninggalan sejarah ini juga mengaku akan membantu proses pemeliharaannya. Dia menekankna kepada perbekel dan warga setempat setelah adanya temuan sejarah di Tanjung Ser, agar memperketat masuknya orang asing. Desa diharapka tetap melakukan pemantauan, sehingga tidak ada benda peninggalan disana yang dibawa orang asing ke luar negeri. “kami tekankan untuk pemantauan dan tidak sembarang ornag bisa masuk kesana. Kalau memang ada, kami mohon agar dihantar langsung pihak desa,” ungkap dia. *k23
Kepala Balai Arkeologi Denpasar I Gusti Made Suarbahwa yang didampingi ketua tim penelitinya Drs I Wayan Suantika menyimpulkan, dari hasil penelitian atas temuan dalam proses penggalian selama ini menyatakan dua 2000 tahun sebelumnya, di kawasan Tanjung Ser merupakan daerah permukiman. Bahkan didaerah it juga diduga pernah ada pelabuhan tua menyerupai eks Pelabuhan Buleleng. Hal tersebut disimpulkan dari sejumlah temuan pecahan gerabah berbagai bentuk yang merupakan sisa kehidupan yang zaman itu dipakai untuk dalam kehidupan sehari-hari. Pihaknya pun menjelaskan panjangnya rentang waktu kehidupan di Tanjung Ser juga dipengaruhi geografis yang sangat stategis nyegara bukit. Perbukitan yang sangat subur pada zaman itu disebut menyediakan bahan makanan baik tumbuhan dan hewan yang dapat diburu. Sedangkan di arah Utara yang berbatasan langsung dengan laut menyediakan ikan yang juga dipakai sumber makanan.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang mengapresiasi upaya penelitian yang dilakukan di Buleleng. Pihaknya pun berharap penelitian yang sama dapat berlanjut di Buleleng untuk mencari kejelasan sejarah dari situs dan peninggalan yang ditemukan. “Kami berharap penelitian bisa berlanjut untuk mengetahui kehidupan terdahulu du Buleleng yang merupakan daerah tua,” kata dia.
Pihaknya pun menjamin setelah penemuan sejumlah artefak di Tanjung Ser yang sebagian besar kemudian diserahkan kembali ke pihak desa, akan diamankan pemerintah desa. Dinas Kebudayaan yang menaungi benda peninggalan sejarah ini juga mengaku akan membantu proses pemeliharaannya. Dia menekankna kepada perbekel dan warga setempat setelah adanya temuan sejarah di Tanjung Ser, agar memperketat masuknya orang asing. Desa diharapka tetap melakukan pemantauan, sehingga tidak ada benda peninggalan disana yang dibawa orang asing ke luar negeri. “kami tekankan untuk pemantauan dan tidak sembarang ornag bisa masuk kesana. Kalau memang ada, kami mohon agar dihantar langsung pihak desa,” ungkap dia. *k23
1
Komentar