nusabali

Undiksha Sah Buka Prodi Kedokteran

  • www.nusabali.com-undiksha-sah-buka-prodi-kedokteran

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Buleleng akhirnya mengantongi izin Program Studi (Prodi) Kedokteran yang diperjuangkan selama ini.

Izinnya Sudah Diserahkan Langsung Menristekdikti Kemarin


SINGARAJA, NusaBali
Surat Keputusan (SK) tentang Izin Prodi Kedokteran tersebut telah diserahkan langsung Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof H Mohammad Nasir saat kuliah umum di Gedung Auditorium Undiksha Singaraja, Rabu (8/8). Undiksha Singaraja pun langsung membuka pendaftaran calon mahasiswa Prodi Kedokteran.

SK Menristekdikti Nomor 574/KPT/2018 tentang izin pembukaan Prodi Kedokteran, Program Sarjana, Prodi Pendidikan Profesi Dokter, dan Program Profesi tersebut diserahkan Menristekdikti kepada Rektor Undiksha Singaraja, Dr I Nyoman Jampel. Dalam acara tersebut, Rektor Undiksha didampingi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ST dan Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra SpOG. Penyerakan SK disaksikan jajaran pejabat, undangan, serta dosen dan mahasiswa Un-diksha yang hadir dalam kuliah umum Menristekdikti.

Usai memberikan kuliah umum terkait ‘Peran Perguruan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0’, Menristekdikti Prof Mohammad Nasir mengatakan Prodi Pendidikan Kedokteran di Undiksha Singaraja akhirnya disepakati pemerintah pusat, setelah mempertimbangkan berbagai hal. Pertama, wilayah Bali yang sangat luas belum dapat diakomodasi oleh Pedidikan Kedokteran yang selama ini sudah ada di Bali Selatan (Unud dan Unwar, Red). Bahkan, penduduk Bali Utara yang jumlahnya sangat banyak juga berpeluang tinggi untuk memilih Pendidikan Kedokteran.

“Kalau orang Bali Utara harus ke selatan semua, rasanya tidak cukup. Bagaimana kita kembangkan pendidikan ini agar kualitas dijaga, mutu dijamin. Jangan sampai kualitas dan mutu menjadi korban. Maka, Prodi Pendidikan Kedokteran dibuka di Undiksha untuk pemerataan kesehatan yang ada di Indonesia,” tandas Prof Nasir.

Setelah dibukanya Prodi Kedokteran di Undiksha Singaraja, Prof Nasir berharap program ini dapat berjalan dengan baik. Undiksha juga diharapkan dapat belajar dan mencari bimbingan universitas besar yang selama ini sudah menjalankan Prodi Kedokteran-nya. “Penerimaan mahasiswa Prodi Kedokteran tahun pertama di Undiksha hendaknya dibatasi masksimal 50 orang,” saran Prof Nasir.

Sementara itu, Rektor Undiksha Singaraja Dr Nyoman Jampel mengaku sangat bahagia dengan capaian yang diraih kampusnya. Menurut Dr Jampel, perjuangan untuk mendapatkan izin Prodi Kedokteran bagi Undiksha ini adalah perjuangan yang panjang selama 13 tahunm sejak 2005. Diawali dengan merekrut dokter yang sekarang sudah bergealr Doktor, Spesialis, dna Master. Kemudian, timnya mulai bergerak tahun 2010. “Namun, karena ada moratorium, penyempurnaan dan pengu-sulan proposal baru dilakukan tahun 2015,” kenang Dr Jampel.

Dengan segenap persiapan yang sudah dilakukan, kata Dr Jampel, serangkaian proses pun dijalani. Sampai akhirnya proses visitasi yang menyatakan Undiksha Singaraja layak untuk membuka Prodi Kedokteran. Sebelumnya, Undiksha sempat mengalami kegalauan untuk dapatkan penetapan izin Prodi Kedokteran ini. Sebab, masih menunggu kajian instansi terkait seperti Konsil Dokter Indonesia (KKI), Ikatan Dokter Indoneisa (IDI), Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI), dan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes).

“Perjuangan untuk Prodi Kesehatan tidak sama dengan Prodi lainnya yang cukup sampai di Ditjen Dikti. Selain kesiapan sarana prasarana, juga harus ada persetujuan dari lembaga dan instansi terkait,” papar Dr Jampel.

Kini, dengan SK Pembukaan Prodi Kedokteran yang sudah di tangan, pihaknya segera akan membuka pendafataran mahasiswa baru tahun ajaran 2018/2019 ini. Rencananya, pengumuman dan pendafatran mahasiswa baru Prodi Kedokteran Undiksha akan dilakukan 10-31 Agustus 2018. Bulan September 2018, seluruh mahasiswa di semua Prodi diharapkan sudah mengikuti perkuliahan sesuai dengan kalender pendidikan. Proses seleksi mahasiswa Prodi Kedokteran Undiksha akan dilakukan cukup ketat, dengan sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan tes online yang soal-soalnya dari pusat.

Menurut Dr Jampel, dari tes tersebut akan diambil dan ditentukan kelulusan passing grade tertinggi, sehingga input mahasiswa Prodi Kedokteran benar-benar berkualitas. Mahasiswa Prodi Kedokteran angkatan pertama sudah disiapkan gedung perkuliahan di Kampus Undiksha Jinengdalem, Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng, gabung dengan Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK).

Dr Jampel menjelaskan, setelah Prodi Kedokteran berjalan, pihaknya akan mengusulkan program ini berdiri sebagai Fakultas Kedokteran Undiksha Singaraja ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

Bagaimana dengan kesiapan sarana-prasana dan SDM dosen? Menurut Dr Jampel, sejauh ini Undiksha Singaraja sudah siap 100 persen untuk melaksnaakan Prodi Kedokteran ini. Pihaknya sudah memiliki 13 dokter dan belasan dosen lainnya yang akan mengajar di Prodi Kedokteran. Dalam proses perkuliahan Prodi Kedokteran nanti, Undiksha bekerjasama dengan RSUD Buleleng sebagai Rumah Sakit Pendidikan Tipe Paripurna. Selain itu, juga bekerjasama dengan RSUD Mangusada Badung di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi.

Sementara, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengaku turut bahagia dengan keluarnya izin Prodi Kedokteran di Undiksha. “Ini luar biasa bagi kita. Selama ini, di Indonesia Timur disebut masih kekurangan dokter terus. Nah, bagaimana Undiksha nanti bisa menjadi motor penggerak dokter Indonesia Timur,” tandas Agus Suradnyana seusai acara penyerahan izin Prodi Kedokteran di Undiksha Singaraja, Rabu kemarin.

Agus Suradnyana menegaskan, Pemkab Buleleng akan mendukung terus apa yang diperlukan Undiksha, khususnya yang menyangkut penemuhan sarana-prasarana Prodi Kedokteran. Dengan adanya Prodi Kedokteran ini, Buleleng mendapatkan hal berkualitas di bidang kesehatan. Dan, dengan dibukanya Prodi Kedokteran di Undiksha, nantinya akan membawa dampak di berbagai bidang.

“Tidak hanya sekadar terima mahasiswa, tapi multiplayer-nya luar biasa. Kalau ini jalan, RSUD Buleleng bisa jadi rumah sakit rujukan di daerah sekitar. Maka, Buleleng akan ramai. Tidak hanya dari sektor pariwisata saja, tapi maaf orang sakit pun akan datang memberikan multiplayer efek buat Buleleng,” tandas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini. *k23

Komentar