Setahun Lalu, Beringin di Pura Melanting Sempat Ligir
Musibah kebakaran Pasar Seni Ubud, Gianyar, Kamis (24/3) pagi, tidak terlepas dari kisah mistis.
Mistik di Balik Musibah Kebakaran Pasar Seni Ubud, Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Setahun sebelum terbakarnya bangunan Blok A (bagian Belakang) Pasar Seni Ubud hingga menghanguskan 140 kios dan toko ini, sempat terjadi peristiwa aneh: pohon Beringin di areal Pura Melanting mendadak ligir (daunnya rontok).
Pamangku Pura Melanting, Pasar Ubud, Ida Bagus Yadnya, 64, menyatakan dirinya ingat betul bagaimana pohon Beringin di areal pura ketika itu ligir hingga nyaris tak berdaun. Dia pun sempat penasaran, karena tidak lazim pohon Beringin yang terkenal rimbun, justru ligir. Setahun setelah kasus ligirnya pohon Beringin, kini Pasar Ubud justru terbakar. “Kecuali pohon Beringin ligir setahun lalu, saya yang tiap hari ngayah di Pura Melanting tidak punya firasat apa-apa atas kebakaran Pasar Ubud ini,” kenang IB Yadnya kepada NusaBali, jumat (25/3).
Menurut IB Yadnya, karena teringat peristiwa pohon Beringin ligir setahun lalu, maka saat musibah kebakaran di Blok A Pasar Ubud, Kamis pagi, dirinya langsung sembahyang di Pura Melanting. Dia sembahyang bersama beberapa krama, termasuk Kepala Pasar Ubud, I Wayan Sukadana. Tujuannya, nunas ica (memohon anugerah) kepada Ida Batara-batari yang malinggih (berstana) di Pura Melanting, sehingga api yang berkobar segara dapat dipadamkan.
Terkait musibah kebakaran tersebut, lanjut IB Yadnya, pihaknya akan menggelar upacara Pecaruan Alit pada Saniscara Kliwon Krulu, Sabtu (26/3) siang ini pukul 12.00 Wita. Tujuannya, untuk membersihkan leteh (kekotoran niskala) akibat kebakaran.
Sejauh ini, pihaknya belum sempat nunas baos (mohon pertunjuk niskala) terkait musibah kebakaran Pasar Ubud. "Mungkin setelah upacara Pecaruan Alit besok (hari ini), kami akan nunas baos," kata IB Yadnya.
Terkait adanya jalan membelah areal Pasar Ubud yang secara niskala diduga sebagai pemicu musibah, IB Yadnya tidak berani memastikannya. Jalan arah utara-selatan yang membelah areal Pasar Ubud itu sendiri dibangun Pemkab Gianyar tahun 2008, bersamaan dengan renovasi bangunan Blok A. “Apa jalan itu ada kaitannya dengan peristiwa kebakaran, saya tidak tahu,” jelas IB Yadnya.
IB Yadnya merupakan salah satu korban musibah kebakaran Pasar Ubud. Sebab, lapak dagangannya di Lantai II Pasar Ubud ludes terbakar, hingga menderita kerugian Rp 100 juta. Selain IB Yadnya, Pamangku Pura Taman Sari, Desa Pakraman Ubud, I gusti Aji Mangku, 45, juga ikut jadi korban kebakaran Pasar Ubud. Untungnya, korban Aji Mangku masih sempat menyelamatkan barang dagangannya berupa baju, kain, dan patung.
Aji Mangku mengaku derita kerugian sekitar Rp 100 juta. Sehari sebelum kebakaran pasar itu, Aji Mangku sempat mendapatkan tanda-tanda agak aneh. “Saya berhasil menjual barang dalam jumlah tiga kali lipat dibandingkan hari-hari biasnya. Tapi, saya tak menyangku ujungnya seperti ini,” tutur Aji Mangku.
Bangunan Blok A Pasar Ubud sendiri ludes terbakar, Kamis subuh pukul 05.00 Wita. Akibatnya, sebanyak 134 lapak pedagang dan 6 toko yang berada di Lantai I dan Lantai II hangus terbakar. Kelapa Pasar Ubud, Wayan Sukadana, 44, menyatakan hingga Jumat kemarin belum diketahui pasti apa penyebab kebakaran dan berapa total kerugian material. Rencananya, kata dia, para pedagang korban kebakaran akan dicarikan lokasi agar bisa segera berjualan kembali. "Kita carikan lokasi jualan di sekitar Pasar Ubud," ujar Sukadana.
Sedangkan Kapolsek Ubud, Kompol Ketut Widiada, menyatakan hasil identifikasi terkait penyebab kebakaran baru akan keluar lima hari sejak olah TKP. “Banyak kemungkinan penyebab kebakaran. Saat ini, kami masih menunggu hasil inditifikasi,” jelas Kapolsek Ketut Widiada, Jumat kemarin. 7 cr62,lsa
Komentar